Thag 315-374
Bab Lima
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- Aku, seorang bhikkhu, pergi ke tanah pemakaman Dan melihat seorang perempuan ditinggalkan di sana, Dibuang dalam suatu pemakaman, Penuh dengan belatung yang melahapnya.
- Beberapa laki-laki menjadi jijik, Melihatnya mati dan membusuk; Tetapi keinginan seksual muncul padaku, Aku seolah-olah buta atas tubuhnya yang menetes.
- Lebih cepat daripada menanak nasi Aku meninggalkan tempat itu, Penuh perhatian dan sadar, Aku duduk di satu sisi.
- Kemudian realisasi Muncul padaku – Bahaya menjadi jelas, Dan aku mundur dengan sigap.
- Kemudian pikiranku terbebaskan – Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Jika sesorang, menginginkan hasil tertentu, Mengerahkan usaha yang keliru Dan mereka tidak mencapai tujuan dari praktik itu, Mereka mengatakan: “Itu adalah pertanda dari ketidakberuntunganku.”
- Ketika kemalangan Telah dicabut dan ditaklukkan Melepaskannya sebagian adalah bagaikan Lemparan dadu yang kalah; Tetapi melepaskan segalanya Bagaikan seorang buta, Yang tidak melihat yang rata dan yang tidak rata.
- Engkau harus mengatakan hanya apa yang akan engkau lakukan; Engkau seharusnya tidak mengatakan apa yang tidak akan engkau lakukan. Para bijaksana akan mengenali Orang yang berbicara tanpa melakukan.
- Bagaikan sekuntum bunga yang indah Penuh warna namun tidak harum; Demikian pula ucapan-ucapan yang diucapkan dengan baik adalah tidak berguna Jika seseorang tidak melakukan sesuai ucapan itu
- Bagaikan sekuntum bunga yang indah Penuh warna serta harum; Demikian pula ucapan-ucapan yang diucapkan dengan baik adalah berguna Jika seseorang melakukan sesuai ucapan itu
- Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin, Aku berdiam di sana dengan damai Maka hujanlah, langit, sesukamu.
- Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin, Aku berdiam di sana, dengan pikiran damai Maka hujanlah, langit, sesukamu.
- Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin, Aku berdiam di sana, bebas dari nafsu: Maka hujanlah, langit, sesukamu.
- Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin, Aku berdiam di sana, bebas dari kebencian: Maka hujanlah, langit, sesukamu.
- Langit menurunkan hujan, bagaikan lagu merdu, Gubuk kecilku beratap dan menyenangkan, Ternaungi dari angin, Aku berdiam di sana, bebas dari delusi: Maka hujanlah, langit, sesukamu.
- Guruku membantuku belajar, Berharap aku akan melatih ajaran-ajaran itu; Beraspirasi pada tanpa-kematian, Aku telah melakukan apa yang harus dilakukan.
- Aku telah sampai pada Dhamma, Dan menyaksikannya untuk diriku sendiri, bukan dari kabar angin. Dengan pengetahuan murni, bebas dari keragu-raguan, Aku menyatakannya di hadapanMu.
- Aku mengetahui kehidupan lampauku; Mata-batinku jernih; Aku telah mencapai tujuan sejatiku, Ajaran Sang Buddha telah terpenuhi.
- Dengan tekun dalam latihan, Aku telah mempelajari ajaranMu dengan baik. Segala kekotoranku telah berakhir; Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apapun juga.
- Engkau menasihatiku dalam cara-cara mulia; Berbelas kasihan, Engkau membantu mengajari aku; AjaranMu tidaklah sia-sia – Aku, siswaMu, telah sepenuhnya terlatih.
- Baik sekali, bagaimana ibuku Mendorongku maju. Ketika aku mendengar kata-katanya, Dinasihati oleh ibuku, Aku menjadi bersemangat, teguh – Aku merealisasikan pencerahan tertinggi.
- Aku adalah seorang Arahant, layak menerima persembahan, Dengan tiga pengetahuan Dan penglihatan pada tanpa-kematian; Aku menaklukkan bala tentara Namuci, Dan sekarang aku hidup tanpa kekotoran.
