easter-japanese

1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap Di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Beliau memanggil para bhikkhu sebagai berikut: “Para bhikkhu.” – “Yang Mulia,” mereka menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

2. “Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian tentang konsentrasi benar yang mulia dan pendukung serta persyaratannya.1 Dengarkan dan perhatikanlah pada apa yang akan Kukatakan.” – “Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

3. “Apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar yang mulia dengan pendukung serta persyaratannya, yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, dan perhatian benar? Keterpusatan pikiran yang dilengkapi dengan ketujuh faktor ini disebut konsentrasi benar yang mulia dengan pendukung serta perlengkapannya.

4. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama.2 Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? Seseorang memahami pandangan salah sebagai pandangan salah dan pandangan benar sebagai pandangan benar: ini adalah pandangan benar seseorang.3

5. “Dan apakah, para bhikkhu, pandangan salah? ‘Tidak ada yang diberikan, tidak ada yang dipersembahkan, tidak ada yang dikorbankan; tidak ada buah atau akibat dari perbuatan baik dan buruk; tidak ada dunia ini, tidak ada dunia lain; tidak ada ibu, tidak ada ayah; tidak ada makhluk-makhluk yang terlahir kembali secara spontan; tidak ada [72] para petapa dan brahmana yang baik dan mulia di dunia ini yang telah menembus oleh diri mereka sendiri dengan pengetahuan langsung dan menyatakan dunia ini dan dunia lain.’ Ini adalah pandangan salah.

6. “Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar? Pandangan benar, Aku katakan, ada dua jenis: ada pandangan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan;4 dan ada pandangan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.

7. “Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan? ‘Ada yang diberikan dan ada yang dipersembahkan dan ada yang dikorbankan; ada buah atau akibat dari perbuatan baik dan buruk; ada dunia ini dan dunia lain; ada ibu dan ayah; ada makhluk-makhluk yang terlahir kembali secara spontan; ada para petapa dan brahmana yang baik dan mulia di dunia ini yang telah menembus oleh diri mereka sendiri dengan pengetahuan langsung dan menyatakan dunia ini dan dunia lain.’ Ini adalah pandangan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan.

8. “Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan? Kebijaksanaan, indria kebijaksanaan, kekuatan kebijaksanaan, faktor pencerahan penyelidikan kondisi-kondisi, faktor sang jalan pandangan benar dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan mulia:5 ini adalah pandangan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.

9. “Seseorang berusaha untuk meninggalkan pandangan salah dan memasuki pandangan benar: ini adalah usaha benar seseorang. Dengan penuh perhatian meninggalkan pandangan salah, dengan penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam pandangan benar: ini adalah perhatian benar seseorang. Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling pandangan benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.6

10. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? Seseorang memahami kehendak salah sebagai kehendak salah dan kehendak benar sebagai kehendak benar: ini adalah [73] pandangan benar seseorang.7

11. “Dan apakah, para bhikkhu, kehendak salah? Kehendak keinginan indria, kehendak permusuhan, dan kehendak kekejaman: ini adalah kehendak salah.

12. “Dan apakah, para bhikkhu, kehendak benar? Kehendak benar, Aku katakan, ada dua jenis: ada kehendak benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan dan ada kehendak benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.

13. “Dan apakah, para bhikkhu, kehendak benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan? Kehendak meninggalkan keduniawian, kehendak tanpa permusuhan, dan kehendak tanpa kekejaman:8 ini adalah kehendak benar yang terpengaruh oleh noda-noda … matang dalam perolehan.

14. “Dan apakah, para bhikkhu, kehendak benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan? Pemikiran, pikiran, kehendak, absorpsi pikiran, ketetapan pikiran, pengarahan pikiran, bentukan ucapan dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan mulia:9 ini adalah kehendak benar yang mulia … sebuah faktor dari sang jalan.

