Thag 674-704
Bab Lima Belas
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- “Keyakinanku tumbuh Ketika aku mendengarkan Dhamma, yang begitu penuh dengan rasa. Kebosanan adalah Dhamma yang diajarkan, Tanpa cengkeraman sama sekali.”
- “Ada banyak hal indah Dalam lingkaran bumi ini; Aku percaya, bahwa hal-hal itu mengganggu pikiran seseorang, Indah, mengundang nafsu.
- Seperti halnya hujan yang dapat meredakan Debu yang tertiup oleh angin; Demikian pula pemikiran-pemikiran mereda Ketika dilihat dengan pehamaman.
- Segala kondisi adalah tidak kekal – Jika hal ini dilihat dengan pemahaman, Maka seseorang berbalik dari penderitaan: Ini adalah jalan menuju pemurnian.
- Segala kondisi adalah penderitaan – Jika hal ini dilihat dengan pemahaman, Maka seseorang berbalik dari penderitaan: Ini adalah jalan menuju pemurnian.
- Segala kondisi adalah bukan-diri – Jika hal ini dilihat dengan pemahaman, Maka seseorang berbalik dari penderitaan: Ini adalah jalan menuju pemurnian.
- Bhikkhu senior Koṇḍañña, yang tercerahkan Persis setelah Sang Buddha, sangat penuh semangat. Ia telah meninggalkan kelahiran dan kematian, Dan telah menyempurnakan kehidupan spiritual.
- Terdapat banjir-banjir, jerat-jerat, dan tiang-tiang kokoh, Dan gunung yang sulit dipecahkan; Dengan mematahkan tiang-tiang dan jerat-jerat, Dengan memecahkan gunung yang sulit dipecahkan, Dengan menyeberang ke pantai seberang, Seorang yang mempraktikkan jhāna terbebaskan dari belenggu Māra.
- Seorang bhikkhu yang sombong dan goyah, Dengan mengandalkan teman-teman yang jahat, Tenggelam dalam banjir besar, Dikuasai ombak.
- Tetapi seorang yang rendah hati dan stabil, Terkendali, dengan indria-indria terkekang, Bijaksana, dengan teman-teman yang baik, Akan mengakhiri penderitaan.
- Dengan lutut menonjol, Kurus, dengan urat-urat saling silang di kulitnya, Makan dan minum secukupnya – Semangat orang ini tidak mengendur.
- Diganggu oleh lalat dan nyamuk Di dalam hutan yang menakjubkan; Seseorang harus dengan penuh perhatian menahankan, Bagaikan seekor gajah di garis depan pertempuran.
- Aku tidak mendambakan kematian; Aku tidak mendambakan kehidupan; Aku menunggu waktuku, Bagaikan seorang pekerja menunggu upahnya.
- Aku tidak mendambakan kematian; Aku tidak mendambakan kehidupan; Aku menunggu waktuku, Sadar dan penuh perhatian.”
- Aku telah melayani Sang Guru Dan memenuhi ajaran Sang Buddha Beban berat telah diturunkan, Aku telah melepaskan kemelekatan untuk terlahir kembali Ke dalam kehidupan apapun juga.
- Aku telah mencapai tujuan Yang karenanya aku meninggalkan keduniawian Dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah – Apalah gunanya aku bagi para siswa?”
- Seseorang yang telah menjadi Tercerahkan sebagai seorang manusia, Jinak, dengan samādhi, Mengikuti jalan spiritual, Gembira dalam kedamaian pikiran.
- Dihormati oleh orang-orang, Melampaui segala sesuatu Bahkan para dewa menghormatinya; Demikianlah yang kudengar dari Sang Arahant.
- Beliau telah melampaui segala belenggu, Dan membebaskan diri dari kekusutan, Bersenang dalam pelepasan kenikmatan-kenikmatan indriawi, Beliau terbebaskan bagaikan emas yang terbebas dari batu.
- Gajah itu lebih cemerlang daripada segalanya, Bagaikan Himāyala yang lebih cemerlang daripada gunung-gunung lainnya. Di antara semua yang disebut “gajah”, Beliau sungguh telah disebutkan dengan benar, dan tak tertandingi.
- Kepadamu Aku memuji gajah ini, Karena Beliau tidak melakukan kesalahan apapun. Kedua kaki depan sang gajah Lembut dan tidak mencelakai.
- Perhatian dan penyadaran Adalah kaki-kaki lainnya dari sang gajah. Keyakinan adalah belalainya yang besar, Dan keseimbangan adalah gadingnya.
- Perhatian adalah lehernya, kepalanya adalah pemahaman – Penyelidikan dan refleksi pada fenomena-fenomena – Perutnya adalah perapian suci Dhamma, Ekornya adalah keterasingan.
- Dengan mempraktikkan jhāna, bersenang dalam napas, Tenang dalam dirinya. Gajah itu tenang ketika berjalan, Gajah itu tenang ketika berdiri.
- Gajah itu tenang ketika berbaring, Dan ketika duduk, gajah itu tenang. Gajah itu terkekang di manapun juga: Ini adalah pencapaian gajah itu.
- Beliau memakan hal-hal yang tidak tercela, Beliau tidak memakan hal-hal yang tercela. Ketika Beliau menerima makanan dan jubah, Beliau tidak menyimpannya.
- Setelah memotong segala ikatan, Belenggu-belenggu yang besar mau pun kecil, Kemanapun Beliau pergi, Beliau pergi tanpa kerinduan
- Bagaikan sekuntum teratai putih, Harum dan indah, Tumbuh dalam air dan berkembang di sana, Tetapi air tidak melekatinya.
- Demikian pula Sang Buddha terlahir di dunia ini, Dan hidup di dunia ini, Tetapi dunia tidak melekati Beliau, Seperti air tidak melekati teratai.
- Api yang berkobar besar Padam ketika bahan bakarnya habis; Ketika arang-arangnya tidak menyala lagi Itu dikatakan sebagai “padam”.
- Perumpamaan ini diajarkan oleh sang bijaksana Untuk mengungkapkan maknanya secara jelas. Gajah-gajah besar akan memahami Apa yang diajarkan gajah kepada gajah.
- Bebas dari keinginan, bebas dari kebencian, Bebas dari delusi, tanpa kekotoran, Sang gajah, dengan meninggalkan tubuh mereka, Merealisasikan nibbāna tanpa kekotoran.