easter-japanese

Tidurlah dengan damai, bhikkhunī kecil, Terbalut jubah yang engkau jahit sendiri; Karena keinginanmu telah dipadamkan, Bagai sayuran rebus mengering dalam panci.

Demikianlah syair ini dilafalkan oleh seorang bhikkhunī tertentu yang tidak diketahui namanya.

Muttā, terbebaslah dari belenggumu, Bagaikan bulan yang terbebas dari cengkeraman Rāhu, sang gerhana. Ketika batinmu terbebaskan, Nikmatilah makananmu yang bebas dari utang.

Demikianlah Sang Buddha secara rutin menasihati calon bhikkhunī Muttā melalui syair ini.

Puṇṇā, penuhilah dengan kualitas-kualitas baik, Bagaikan bulan pada tanggal lima belas, Ketika kebijaksanaanmu penuh, hancurkanlah kumpulan kegelapan.

Demikianlah syair ini dilafalkan oleh bhikkhunī senior Puṇṇā.

Tissā, berlatihlah dalam latihan-latihan— Jangan biarkan latihan berlalu. Terlepas dari segala kemelekatan, Hiduplah dalam dunia yang bebas dari kekotoran.

Tissā, kerahkan dirimu untuk mendapatkan kualitas-kualitas baik— Jangan biarkan momen ini berlalu. Karena jika engkau kehilangan momenmu, Engkau akan bersedih ketika engkau dikirim ke neraka.

Dhīrā, sentuhlah lenyapnya, Diamnya persepsi yang membahagiakan. Menangkanlah pemadaman, Suaka tertinggi.

Ia dikenal sebagai Vīrā karena kualitas-kualitas keberaniannya, Seorang bhikkhunī dengan indria-indria terkembang. Ia membawa jasmani terakhirnya, Setelah menumpas Māra dan tunggangannya.

Setelah meninggalkan keduniawian karena keyakinan, Hargailah teman-teman spiritualmu, Mittā. Kembangkanlah kualitas-kualitas terampilmu Demi menemukan suaka.

Setelah meninggalkan keduniawian karena keyakinan, Hargailah berkah-berkahmu, Bhadrā. Kembangkanlah kualitas-kualitas terampil Demi suaka tertinggi.

Upasamā, seberangilah banjir, Wilayah kematian yang sulit dilewati. Setelah engkau menumpas Māra dan tunggangannya, Bawalah jasmani terakhirmu.

Aku terbebaskan dengan baik, terbebaskan dengan sangat baik, Terbebaskan dari tiga hal yang membuatku menurut: lumpang, alu, Dan suamiku yang bungkuk. Aku terbebas dari kelahiran dan kematian; Kemelekatan pada kelahiran kembali dihancurkan.

Seorang yang bersemangat dan berketetapan Akan dipenuhi dengan kewaspadaan. Seorang yang batinnya tidak terikat pada kenikmatan indria Dikatakan sebagai mengarah menuju arus naik.

Penuhilah Ajaran Sang Buddha, Yang setelahnya engkau tidak akan menyesal. Setelah dengan segera mencuci kakimu, Duduklah di tempat sunyi untuk bermeditasi.

Setelah melihat elemen-elemen sebagai penderitaan Jangan terlahir kembali lagi Ketika engkau telah meninggalkan keinginan pada kelahiran kembali, Engkau akan hidup dengan damai.

Aku terkekang Dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Setelah mencabut akar ketagihan dan segalanya, Aku sejuk dan padam.

Tidurlah dengan damai, nyonya tua, Terbalut jubah yang engkau jahit sendiri; Karena keinginanmu telah dipadamkan, Engkau sejuk dan padam.

Aku berjalan menerima dana makanan Walaupun lemah, bersandar pada tongkat. Kakiku terhuyung-huyung Dan aku jatuh di tanah di sana. Melihat bahaya pada tubuh ini, Batinku terbebaskan.

Setelah meninggalkan rumahku, anakku, ternakku, Dan semua yang kucintai, aku meninggalkan keduniawian. Setelah meninggalkan keinginan dan benci, Setelah menghalau ketidaktahuan, Dan setelah mencabut akar ketagihan dan segalanya, Aku padam dan damai.