15. “Seseorang berusaha untuk meninggalkan kehendak salah dan memasuki kehendak benar: ini adalah usaha benar seseorang. Dengan penuh perhatian meninggalkan kehendak salah, dengan penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam kehendak benar: ini adalah perhatian benar seseorang. Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling kehendak benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.10

16. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? Seseorang memahami ucapan salah sebagai ucapan salah dan ucapan benar sebagai ucapan benar: ini adalah pandangan benar seseorang.

17. “Dan apakah, para bhikkhu, ucapan salah? Kebohongan, ucapan fitnah, ucapan kasar, dan gosip: ini adalah ucapan salah.

18. “Dan apakah, para bhikkhu, ucapan benar? Ucapan benar, Aku katakan, ada dua jenis: ada ucapan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan dan ada [74] ucapan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.

19. “Dan apakah, para bhikkhu, ucapan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan? Menghindari kebohongan, menghindari ucapan fitnah, menghindari ucapan kasar, menghindari gosip: ini adalah ucapan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan.

20. “Dan apakah, para bhikkhu, ucapan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan? Pemberhentian empat jenis perilaku ucapan yang salah, tidak melakukan, penahanan diri, penghindaran dari perilaku ucapan yang salah dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan mulia:11 ini adalah ucapan benar yang mulia … sebuah faktor dari sang jalan.

21. “Seseorang berusaha untuk meninggalkan ucapan salah dan memasuki ucapan benar: ini adalah usaha benar seseorang. Dengan penuh perhatian meninggalkan ucapan salah, dengan penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam ucapan benar: ini adalah perhatian benar seseorang. Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling ucapan benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.

22. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? Seseorang memahami perbuatan salah sebagai perbuatan salah dan perbuatan benar sebagai perbuatan benar: ini adalah pandangan benar seseorang.

23. “Dan apakah, para bhikkhu, perbuatan salah? Membunuh makhluk-makhluk hidup, mengambil apa yang tidak diberikan, dan perilaku salah dalam kenikmatan indria: ini adalah perbuatan salah.

24. “Dan apakah, para bhikkhu, perbuatan benar? Perbuatan benar, Aku katakan, ada dua jenis: ada perbuatan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan; dan ada perbuatan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.

25. “Dan apakah, para bhikkhu, perbuatan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan? Menghindari membunuh makhluk-makhluk hidup, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari perilaku salah dalam kenikmatan indria: ini adalah perbuatan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan.

26. “Dan apakah, para bhikkhu, perbuatan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan? Pemberhentian dari tiga jenis perilaku jasmani yang salah, tidak melakukan, penahanan diri, penghindaran dari perilaku jasmani yang salah dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan mulia: ini adalah perbuatan benar [75] yang mulia … sebuah faktor dari sang jalan.

27. “Seseorang berusaha untuk meninggalkan perbuatan salah dan memasuki perbuatan benar: ini adalah usaha benar seseorang. Dengan penuh perhatian meninggalkan perbuatan salah, dengan penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam perbuatan benar: ini adalah perhatian benar seseorang. Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling perbuatan benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.

28. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? Seseorang memahami penghidupan salah sebagai penghidupan salah dan penghidupan benar sebagai penghidupan benar: ini adalah pandangan benar seseorang.

29, “Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan salah? Berkomplot, membujuk, mengisyaratkan, merendahkan, mengejar keuntungan dengan keuntungan: ini adalah penghidupan salah.12

30. “Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar? Penghidupan benar, Aku katakan, ada dua jenis: ada penghidupan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan; dan ada penghidupan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan.

31. “Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar yang terpengaruh oleh noda-noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan? Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia meninggalkan penghidupan salah dan memperoleh penghidupannya melalui penghidupan benar: ini adalah penghidupan benar yang terpengaruh oleh noda-noda … matang dalam perolehan.

32. “Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui keduniawian, sebuah faktor dari sang jalan? Pemberhentian dari penghidupan salah, tidak melakukan, penahanan diri, penghindaran dari penghidupan salah dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, yang pikirannya tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan yang mengembangkan jalan mulia: ini adalah penghidupan benar yang mulia … sebuah faktor dari sang jalan.

