Thag 267-314
Bab Empat
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- Ada seorang penari di jalan raya, Menari dengan iringan musik; Ia berhiaskan permata dan berpakaian menarik, Dengan kalung bunga Dan wewangian cendana.
- Aku masuk untuk menerima dana makanan, Dan sewaktu berjalan aku melihatnya sekilas, Berhiaskan permata dan berpakaian menarik, Bagaikan jerat kematian yang terpasang.
- Kemudian realisasi Muncul padaku – Bahaya menjadi jelas, Dan aku mundur dengan sigap.
- Kemudian pikiranku terbebaskan – Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Diliputi kantuk, Aku keluar dari kediamanku; Melangkah di atas jalan setapak untuk bermeditasi, Aku jatuh di atas tanah di sana.
- Aku menggosok lengan dan kakiku, dan sekali lagi Aku melangkah di atas jalan setapak untuk bermeditasi. Aku bermeditasi berjalan mondar-mandir di sepanjang jalan setapak, ketenteraman dalam diriku.
- Kemudian realisasi Muncul padaku – Bahaya menjadi jelas, Dan aku mundur dengan sigap.
- Kemudian pikiranku terbebaskan – Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Orang-orang lain tidak mengerti Bahwa di sini kita mendekati akhir Mereka yang memahami hal ini Mengakhiri pertengkaran mereka karena itu.
- Dan ketika mereka yang tidak mengerti Berperilaku seolah-olah mereka abadi; Mereka yang memahami Dhamma Adalah bagaikan yang sehat di tengah-tengah yang sakit.
- Segala tindakan lengah, Atau pelaksanaan religius yang cacat, Atau kehidupan spiritual yang mencurigakan, Tidak menghasilkan buah besar.
- Siapapun yang tidak menghormati Teman-teman mereka dalam kehidupan spiritual Adalah jauh dari Dhamma sejati Seperti langit yang jauh dari bumi.
- Terkutuklah tubuh-tubuh busuk ini! Mereka berpihak pada Māra, mereka meneteskan cairan; Dan tubuh-tubuh memiliki sembilan arus Yang selalu mengalir.
- Jangan terlalu memikirkan tubuh; Jangan menghina para Tathāgatha. Mereka bahkan tidak tergugah oleh surga, Apalagi oleh manusia
- Tetapi mereka orang-orang dungu itu, Dengan penasihat-penasihat buruk, terselimuti oleh delusi, Jenis Orang itu tergugah oleh tubuh-tubuh, Ketika Māra menebarkan perangkapnya.
- Mereka yang telah melepaskan Nafsu, kebencian, dan ketidaktahuan: Mereka telah memotong tali, mereka tidak lagi terikat – Orang-orang demikian tidak tergugah oleh tubuh-tubuh.
- Selama lima puluh lima tahun Aku mengenakan lumpur dan tanah; Makan satu kali sebulan, Aku mencabut rambut dan janggutku.
- Aku berdiri dengan satu kaki; Aku menolak tempat duduk; Aku memakan kotoran tinja kering; Aku tidak menerima makanan yang diberikan kepadaku.
- Setelah melakukan banyak perbuatan seperti ini, Yang mengarah menuju tujuan kelahiran yang buruk, Ketika aku tersapu oleh banjir besar, Aku mendatangi Sang Buddha untuk mencari perlindungan.
- Lihatlah pencarian perlindungan! Lihatlah keunggulan Dhamma! Sekarang aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- Selama festival musim semi di Gayā, Aku sangat berharap Dapat melihat Sang Buddha, Mengajarkan Dhamma tertinggi.
- Beliau agung, Guru sebuah komunitas, Yang telah merealisasikan yang tertinggi, seorang pemimpin, Penakluk di dunia ini dengan para dewanya; Penglihatannya tidak tertandingi.
- Makhluk dengan kekuatan besar, seorang pahlawan besar, Cahaya terang, tanpa kekotoran. Dengan berakhirnya segala kekotoran Sang Guru tidak memiliki ketakutan dari arah mana pun.
- Sayangnya, sejak lama aku telah rusak, Terbelenggu oleh ikatan pandangan salah. Sang Bhagavā itu, Senaka, Melepaskan aku dari segala ikatan.
- Bergegas ketika waktunya untuk melambat; Melambat ketika waktunya untuk bergegas; Orang-orang dungu itu jatuh ke dalam penderitaan Karena pengaturan yang kacau ini.
- Keberuntungan mereka tersia-siakan Bagaikan bulan pada paruh gelap; Mereka menjadi tercemar, Dan dijauhi oleh teman-temannya.
