easter-japanese

Nandā, lihatlah kantong tulang-belulang ini sebagai Penyakit, kotor, dan busuk. Dengan pikiran terpusat dan tenang, Bermeditasilah pada aspek keburukan jasmani.

Bermeditasilah pada tanpa gambaran, Tinggalkan kecenderungan tersembunyi pada keangkuhan; Dan ketika engkau memahami keangkuhan, Engkau akan hidup dengan damai.

Demikianlah Sang Buddha secara rutin menasihati bhikkhunī senior Nandā melalui syair-syair ini.

Di antara tujuh faktor pencerahan, Jalan untuk mencapai pemadaman, Aku telah mengembangkannya semua, Persis seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Karena Aku telah melihat Sang Bhagavā, Dan kantong tulang-belulang ini adalah yang terakhir bagiku. Transmigrasi melalui kelahiran-kelahiran telah usai, Sekarang tidak ada lagi kehidupan di masa depan.

Demikianlah syair-syair ini dilafalkan oleh bhikkhunī senior Jentā.

Aku terbebaskan dengan baik, terbebaskan dengan baik, Terbebaskan dengan sangat baik! Angin tidak tahu malu dari aluku dulu bertiup; Periuk kecilku berbau bagai seekor belut.

Sekarang, sehubungan dengan keserakahan dan kebencian: Aku menghanguskannya hingga mendesis. Setelah mendatangi bawah pohon, Aku bermeditasi dengan bahagia, dengan berpikir, “Oh, betapa bahagianya!”

Harga untuk pelayananku Bernilai negeri Kāsi. Dengan menetapkan harga itu, Warga kota membuatku tak ternilai.

Kemudian, dengan menumbuhkan kekecewaan pada bentukku, Aku menjadi bosan. Jangan lagi melanjutkan perjalanan, Bertransmigrasi melalui kelahiran berulang-ulang! Aku telah merealisasikan tiga pengetahuan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

Walaupun aku kurus, Sakit, dan sangat lemah, Aku mendaki gunung, Dengan bersandar pada sebatang tongkat.

Setelah menghamparkan jubah luarku, Dan membalikkan mangkukku, Dengan bersandar pada batu, Aku menghancurkan kumpulan kegelapan.

Walaupun dalam kesakitan, Lemah, kemudaanku telah lama sirna, Aku mendaki gunung, Dengan bersandar pada sebatang tongkat.

Setelah menghamparkan jubah luarku Dan membalikkan mangkukku, Dengan duduk di atas batu, Batinku terbebaskan. Aku telah mencapai tiga pengetahuan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

Aku bergembira dalam kumpulan para dewa, Setelah melaksanakan uposatha Yang lengkap dalam seluruh delapan faktor, Pada tanggal empat belas dan lima belas,

Dan hari ke delapan dwimingguan, Serta pada hari-hari dwimingguan khusus. Hari ini aku makan hanya satu kali sehari, Rambutku tercukur, aku mengenakan jubah luar. Aku tidak mendambakan kumpulan para dewa, Karena kesusahan telah lenyap dari batinku.

[Putranya, Abhaya Thera:]

Ibuku sayang, aku memeriksa tubuh ini, Dari telapak kaki ke atas, Dan dari ujung rambut ke bawah, Begitu kotor dan berbau busuk.

Dengan bermeditasi seperti ini, Segala nafsuku terhapuskan. Demam nafsu terpotong, Aku sejuk dan padam.

Abhayā, tubuh ini rapuh, Namun orang-orang biasa melekat padanya. Aku akan membaringkan tubuh ini, Dengan sadar dan penuh perhatian.

Walaupun tunduk pada begitu banyak hal menyakitkan, Aku telah, melalui kecintaanku pada ketekunan, Mencapai akhir ketagihan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.

Empat atau lima kali Aku meninggalkan tempat kediamanku. Aku telah gagal menemukan kedamaian batin, Atau kendali apapun atas pikiranku. Sekarang ini adalah malam ke delapan Sejak ketagihan terhapuskan

Walaupun tunduk pada begitu banyak hal menyakitkan, Aku telah, melalui kecintaanku pada ketekunan, Mencapai akhir ketagihan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.