33. “Seseorang berusaha untuk meninggalkan penghidupan salah dan memasuki penghidupan benar: ini adalah usaha benar seseorang. Dengan penuh perhatian meninggalkan penghidupan salah, dengan penuh perhatian memasuki dan berdiam dalam penghidupan benar: ini adalah perhatian benar seseorang. Demikianlah ketiga kondisi ini berlangsung dan berputar di sekeliling penghidupan benar, yaitu, pandangan benar, usaha benar, dan perhatian benar.

34. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? [76] Pada seorang yang memiliki pandangan benar, muncul kehendak benar;13 pada seorang yang memiliki kehendak benar, muncul ucapan benar; pada seorang yang memiliki ucapan benar, muncul perbuatan benar; pada seorang yang memiliki perbuatan benar, muncul penghidupan benar; pada seorang yang memiliki penghidupan benar, muncul usaha benar; pada seorang yang memiliki usaha benar, muncul perhatian benar; pada seorang yang memiliki perhatian benar, muncul konsentrasi benar; pada seorang yang memiliki konsentrasi benar, muncul pengetahuan benar; pada seorang yang memiliki pengetahuan benar, muncul kebebasan benar. Demikianlah, para bhikkhu, jalan dari siswa yang dalam latihan lebih tinggi memiliki delapan faktor, Arahant memiliki sepuluh faktor.14

35. “Di sana, para bhikkhu, pandangan benar muncul dalam urutan pertama. Dan bagaimanakah pandangan benar muncul dalam urutan pertama? Pada seorang yang memiliki pandangan benar, pandangan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan pandangan salah sebagai kondisi juga dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan pandangan benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.

“Pada seorang yang memiliki kehendak benar, kehendak salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan kehendak salah sebagai kondisi juga dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan kehendak benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.

“Pada seorang yang memiliki ucapan benar, ucapan salah dilenyapkan … Pada seorang yang memiliki perbuatan benar, perbuatan salah dilenyapkan … Pada seorang yang memiliki penghidupan benar, penghidupan salah dilenyapkan [77] … Pada seorang yang memiliki usaha benar, usaha salah dilenyapkan … Pada seorang yang memiliki perhatian benar, perhatian salah dilenyapkan … Pada seorang yang memiliki konsentrasi benar, konsentrasi salah dilenyapkan … Pada seorang yang memiliki pengetahuan benar, pengetahuan salah dilenyapkan … Pada seorang yang memiliki kebebasan benar, kebebasan salah dilenyapkan, dan banyak kondisi tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan kebebasan salah sebagai kondisi juga dilenyapkan, dan banyak kondisi bermanfaat yang berasal-mula dengan kebebasan benar sebagai kondisi menjadi terpenuhi melalui pengembangan.

36. “Demikianlah, para bhikkhu, terdapat dua puluh faktor pada sisi tidak bermanfaat, dan terdapat dua puluh faktor pada sisi bermanfaat.15 Khotbah Dhamma tentang Empat Puluh Besar ini telah diputar dan tidak dapat dihentikan oleh petapa atau brahmana atau dewa atau Māra atau Brahmā manapun atau siapapun di dunia.

37. “Para bhikkhu, jika petapa atau brahmana manapun berpikir bahwa Khotbah Dhamma tentang Empat Puluh Besar ini harus dicela dan ditolak, maka ada sepuluh kesimpulan sah dari pernyataan mereka yang memberikan dasar untuk mencela mereka di sini dan saat ini. Jika yang mulia itu mencela pandangan benar, maka ia tentu menghormati dan memuji para petapa dan brahmana yang memiliki pandangan salah. Jika yang mulia itu mencela kehendak benar, [78] maka ia tentu menghormati dan memuji para petapa dan brahmana yang memiliki kehendak salah. Jika yang mulia itu mencela ucapan benar … perbuatan benar … penghidupan benar … usaha benar … perhatian benar … konsentrasi benar … pengetahuan benar … kebebasan benar, maka ia tentu menghormati dan memuji para petapa dan brahmana yang memiliki kebebasan salah. Jika petapa atau brahmana manapun berpikir bahwa Khotbah Dhamma tentang Empat Puluh Besar ini harus dicela dan ditolak, maka ada sepuluh kesimpulan sah dari pernyataan mereka yang memberikan dasar untuk mencela mereka di sini dan saat ini.

