Thag 949-1053
Bab Tujuh Belas
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Sujato & Jessica Walton
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
- Melihat banyak yang menginspirasi keyakinan, Secara pribadi terkembang dan terkekang dengan baik, Sang bijaksana Paṇḍarasagotta Bertanya kepada seseorang yang dikenal sebagai Phussa
- “Di masa depan, Keinginan dan motivasi Dan perilaku apakah yang akan dimiliki orang-orang? Sudilah menjawab pertanyaanku.”
- “Dengarkanlah kata-kataku O Yang Bijaksana yang dikenal sebagai Paṇḍarasa: Dan ingatlah dengan seksama, Aku akan menjelaskan masa depan.
- Di masa depan ada banyak yang akan Marah dan bermusuhan, Merendahkan, keras kepala, dan berkhianat, Iri-hati, dan menganut pandangan-pandangan berbeda.
- Menganggap bahwa mereka memahami dalamnya Dhamma, Mereka tetap berada di pantai sini. Dangkal dan tidak menghargai Dhamma, Mereka tidak saling menghormati satu sama lain.
- Di masa depan, Banyak bahaya yang akan muncul di dunia. Orang-orang dungu akan mengotori Dhamma yang telah dibabarkan dengan baik.
- Walaupun tidak memiliki kualitas-kualitas baik, Yang tidak kompeten, banyak bicara, Dan tidak terpelajar, Akan berkuasa dalam sidang-sidang Saṅgha.
- Walaupun memiliki kualitas-kualitas baik, Yang kompeten, teliti, Dan tidak memihak, Akan menjadi lemah dalam sidang-sidang Saṅgha.
- Di masa depan, orang-orang dungu akan menerima Emas dan perak, Lahan dan harta kekayaan, kambing dan domba, Dan pelayan-pelayan laki-laki dan perempuan.
- Orang-orang dungu yang mencari-cari kesalahan orang lain, Namun mereka sendiri tidak memiliki moralitas, Akan berkeliaran, kurang ajar, Bagaikan binatang buas yang suka melawan.
- Mereka angkuh, Terbungkus jubah berwarna biru; Penuh tipuan, keras kepala, suka berbicara, kasar, Mereka akan mengembara seolah-olah mereka adalah orang-orang mulia.
- Dengan rambut halus dengan minyak, Dengan gelisah, mata mereka dirias dengan pewarna garis mata, Mereka berkeliaran di jalan-jalan raya, Terbungkus jubah berwarna gading.
- Mereka akan menyukai pakaian putih, Dan mereka tidak menyukai jubah celupan berwarna jingga, Panji para arahant, Yang dikenakan tanpa merasa jijik oleh yang terbebaskan.
- Mereka menginginkan banyak hal, Dan malas, tidak memiliki kegigihan; Bosan dengan hutan, Mereka akan menetap di desa-desa.
- Karena tidak terkekang, mereka akan bergaul dengan Mereka yang memperoleh banyak hal, Dan yang selalu menikmati penghidupan salah, Mengikuti teladan mereka.
- Mereka tidak akan menghormati mereka Yang tidak memperoleh banyak hal, Dan mereka tidak bergaul dengan para bijaksana, Walaupun mereka sangat ramah.
- Meremehkan panji mereka sendiri, Yang dicelup dengan warna tembaga, Beberapa orang akan mengenakan panji putih Dari pengikut agama lain.
- Kemudian mereka tidak memiliki penghormatan Pada jubah jingga; Para bhikkhu tidak akan merefleksikan Sifat dari jubah jingga.
- Ketiadaan refleksi yang berlebihan ini Tidak terbayangkan bagi sang gajah, Yang dikuasai oleh penderitaan, Tertusuk anak panah, dan terluka.
- Kemudian sang gajah bergading-enam, Melihat panji para arahant berwarna gelap, Segera mengucapkan syair-syair ini Yang berhubungan dengan tujuan.
- Yang tidak murni Yang akan mengenakan jubah jingga Tanpa menjinakkan dan tanpa kebenaran, Adalah tidak layak mengenakan jubah jingga.
