Thag 375-458
Bab Enam
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- Sewaktu aku melihat keajaiban-keajaiban Dari Gotama yang termasyhur, Aku tidak seketika bersujud pada Beliau; Aku dibutakan oleh iri-hati dan keangkuhan.
- Mengetahui apa yang kupikirkan, Sang Pelatih manusia mendorongku; Dan aku tersentak dengan sebuah inspirasi menakjubkan, Yang membuatku merinding.
- Dengan menolak pencapaian-pencapaian remehku Ketika aku dulu sebagai seorang petapa berambut-kusut, Kemudian aku meninggalkan keduniawian, Di dalam ajaran Sang Penakluk.
- Dulu aku puas dengan pengorbanan, Memprioritaskan alam kenikmatan indriawi, Tetapi belakangan aku mencabut keinginan, Dan kebencian, dan delusi juga.
- Aku mengetahui kehidupan lampauku; Mata-batinku jernih, Aku memiliki kekuatan batin, Dan aku mengetahui pikiran orang-orang lain; Aku telah merealisasikan telinga-dewa.
- Aku telah mencapai tujuan Yang karenanya aku meninggalkan keduniawian Dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah – Untuk mengakhiri semua belenggu.
- “Padi telah dipanen, Dan dikumpulkan di tanah-penumbukan – Tetapi aku tidak memperoleh dana makanan sama sekali! Bagaimana aku akan bertahan?”
- “Ingatlah Sang Buddha yang tak terukur! Penuh keyakinan, tubuhmu diliputi sukacita, Engkau akan selalu penuh kegembiraan.
- Ingatlah Dhamma yang tak terukur! Penuh keyakinan, tubuhmu diliputi sukacita, Engkau akan selalu penuh kegembiraan.
- Ingatlah Saṅgha yang tak terukur! Penuh keyakinan, tubuhmu diliputi sukacita, Engkau akan selalu penuh kegembiraan.
- “Engkau menetap di ruang terbuka, Walaupun malam-malam musim dingin ini sangat dingin. Jangan binasa, karena dikalahkan oleh dingin; Masuklah ke kediamanmu, dengan pintu tertutup rapat.”
- “Aku akan merealisasikan kondisi-kondisi tanpa batas, Dan berdiam dengan bahagia dengannya. Aku tidak akan binasa, karena dikalahkan oleh dingin; Aku akan berdiam tanpa terganggu.”
- Siapapun juga yang tidak hormat Kepada teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Akan jatuh dari Dhamma sejati, Bagaikan ikan dalam terlalu sedikit air.
- Siapapun juga yang tidak hormat Kepada teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Tidak akan berkembang dalam Dhamma sejati, Bagaikan benih busuk di ladang.
- Siapapun juga yang tidak hormat Kepada teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Adalah jauh dari nibbāna, Dalam ajaran Sang Raja Dhamma.
- Siapapun juga yang hormat Kepada teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Tidak akan jatuh dari Dhamma sejati, Bagaikan ikan dalam banyak air.
- Siapapun juga yang hormat Kepada teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Akan berkembang dalam Dhamma sejati, Bagaikan benih yang baik di ladang.
- Siapa pun juga yang hormat Kepada teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Adalah dekat ke nibbāna, Dalam ajaran Sang Raja Dhamma.
- Aku, Kulla, pergi ke tanah pekuburan Dan melihat seorang perempuan ditinggalkan di sana, Dibuang dalam suatu pemakaman, Penuh dengan belatung yang melahapnya.
- Lihatlah tubuh ini, Kulla – Berpenyakit, kotor, busuk, Mengeluarkan cairan dan menetes, Kesenangan si dungu.
- Menganggap Dhamma sebagai cermin Untuk merealisasikan pengetahuan dan penglihatan, Aku memeriksa tubuh ini, Kosong, di dalam dan di luar.
- Seperti halnya ini, demikian pula itu; Seperti halnya itu, demikian pula ini. Seperti halnya di bawah, demikian pula di atas; Seperti halnya di atas, demikian pula di bawah.