- Kekotoran yang dulu kumiliki, Baik secara internal mau pun secara eksternal. Sekarang telah terpotong semuanya tanpa sisa; Tidak akan muncul kembali.
- Saudariku yang terampil Berkata kepadaku sebagai berikut: ‘Sekarang engkau dan aku Tidak lagi memiliki kekusutan apapun.”
- Penderitaan telah berakhir; Ini adalah jasmani terakhir Untuk bertransmigrasi melalui kelahiran dan kematian: Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apapun juga.
- Sungguh adalah demi kebaikanku Maka Sang Buddha datang ke sungai Nerañjara; Ketika aku mendengar ajarannya, Aku menolak pandangan salah.
- Sebelumnya, aku melakukan pengorbanan yang lebih tinggi Dan yang lebih rendah; Aku memuja api suci, Dengan berpikir, “Ini adalah kemurnian.” Aku buta, seorang yang tidak tercerahkan.
- Terperangkap di dalam belantara pandangan salah, Terdelusi dengan kesalahpahaman; Menganggap ketidakmurnian sebagai kemurnian, Aku buta dan bodoh.
- Aku telah meninggalkan pandangan salah, Kelahiran kembali dalam kehidupan apapun telah tercabik, Aku memuja apa yang sungguh-sungguh layak menerima persembahan Aku bersujud kepada Sang Tathāgata.
- Aku telah meninggalkan segala delusi Kelahiran kembali dalam kehidupan apapun telah tercabik, Transmigrasi melalui kelahiran telah usai, Sekarang tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apapun juga.
- Tiga kali sehari – Pagi, siang, dan malam – Aku masuk ke air di Gayā, Untuk festival musim semi Gayā.
- “keburukan apapun juga yang telah kulakukan Dalam kehidupan lampau, Sekarang aku akan mencucinya di sini” – Ini adalah pandangan yang kuanut sebelumnya.
- Setelah mendengar kata-kata yang diucapkan dengan baik Sehubungan dengan Dhamma dan tujuan, Aku merefleksikan dengan bijaksana Pada tujuan yang sesungguhnya, yang penting.
- Aku telah mencuci semua keburukan Aku tanpa noda, bersih, murni; Pewaris murni dari yang murni, Putra sejati dari Sang Buddha.
- Ketika aku terjun ke dalam arus berfaktor delapan, Segala keburukanku tercuci. Aku telah mencapai tiga pengetahuan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- “Diserang oleh masuk angin, Sewaktu menetap di hutan; Engkau pergi ke tempat yang sulit untuk mengumpulkan dana makanan: Bagaimanakah engkau bertahan, bhikkhu?”
- “Dengan meliputi tubuhku Dengan banyak sukacita dan kebahagiaan, Dengan menahankan apa yang sulit, Aku akan berdiam di hutan.
- Dengan mengembangkan penegakan perhatian, Indria-indria dan kekuatan-kekuatan, Dengan mengembangkan faktor-faktor pencerahan, Aku akan berdiam di hutan.
- Setelah melihat mereka yang bersemangat, teguh, Selalu kuat dalam usaha, Rukun dan damai, Aku akan berdiam di hutan.
- Dengan mengingat Sang Buddha, Yang tertinggi, yang jinak, yang memiliki samādhi; Tidak malas siang dan malam, Aku akan berdiam di hutan.”
- Aku akan mengurungmu, pikiran, Bagaikan seekor gajah di dalam benteng. Terlahir dari daging, jaring kenikmatan indriawi itu, Aku tidak akan mendorongmu untuk melakukan hal buruk.
- Terkurung, engkau tidak akan lepas, Bagaikan seekor gajah yang tidak dapat menemukan gerbang terbuka. Pikiran-setan, engkau tidak akan mengembara lagi dan lagi, Mengganggu, dan suka melakukan hal buruk.