38. “Para bhikkhu, bahkan para guru dari Okkala, Vassa dan Bhañña,16 yang menganut doktrin non-kausalitas, doktrin tidak-berbuat, dan doktrin nihilisme, tidak akan berpikir bahwa Khotbah Dhamma tentang Empat Puluh Besar ini harus dicela dan ditolak. Mengapakah? Karena takut disalahkan, diserang, dan dibantah.”

Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Para bhikkhu merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.


Catatan Kaki
  1. Ariyaṁ sammā samādhiṁ sa-upanisaṁ saparikkhāraṁ. MA menjelaskan “mulia” di sini sebagai lokuttara, dan mengatakan bahwa ini adalah konsentrasi yang berhubungan dengan jalan lokuttara. “Pendukung dan prasyaratnya,” seperti akan dijelaskan, adalah ketujuh faktor jalan lainnya. ↩︎

  2. Pubbangamā, lit. “pelopor.” MA mengatakan bahwa kedua jenis pandangan benar adalah pelopor: pandangan benar dari pandangan terang, yang menyelidiki bentukan-bentukan sebagai tidak kekal, penderitaan, dan bukan-diri; dan pandangan benar dari sang jalan, yang muncul sebagai akibat dari pandangan terang dan berdampak pada hancurnya kekotoran secara radikal. Pandangan benar dari pandangan terang sebagai pelopor dijelaskan dalam §§4,10,16,22 dan 28; pandangan benar dari sang jalan sebagai pelopor dijelaskan dalam §§34 dan 35. ↩︎

  3. Pernyataan ini menyarankan bahwa untuk memperoleh pandangan benar tentang sifat dari realitas, maka seseorang pertama-tama harus mampu membedakan antara ajaran salah dan benar tentang sifat realitas. MA mengatakan bahwa ini adalah pandangan benar dari pandangan terang yang memahami pandangan salah sebagai objek dengan menembus karakteristik ketidak-kekalan, dan seterusnya dan yang memahami pandangan benar dengan mengerahkan fungsi pemahaman dan dengan membersihkan kebingungan. ↩︎

  4. Ini adalah pandangan benar lokiya, faktor baik yang berperan pada kelahiran kembali yang bahagia tetapi tidak dapat melampaui kehidupan yang terkondisi. Ungkapan upadhi-vepakka dikemas oleh MA berarti bahwa pandangan benar ini memberikan hasil yang terdapat dalam perolehan [MṬ = kelangsungan kelima kelompok unsur kehidupan]. ↩︎

  5. Definisi ini mengartikan pandangan benar lokuttara sebagai kebijaksanaan (paññā) yang terdapat di antara bantuan-bantuan menuju pencerahan sebagai satu indria, kekuatan, faktor pencerahan, dan faktor sang jalan. Definisi yang diformulasikan lebih melalui fungsi kognisi daripada isi objektif dari pandangan benar. Di tempat lain (MN 141.24) pandangan benar sang jalan didefinisikan sebagai pengetahuan Empat Kebenaran Mulia. Kita dapat memahamni bahwa pemahaman konseptual pada empat kebenaran mulia termasuk dalam pandangan benar lokiya, sedangkan penembusan langsung pada kebenaran-kebenaran dengan mencapai Nibbāna melalui sang jalan adalah pandangan benar lokuttara. ↩︎