- Seperti halnya siang, demikian pula malam; Seperti halnya malam, demikian pula siang. Seperti halnya sebelumnya, demikian pula sesudahnya; Seperti halnya sesudahnya, demikian pula sebelumnya.
- Bahkan musik yang dimainkan dengan lima-instrumen, Tidak dapat memberikan kenikmatan demikian Seperti pada seseorang yang dengan pikiran terpusat, Melihat Dhamma dengan benar.
- Bagi seseorang yang hidup lengah, Ketagihan tumbuh bagaikan tanaman parasit yang merambat. Yang melompat dari sini ke sana, bagaikan seekor monyet Yang menginginkan buah di hutan.
- Siapapun yang dikuasai oleh ketagihan celaka ini, Kemelekatan pada dunia ini, Dukacita mereka tumbuh, Bagaikan rumput di musim hujan.
- Tetapi siapapun yang menguasai ketagihan celaka ini, Kemelekatan pada dunia ini, Dukacita mereka akan runtuh, Bagaikan tetesan air yang jatuh dari teratai.
- Aku mengatakan ini kepada kalian, para mulia, Semuanya yang berkumpul di sini: Galilah akar ketagihan, Bagaikan seseorang yang mencari akar-akar Akan menggali rerumputan. Jangan biarkan Māra menghancurkan kalian lagi dan lagi, Bagaikan arus sungai yang menghancurkan buluh.
- Bertindaklah sesuai kata-kata Sang Buddha, Jangan biarkan kesempatan itu melewatimu. Mereka yang melewatkan kesempatan itu Akan bersedih ketika mereka berakhir di neraka.
- Kelengahan adalah selalu ketidakmurnian, Ketidakmurnian muncul dari kelengahan. Dengan ketekunan dan pengetahuan, Cabutlah anak panahmu sendiri.
- Dalam dua puluh lima tahun Sejak aku meninggalkan keduniawian, Aku tidak menemukan kedamaian batin, Bahkan selama sejentikan jari.
- Karena aku tidak dapat memusatkan pikiran, Aku tersiksa oleh keinginan seksual. Meratap, dengan tangan terentang, Aku berlari keluar dari kediamanku.
- Haruskah aku … atau haruskah aku menggunakan pisau? Apa gunanya hidup? Dengan menolak latihan, Bagaimanakah orang sepertiku dapat berakhir?
- Maka aku mengambil pisau cukur; Dan duduk di atas bangku; Pisau cukur telah siap – Memotong urat nadiku.
- Kemudian realisasi Muncul padaku – Bahaya menjadi jelas, Dan aku mundur dengan sigap.
- Kemudian pikiranku terbebaskan – Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Bangunlah, Kātiyāna, dan duduk! Jangan terlalu banyak tidur, bangunlah. Jangan malas, dan membiarkan kerabat kelengahan, Raja kematian, menangkapmu dalam perangkapnya.
- Bagaikan ombak di samudra raya, Kelahiran dan usia tua menerpamu. Buatlah pulau yang aman bagi dirimu sendiri. Karena engkau tidak memiliki naungan lainnya.
- Sang Guru telah menguasai jalan ini, Yang melampaui ikatan, Dan ketakutan pada kelahiran dan usia tua. Tekunlah sepanjang waktu, Dan abdikan dirimu pada praktik yang tekun.
- Lepaskan ikatan-ikatanmu yang sebelumnya! Dengan mengenakan jubah luar, Dengan kepala tercukur, memakan makanan yang dipersembahkan, Jangan bersenang dalam bermain atau tidur, Tekunilah jhāna, Kātiyāna.
- Latihlah jhāna dan taklukkan, Kātiyāna, Engkau terampil dalam sang jalan menuju keamanan dari gandar. Dengan mencapai kemurnian yang tak tertandingi, Engkau akan padam, bagaikan api yang padam oleh air.
- Sebuah lampu dengan api yang lemah Digerakkan oleh angin, bagaikan tanaman merambat; Demikian pula, kerabat Indra, Engkau mengguncang Māra, tanpa mencengkeram. Bebas dari nafsu pada perasaan, Menunggu waktumu di sini, sejuk.