- Bagaikan seorang pelatih kuat dengan tongkat pengait, Mengendalikan seekor gajah liar yang baru ditangkap Dan menjinakkannya melawan keiinginannya, Demikian pula aku akan menjinakkanmu.
- Bagaikan seorang kusir yang baik, Yang Terampil dalam menjinakkan kuda-kuda baik, Menjinakan seekor kuda berdarah murni, Demikian pula, dengan kokoh dalam lima kekuatan, Aku akan menjinakkanmu.
- Aku akan mengikatmu dengan perhatian, Aku berkewajiban untuk menjinakkanmu; terkekang dengan usaha gigih, Pikiran, engkau tidak akan pergi jauh dari sini.
- Dengan pikiran mencari-kesalahan, si dungu Mendengarkan ajaran Sang Penakluk. Mereka jauh dari Dhamma sejati, Bagaikan bumi yang jauh dari langit.
- Dengan pikiran mencari-kesalahan, si dungu Mendengarkan ajaran Sang Penakluk. Mereka merosot dalam Dhamma sejati, Bagaikan bulan pada paruh gelap.
- Dengan pikiran mencari-kesalahan, si dungu Mendengarkan ajaran Sang Penakluk. Mereka layu dalam Dhamma sejati, Bagaikan ikan dalam terlalu sedikit air.
- Dengan pikiran mencari-kesalahan, si dungu Mendengarkan ajaran Sang Penakluk. Mereka tidak berkembang dalam Dhamma sejati, Bagaikan benih busuk di ladang.
- Tetapi seorang dengan pikiran gembira Yang mendengarkan ajaran Sang Penakluk – Setelah mengakhiri segala kekotoran, Setelah melihat yang tidak tergoyahkan, Setelah sampai pada kedamaian tertinggi – Mereka merealisasikan nibbāna tanpa kekotoran.
- Aku telah menerima penahbisan penuh Aku telah terbebaskan, tanpa kekotoran, Aku telah bertemu Sang Bhagavā sendiri, Dan bahkan menetap bersama dengan Beliau.
- Sang Bhagavā, Sang Guru. Menghabiskan malam demi malam di ruang terbuka; Kemudian Beliau, yang begitu terampil dalam hal keberdiaman dalam meditasi, Memasuki kediamannya
- Membentangkan jubah luarnya, Gotama membuat alas tidurnya; Bagaikan singa di dalam gua batu, Dengan ketakutan dan kegentaran ditinggalkan.
- Kemudian, dengan pengucapan yang indah Soṇa, seorang siswa Sang Buddha, Melafalkan Dhamma sejati Di hadapan yang terbaik di antara para Buddha.
- Ketika ia telah sepenuhnya memahami kelima kelompok unsur kehidupan Telah mengembangkan jalan yang lurus, Dan telah sampai pada kedamaian tertinggi, Ia akan merealisasikan nibbāna tanpa kekotoran.
- Orang bijaksana mana pun, Dengan memahami kata-kata guru mereka, Menetap bersama mereka, maka kasih sayang mereka tumbuh; Orang bijaksana itu sungguh berdedikasi – Dengan mengetahui Dhamma, mereka istimewa.
- Ketika kesusahan muncul, Siapapun yang tidak gemetar, melainkan merefleksikan, Orang bijaksana itu sungguh kuat – Dengan mengetahui Dhamma, mereka istimewa.
- Kokoh bagaikan samudra, tidak terganggu Kebijaksanaan mereka mendalam, dan mereka melihat tujuan yang samar; Orang bijaksana itu sungguh tidak tergerak – Dengan mengetahui Dhamma, mereka istimewa.
- Mereka sangat terpelajar, dan telah menghapalkan Dhamma, Mempraktikkan Dhamma sesuai Dhamma; Orang bijaksana itu sungguh memang demikian – Dengan mengetahui Dhamma, mereka istimewa.
- Mereka mengetahui makna dari apa yang dikatakan, Dan setelah mengetahuinya, mereka bertindak sesuai itu; Orang bijaksana itu sungguh memang Seorang yang telah menguasai makna – Dengan mengetahui Dhamma, mereka istimewa.