Thag 459-493
Bab Tujuh
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- Ia berhiaskan permata dan berpakaian menarik, Dengan kalung bunga Dan wewangian cendana, Kakinya merah cerah: Seorang perempuan penghibur yang mengenakan sandal.
- Ia melepaskan sandalnya di depanku, Tangannya dalam sikap añjalī, Dan dengan merdu dan lembut Ia berkata kepadaku, sambil tersenyum:
- “Engkau terlalu muda untuk meninggalkan keduniawian; Mari, ikutilah ajaranku! Nikmatilah kenikmatan-kenikmatan indriawi manusia, Aku akan memberimu kekayaan. Aku berjanji bahwa ini adalah kebenaran – Aku bersumpah demi Api Suci.
- Dan ketika kita bersama menjadi tua, bertopang pada tongkat, Kita berdua akan meninggalkan keduniawian, Maka kita akan memperoleh keduanya.”
- Ketika aku melihat perempuan penghibur itu merayuku, Tangannya dalam sikap añjālī, Berhiaskan permata dan berpakaian menarik, Bagaikan perangkap kematian yang ditebarkan.
- Kemudian realisasi Muncul padaku – Bahaya menjadi jelas, Dan aku mundur dengan sigap.
- Kemudian pikiranku terbebaskan – Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Bhaddiya telah mencabut ketagihan, akar dan segalanya, Dan di dalam hutan Di seberang taman Ambāṭaka, Ia berlatih jhāna; ia sungguh menarik.
- Beberapa orang menyukai genderang, Beberapa menyukai kecapi, dan yang lainnya menyukai canang; Tetapi di sini, di bawah sebatang pohon, Aku menyukai ajaran Sang Buddha.
- Jika Sang Buddha memberikan anugerah kepadaku satu permintaan, Dan aku akan memperoleh apa yang kuinginkan, Aku memilih agar seluruh dunia Senantiasa penuh perhatian pada jasmani.
- Mereka yang menilai aku melalui penampilanku, Dan mereka yang mengikutiku karena suaraku, Mereka berada di bawah pengaruh keinginan dan nafsu; Mereka tidak mengenal aku.
- Tanpa mengetahui apa yang ada di dalam, Tanpa melihat apa yang ada di luar; Si dungu, terhalang di sekeliling, Terhanyutkan oleh suaraku.
- Tanpa mengetahui apa yang ada di dalam, Tetapi melihat apa yang ada di luar; Mereka juga, dengan melihat hanya buah eksternal dari praktik, Terhanyutkan oleh suaraku.
- Memahami apa yang ada di dalam, Dan melihat apa yang ada di luar; Mereka, dengan melihat tanpa halangan, Tidak terhanyutkan oleh suaraku.
- Aku adalah anak tunggal, Dicintai oleh ibu dan ayahku. Mereka melahirkan aku melalui Banyak doa dan upacara.
- Demi belas kasihan, Menginginkan kebaikanku dan mengusahakan kesejahteraanku, Ayah dan ibuku Membawaku menghadap Sang Buddha.
- “Kami memiliki anak ini dengan penuh kesulitanl Ia halus, dan tumbuh dalam kenyamanan. Kami mempersembahkannya kepadamu, Bhagavā, Untuk melayani Sang Penakluk.”
- Sang Guru, setelah menerimaku, Berkata kepada Ānanda: “Cepat berikan kepadanya pelepasan keduniawian – Anak ini akan menjadi seorang berdarah murni.”
- Setelah Beliau, Sang Guru, memberiku pelepasan keduniawian, Sang Penakluk memasuki kediamannya, Sebelum matahari terbenam, Batinku terbebaskan.
- Sang Guru tidak mengabaikan aku; Ketika Beliau keluar dari keterasingan, Beliau berkata: “Kemarilah Bhadda!” Itu adalah penahbisan penuh bagiku.
- Pada usia tujuh tahun Aku menerima penahbisan penuh. Aku telah mencapai tiga pengetahuan; Oh, Unggulnya Dhamma!
- Aku melihat orang terunggul, Bermeditasi berjalan di bahwa keteduhan teras, Maka aku mendekat, Dan bersujud kepada orang terunggul.
- Merapikan jubahku di satu bahuku, Dan merangkapkan kedua tanganku, Aku bermeditasi berjalan berdampingan dengan yang tanpa noda, Yang terunggul di antara semua makhluk.
- Yang bijaksana, terampil dalam pertanyaan-pertanyaan, Bertanya kepadaku. Dengan berani dan tanpa takut, Aku menjawab Sang Guru.
- Ketika semua pertanyaan telah dijawab, Sang Tathāgata memujiku. Melihat ke sekeliling kepada Saṅgha monastik, Beliau berkata sebagai berikut:
- “Adalah sebuah berkah kepada penduduk Aṅga dan Magadha Bahwa orang ini menikmati dari mereka Jubah dan makanan, Benda-benda kebutuhan dan tempat tinggal, Penghormatan dan pelayanan mereka – Adalah berkah bagi mereka,” Beliau berkata.
- “Sopāka, mulai hari ini dan seterusnya Silakan engkau datang menemuiku. Dan Sopāka, biarlah ini Menjadi penahbisan penuh bagimu.”
- Pada usia tujuh tahun Aku menerima penahbisan penuh Aku membawa jasmani terakhirku – Oh, unggulnya Dhamma!
- Aku mematahkan bambu dengan tanganku, Membuat sebuah gubuk, dan menetap di sana. Oleh karena itu aku dikenal sebagai “pematah-bambu”.
- Tetapi sekarang adalah tidak tepat Bagiku untuk mematahkan bambu dengan tanganku. Aturan latihan telah ditetapkan bagi kami Oleh Gotama Sang Termasyhur.
- Sebelumnya, aku, Sarabhaṅga, Tidak melihat penyakit itu secara keseluruhan. Tetapi sekarang aku telah melihat penyakit itu, Karena aku melatih apa yang diajarkan Oleh seorang yang melampaui para dewa.
- Gotama berjalan di jalan yang lurus; Jalan yang sama yang dilalui oleh Vipassī, Jalan yang sama yang dialui Sikhī, Vessabhū, Kakusandha, Koṇāgamana, dan Kassapa.
- Oleh ketujuh Buddha ini, Yang meloncat ke akhir, Bebas dari ketagihan, tanpa mencengkeram, Setelah menjadi Dhamma, seimbang, Dhamma ini diajarkan,
- Demi belas kasihan kepada makhluk-makhluk hidup – Penderitaan, asal-mula, Sang Jalan, Dan lenyapnya, akhir penderitaan. Dalam Empat Kebenaran Mulia ini,
- Penderitaan berhenti, Transmigrasi tanpa akhir ini. Ketika hancurnya tubuh, Dan kehidupan berakhir, Tidak ada lagi kelahiran kembali ke dalam kehidupan apapun juga Aku terbebaskan dengan baik dalam segala cara.