- Aku diajarkan dengan baik oleh Beliau yang melihat, Sang Buddha, Kerabat Matahari, Yang telah melampaui semua belenggu, Dan menghancurkan semua yang berputar.
- Mengarah menuju kebebasan, menyeberang, Mengeringkan akar ketagihan, Memotong akar racun, rumah-jagal, Dan mengarah menuju nibbāna.
- Dengan menghancurkan akar ketidaktahuan, Menghancurkan mekanisme perbuatan, Dan melepaskan kilat pengetahuan Ketika munculnya kesadaran.
- Memberitahu kita tentang perasaan-perasaan kita, Membebaskan kita dari cengkeraman, Dengan bijaksana merenungkan segala penjelmaan Bagaikan lubang arang membara.
- Sangat manis, sangat mendalam, Mencegah kelahiran dan kematian, Mengarah menuju ditenangkannya penderitaan, kebahagiaan – Ini adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan.
- Mengetahui perbuatan sebagai perbuatan, Dan akibat sebagai akibat; Melihat fenomena yang muncul secara bergantungan Seolah-olah dalam cahaya terang; Mengarah menuju keamanan tertinggi, kedamaian, Adalah keunggulan pada akhirnya.
- Aku dimabukkan oleh keangkuhan karena kelahiran, Dan kekayaan dan kekuasaan, Aku hidup dalam kemabukan Dengan keindahan dan bentuk tubuhku.
- Tak seorangpun yang menyamai atau lebih baik dariku – Atau demikianlah menurutku. Aku adalah seorang dungu yang sombong, Berdiri, melambaikan panjiku.
- Aku tidak menghormat siapapun: Tidak kepada ibuku atau ayahku, Tak ada orang lain yang kuanggap terhormat. Aku kaku karena keangkuhan, dan tidak sopan.
- Ketika aku melihat sang pemimpin tertinggi, Yang terbaik di antara para kusir, Bersinar bagaikan matahari, Dan dihormati oleh Saṅgha monastik,
- Aku meninggalkan keangkuhan dan kemabukanku, Dan, dengan batin jernih dan penuh keyakinan, Aku bersujud dengan kepalaku Kepada yang tertinggi di antara semua makhluk.
- Keangkuhan lebih unggul Dan kangkuhan lebih hina Telah ditinggalkan dan dicabut Keangkuhan “aku adalah” telah dilenyapkan, Dan segala keangkuhan telah dihancurkan.
- Aku baru saja meninggalkan keduniawian, Aku berusia tujuh tahun, Ketika aku mengatasi sang raja naga, yang begitu perkasa Dengan kekuatan batinku.
- Dan aku membawakan air untuk guruku Dari danau besar Anotatta, Ketika Beliau melihatku, Guruku berkata sebagai berikut:
- “Sāriputta, lihatlah Anak muda ini datang, Membawa sekendi air, Dengan kedamaian dalam dirinya.
- Perilakunya menginspirasi keyakinan, Tingkah lakunya menyenangkan: Ia adalah sāmaṇera dari Anuruddha, Yang unggul dalam kekuatan batin.
- Seekor kuda berdarah murni dihasilkan dari kuda berdarah murni, Orang baik dihasilkan dari orang baik, Diajari dan dilatih oleh Anuruddha, Yang telah menyelesaikan tugasnya.
- Setelah mencapai kedamaian tertinggi Dan menyaksikan yang tak tergoyahkan, Sāmaṇera Sumana itu Tidak ingin orang lain mengenalnya.”
- “Diserang oleh masuk angin, Sewaktu menetap di hutan; Engkau pergi ke tempat yang sulit untuk mengumpulkan dana makanan: Bagaimanakah engkau bertahan, bhikkhu?”
- “Dengan meliputi tubuhku Dengan banyak sukacita dan kebahagiaan, Dengan menahankan apa yang sulit, Aku akan berdiam di hutan.
- Dengan mengembangkan tujuh faktor pencerahan, Indria-indria dan kekuatan-kekuatan, Memiliki jhāna-jhāna yang halus, Aku akan berdiam tanpa kekotoran.