  6. MA: Faktor-faktor itu menyertai pandangan benar sebagai pendamping dan “pembuka-jalan.” Usaha benar dan perhatian benar adalah berdampingan dengan pandangan benar lokuttara; pandangan benar dari pandangan terang adalah “pembuka-jalan” dari pandangan benar lokuttara. ↩︎

  7. MA menjelaskan ini sebagai pandangan benar dari pandangan terang yang memahami kehendak benar melalui fungsinya dan dengan membersihkan kebingungan. Walaupun tampaknya perbedaan yang lebih mendasar dari kedua jenis kehendak inilah yang menjadi topiknya. ↩︎

  8. Ini adalah definisi baku dari kehendak benar sebagai salah satu faktor dari Jalan Mulia Berunsur Delapan; baca MN 141.25. ↩︎

  9. Dalam definisi ini, faktor kehendak (sankappa) diidentifikasikan sebagai awal pikiran (vitakka*),* yang lebih jauh lagi ditetapkan sebagai faktor yang bertanggung jawab pada absorpsi dengan memusatkan dan mengarahkan pikiran pada objek. Untuk penjelasan awal pikiran sebagai “bentukan ucapan,” baca MN 44.15. ↩︎

  10. MA: Pernyataan ini secara khusus merujuk pada faktor pendamping yang menyertai kehendak benar lokuttara. Pada tahap awal praktik, ketiga kehendak benar lokiya muncul secara terpisah, tetapi pada saat jalan lokuttara, satu kehendak benar tunggal muncul memotong ketiga kehendak salah. Demikianlah kehendak benar lokuttara juga dapat dijelaskan sebagai kehendak meninggalkan keduniawian, tanpa permusuhan, dan tanpa kekejaman. Metode yang sama berlaku pada ucapan benar, dan seterusnya. ↩︎

  11. Sementara ucapan benar lokiya dilakukan dalam empat cara berbeda menurut jenis ucapan salah yang dihindari, pada saat jalan lokuttara, faktor tunggal ucapan benar mengerahkan empat fungsi memotong kecenderungan terhadap empat jenis ucapan salah. Prinsip serupa berlaku pada perbuatan benar. ↩︎

  12. Ini adalah cara-cara salah bagi para bhikkhu untuk memperoleh benda-benda kebutuhannya; ini dijelaskan pada Vsm I, 61-65. MA mengatakan bahwa yang disebutkan dalam sutta bukanlah keseluruhan jenis penghidupan salah, yang termasuk cara mencari penghidupan yang melibatkan pelanggaran aturan. Dalam AN 5:177/iii.208, Sang Buddha menyebutkan lima jenis penghidupan salah bagi umat awam: yang berhubungan dengan senjata, makhluk-makhluk hidup, daging, minuman keras, dan racun. ↩︎

  13. MA menjelaskan bahwa bagi seseorang yang memiliki pendangan benar sang jalan, maka muncul kehendak benar sang jalan; demikian pula, bagi seseorang yang memiliki pandangan benar buah, maka muncul kehendak benar buah. Demikian pula, faktor-faktor berikutnya kecuali dua terakhir yang juga merujuk pada jalan lokuttara. ↩︎

  14. Kedua faktor tambahan yang dimiliki oleh Arahant adalah pengetahuan benar, yang diidentifikasikan sebagai pengetahuan peninjauannya bahwa ia telah menghancurkan segala kekotoran, dan kebebasan benar, yang dapat diidentifikasikan sebagai pengalamannya atas kebebasan dari segala kekotoran. ↩︎

  15. Dua puluh faktor pada sisi bermanfaat adalah sepuluh faktor benar dan kondisi-kondisi bermanfaat yang berasal-mula dari masing-masing faktor; Dua puluh faktor pada sisi tidak bermanfaat adalah sepuluh faktor salah dan kondisi-kondisi tidak bermanfaat yang berasal-mula dari masing-masing faktor. Demikianlah asal nama “Empat Puluh Besar.” ↩︎

  16. MA hanya mengatakan bahwa kedua orang ini menetap di negeri Okkala. Identitas lainnya tidak diketahui. ↩︎