- Melambat ketika waktunya untuk melambat; Bergegas ketika waktunya untuk bergegas; Orang-orang bijaksana itu mendatangi kebahagiaan Karena pengaturan yang benar itu.
- Keberuntungan mereka bertambah Bagaikan bulan pada paruh terang; Mereka menjadi termasyhur dan terhormat, Dan tidak dijauhi oleh teman-temannya.
- Aku dikenal sebagai “Rāhula yang Beruntung”, Karena aku memiliki dua anugerah ini: Aku adalah putra Sang Buddha, Dan aku memiliki penglihatan pada Dhamma
- Sejak kekotoran-kekotoranku berakhir, Sejak tidak ada lagi kelahiran kembali Ke dalam kehidupan apapun juga – Aku adalah seorang Arahant, layak menerima persembahan, Dengan Tiga Pengetahuan Dan penglihatan pada tanpa-kematian.
- Dibutakan oleh kenikmatan-kenikmatan indriawi, terperangkap dalam jaring, Mereka tercekik oleh ketagihan, Terikat oleh Kerabat Kelengahan, Bagaikan ikan yang terjebak dalam perangkap bubu.
- Setelah membuang kenikmatan-kenikmatan indriawi itu, Setelah memotong ikatan Māra, Setelah mencabut ketagihan, akar dan segalanya: Aku menjadi sejuk, dan merealisasikan nibbāna.
- Dengan terbalut emas, Dikelilingi oleh para pelayannya, Dengan putraku dalam gendongannya, Istriku mendatangiku.
- Aku melihatnya datang, Ibu dari putraku, Berhiaskan permata dan berpakaian menarik, Bagaikan perangkap kematian yang ditebarkan.
- Kemudian realisasi Muncul padaku – Bahaya menjadi jelas, Dan aku mundur dengan sigap.
- Kemudian pikiranku terbebaskan – Lihatlah keunggulan Dhamma! Aku telah mencapai tiga pengetahuan Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.
- “Dhamma benar-benar melindugimu jika engkau mempraktikkan Dhamma; Dhamma yang dipraktikkan dengan baik akan membawa kebahagiaan. Jika engkau mempraktikkan Dhamma, ini adalah manfaatnya – Engkau tidak akan pergi menuju kelahiran yang buruk.
- Dhamma dan apa yang bukan Dhamma Keduanya tidak mengarah pada hasil yang sama. Apa yang bukan Dhamma mengarah menuju neraka, Sedangkan Dhamma membawamu menuju kelahiran yang baik.
- Maka engkau harus bersemangat Untuk melakukan perbuatan Dhamma, Bergembira dalam Yang Sempurna Menempuh Sang Jalan, yang seimbang. Para siswa dari Para Sempurna Terbaik Dan kokoh dalam Dhamma; Mereka para bijaksana dituntun, Menuju perlindungan terbaik.”
- “Bisul itu telah pecah dari akarnya, Jaring ketagihan telah dilepaskan. Ia telah mengakhiri transmigrasi, ia tidak memiliki apa-apa, Bagaikan bulan purnama di langit malam yang bersih.”
- Ketika bangau dengan sayap-sayapnya yang indah, Dikagetkan oleh ketakutan terhadap awan petir yang gelap Melarikan diri, mencari naungan – Maka Sungai Ajakaraṇī menyenangkan aku.
- Ketika bangau itu, begitu putih dan bersih, Dikagetkan oleh ketakutan terhadap awan petir yang gelap Mencari sebuah gua untuk bernaung, tetapi tidak menemukan- Maka Sungai Ajakaraṇī menyenangkan aku.
- Siapakah yang tidak akan senang Karena pepohonan jambu ini Yang menghiasi kedua tepi sungai di sana, Di balik guaku?
- Terlepas dari ular-ular, kawanan kematian itu, Kodok-kodok malas itu menguak: “Hari ini bukanlah waktunya untuk menjauhi sungai-sungai gunung; Ajakaraṇī aman, menyenangkan, dan menggembirakan.”
- Aku meninggalkan keduniwian untuk menyelamatkan hidupku; Tetapi aku memperoleh keyakinan Setelah menerima penahbisan penuh; Dan aku berjuang, kuat dalam usaha.
- Dengan senang, biarlah tubuh ini hancur! Biarlah daging-dagingku melebur! Biarlah kedua kakiku berguguran Dari lutut!
- Aku tidak akan makan; aku tidak akan minum; Aku tidak akan meninggalkan tempat kediamanku; Aku juga tidak akan berbaring – Hingga panah ketagihan tercabut.
- Sewaktu aku berdiam seperti ini, Lihatlah kegigihan dan usahaku! Aku telah mencapai tiga pengetahuan, Dan memenuhi ajaran Sang Buddha.