- Terbebas dari noda-noda, Pikiranku murni dan tidak terganggu; Dengan sering-sering memeriksa ini, Aku akan berdiam tanpa kekotoran
- Kekotoran-kekotoran itu yang ada padaku, Secara internal mau pun eksternal, Semuanya terpotong tanpa sisa, Dan tidak akan muncul kembali.
- Lima kelompok unsur kehidupan telah dipahami sepenuhnya; Hal-hal itu menetap dengan atap roboh. Aku telah mencapai akhir penderitaan, Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apapun juga.
- Bagi seorang yang tanpa kemarahan, jinak, hidup tenang, Terbebaskan melalui pengetahuan benar, Damai, seimbang: Dari manakah kemarahan dapat mucul?
- Seseorang yang marah pada orang marah Hanya membuat keadaan lebih buruk. Seorang yang tidak marah pada orang marah Memenangkan pertempuran yang sulit dimenangkan.
- Ketika engkau tahu orang lain marah, Engkau bertindak demi kebaikan keduanya Dirimu sendiri dan orang itu, Jika engkau penuh perhatian, dan tetap tenang.
- Mereka yang tidak terampil dalam Dhamma Menganggap seorang yang menyembuhkan keduanya Dirinya dan orang itu Sebagai seorang dungu.
- Jik kemarahan muncul padamu, Refleksikanlah perumpamaan gergaji; Jika ketagihan pada rasa kecapan muncul padamu, Ingatlah perumpamaan daging anak.
- Jika pikiranmu berlarian Di antara kenikmatan-kenikmatan indria Dan kelahiran kembali dalam berbagai jenis kehidupan, Cepatlah mengekangnya dengan perhatian, Seperti seseorang yang mengekang seekor sapi rakus yang sedang memakan jagung.
- Hujan memenuhi benda-benda yang tertutup; Hujan tidak memenuhi benda-benda yang terbuka. Oleh karena itu engkau harus membuka benda-benda yang tertutup, Agar hujan tidak memenuhinya.
- Dunia ini digilas oleh kematian, Dikepung oleh usia tua, Diserang oleh anak panah ketagihan, Dan disamarkan oleh keinginan.
- Dunia ini digilas oleh kematian, Dikurung oleh usia tua, Terus-menerus dipukul, tanpa henti, Bagaikan seorang pencuri yang dicambuk.
- Tiga hal datang, bagaikan dinding api: Kematian, penyakit, dan usia tua. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menahannya, Dan tidak mungkin melarikan diri darinya.
- Jangan sia-siakan harimu, Sedikit atau banyak. Setiap malam yang berlalu Memperpendek kehidupanmu sebanyak itu.
- Berjalan atau berdiri, Duduk atau berbaring: Malam terakhirmu semakin dekat. Engkau tidak memiliki waktu untuk lengah.
- Walaupun tubuh dengan dua kaki ini kotor dan bau, Penuh dengan berbagai kebusukan, Dan mengeluarkan cairan di berbagai tempat, Tetapi tetap disenangi.
- Bagaikan tipuan menjebak rusa yang bersembunyi. Bagaikan kail menjebak ikan, Bagaikan perekat menjebak monyet – Tubuh-tubuh itu menjebak seorang yang tidak tercerahkan.
- Pemandangan, suara, rasa kecapan, bau-bauan, Dan sentuhan, semuanya menyenangkan pikiran. Kelima jenis kenikmatan indria ini Terlihat dalam tubuh seorang perempuan.
- Mereka yang tidak tercerahkan, pikiran-pikiran mereka penuh nafsu, Yang mengejar perempuan-perempuan itu; Mereka menambah kengerian di tanah pekuburan, Menimbun lebih banyak kelahiran kembali Ke dalam berbagai jenis kehidupan.
- Seorang yang menghindarinya, Bagaikan kaki menghindari kepala ular, Penuh perhatian, ia melampaui Kemelekatan pada dunia.
- Melihat bahaya dalam kenikmatan-kenikmatan indria, Dan mengenali pelepasan keduniawian sebagai keamanan, Aku telah membebaskan diri dari segala kenikmatan indria, Dan mencapai akhir kekotoran.