Thag 494-517
Bab Delapan
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- Jangan terlibat dalam banyak pekerjaan, Hindari orang-orang, dan jangan berusaha untuk mendapatkan lebih banyak barang kebutuhan. Jika engkau berhasrat dan serakah atas rasa kecapan, Engkau akan kehilangan tujuan yang menghasilkan kebahagiaan itu.
- Mereka mengetahui bahwa ini sungguh adalah lumpur, Penghormatan dan pemujaan ini Di antara keluarga-keluarga terhormat. Kehormatan adalah anak panah halus, sulit dicabut, Dan sulit bagi seorang jahat untuk melepaskannya.
- Perbuatanmu tidaklah buruk Karena apa yang dilakukan orang lain. Engkau sendiri yang seharusnya tidak berbuat buruk, Karena orang-orang memiliki perbuatan sebagai kerabatnya.
- Engkau bukanlah seorang penjahat Karena apa yang dikatakan orang lain, Dan engkau bukanlah seorang bijaksana Karena apa yang dikatakan orang lain; Akan tetapi sebagaimana engkau mengenali dirimu sendiri, Demikianlah para dewa akan mengenalimu.
- Orang-orang lain tidak mengerti Bahwa di sini kita mendekati akhir Mereka yang memahami hal ini Mengakhiri pertengkaran mereka.
- Seorang bijaksana bertahan hidup, Bahkan setelah kehilangan kekayaannya; Tetapi tanpa memperoleh kebijaksanaan, Bahkan seorang kaya tidak benar-benar hidup.
- Semua yang didengar dengan telinga, Semua yang dilihat dengan mata, Para bijaksana tidak memikirkan semua itu Bahwa yang dilihat dan didengar Adalah selayaknya ditolak.
- Walaupun Engkau memiliki mata, jadilah seolah-olah buta; Walaupun Engkau memiliki telinga, jadilah seolah-olah tuli; Walaupun Engkau memiliki kebijaksanaan, jadilah seolah-olah bodoh; Walaupun Engkau memiliki kekuatan, jadilah seolah-olah lemah; Kemudian, ketika tujuan telah terealisasikan, Engkau boleh berbaring di atas ranjang-kematianmu.
- Tanpa kemarahan atau kekesalan, Tanpa kebohongan, dan meninggalkan fitnah, Seorang bhikhu demikian, seimbang, Tidak berdukacita setelah kematian.
- Tanpa kemarahan atau kekesalan, Tanpa kebohongan, dan meninggalkan fitnah, Seorang bhikhu dengan pintu-pintu indria terjaga, Tidak berdukacita setelah kematian.
- Tanpa kemarahan atau kekesalan, Tanpa kebohongan, dan meninggalkan fitnah, Seorang bhikhu dengan moralitas baik Tidak berdukacita setelah kematian.
- Tanpa kemarahan atau kekesalan, Tanpa kebohongan, dan meninggalkan fitnah, Seorang bhikhu dengan teman-teman yang baik, Tidak berdukacita setelah kematian.
- Tanpa kemarahan atau kekesalan, Tanpa kebohongan, dan meninggalkan fitnah, Seorang bhikhu dengan kebijaksanaan yang baik, Tidak berdukacita setelah kematian.
- Siapapun yag berkeyakinan pada Sang Tathāgatha, Yang tak tergoyahkan dan tegak dengan kokoh, Yang etikanya baik, Menyenangkan bagi para mulia, dan terpuji.
- Yang berkeyakinan pada Saṅgha, Dan yang penglihatannya lurus – Mereka disebut “bebas dari kemiskinan”; Kehidupan mereka tidak sia-sia.
- Oleh karena itu seorang bijaksana akan menekuni Keyakinan, moralitas, Kepercayaan, dan penglihatan Dhamma, Mengingat ajaran para Buddha.
- Ketika aku pertama kali melihat Sang Guru, Yang bebas dari ketakutan dari segala arah, Aku terpesona, Karena aku melihat manusia terbaik.
- Jika engkau beruntung Menemukan seorang guru demikian, Tetapi engkau menolaknya, Maka engkau akan kehilangan kesempatanmu.
- Maka aku meninggalkan anak-anak dan istriku, Kekayaan dan hasil panenku; Aku memotong ambut dan janggutku, Dan meninggalkan keduniawian menuju kehidupan tanpa rumah.
- Dengan memiliki latihan dan penghidupan monastik, Indria-indriaku terkekang dengan baik, Memberi hormat kepada Sang Buddha, Aku berdiam tak terkalahkan.
- Kemudian aku betekad, Keinginan tulusku: Aku tidak akan duduk, bahkan untuk sesaat, Hingga anak panah ketagihan tercabut.
- Sewaktu aku berdiam seperti ini, Lihatlah kegigihan dan usahaku! Aku telah mencapai tiga pengetahuan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Aku mengetahui kehidupan lampauku; Mata-batinku jernih, Aku adalah seorang Arahant, layak menerima persembahan. Terbebaskan, tanpa kemelekatan.
- Kemudian, pada akhir malam itu, Menjelang matahari terbit, Segala ketagihanku mengering, Maka aku duduk bersila.