- Siapapun yang telah menolak ketidak-murnian, Memiliki moralitas, Memiliki kebenaran dan jinak, Mereka sesungguhnya layak mengenakan jubah jingga.
- Hampa dari moralitas, tidak cerdas, Liar, melakukan apapun yang mereka suka, Pikiran mereka berkeliaran ke segala tempat, lamban Mereka tidak layak mengenakan jubah jingga.
- Siapapun yang memiliki moralitas, Bebas dari nafsu, memiliki samādhi, Kehendak batin mereka murni, Mereka sungguh layak mengenakan jubah jingga.
- Si dungu yang sombong, angkuh, Yang tidak memiliki moralitas, Adalah layak mengenakan jubah putih – Apalah gunanya jubah jingga bagi mereka?
- Di masa depan, para bhikkhu dan bhikkhunī Dengan batin yang kotor, tanpa penghormatan, Akan meremehkan mereka Yang memiliki batin cinta-kasih.
- Walaupun dilatih dalam hal mengenakan jubah Oleh para bhikkhu senior, Orang-orang yang tidak cerdas tidak akan mendengar, Liar, melakukan apa yang mereka suka.
- Dengan sikap latihan seperti itu, Orang-orang dungu itu tidak saling menghormati satu sama lain, Atau memperhatikan guru-guru mereka, Bagaikan kuda liar dengan kusirnya.
- Demikianlah, di masa depan, Ini akan menjadi praktik Para bhikkhu dan bhikkhunī, Di kemudian hari.
- Sebelum masa depan yang menakutkan ini tiba, Bersikaplah mudah dinasihati, Halus dalam ucapan, Dan saling menghormati satu sama lain.
- Milikilah batin yang penuh cinta kasih dan belas kasihan, Dan jaga moralitasmu; Bersemangatlah, teguh, Dan selalu berusaha keras.
- Melihat kelengahan sebagai menakutkan, Dan ketekunan sebagai keamanan, Kembangkanlah jalan berunsur delapan, Realisasikan tanpa-kematian.”
- “Seorang yang penuh perhatian adalah bagaikan orang yang berperilaku baik, Atau bagaikan orang yang damai; Seorang yang tekun bagaikan orang yang memiliki niat baik, Yang mempraktikkan jhāna; Bahagia di dalam batin, memiliki samādhi, Menyendiri, puas; itu adalah apa yang mereka sebut seorang bhikkhu.
- Ketika memakan makanan segar atau makanan kering, Seseorang seharusnya tidak makan berlebihan. Seorang bhikkhu harus mengembara dengan penuh perhatian, Dengan perut kosong, memakan sedikit makanan.
- Empat atau lima suap sebelum engkau kenyang, Minumlah air; Ini cukup untuk hidup nyaman Bagi seorang bhikkhu yang teguh.
- Terbalut dengan jubah yang sesuai, Yang memang untuk tujuan ini; Ini cukup untuk hidup nyaman Bagi seorang bhikkhu yang teguh.
- Ketika duduk bersila, Hujan tidak membasahi lututnya; Ini cukup untuk hidup nyaman Bagi seorang bhikkhu yang teguh.
- Ketika engkau melihat kebahagiaan sebagai penderitaan, Dan penderitaan sebagai anak panah, Maka engkau tahu tidak ada perbedaan antara keduanya – Dengan apakah engkau terikat pada dunia? Akan menjadi apakah engkau?
- Ketika engkau berpikir, ‘Semoga aku tidak bergaul Dengan orang-orang yang berkeinginan buruk, Malas, tidak bersemangat Yang sedikit belajar, tidak sopan’ – Dengan apakah engkau terikat pada dunia? Akan menjadi apakah engkau?
- Seorang bijaksana yang terpelajar, Memiliki moralitas, Menekuni ketenangan batin – Biarlah mereka memimpin di depan.
- Siapapun yang menyukai proliferasi, Binatang liar yang bersenang dalam proliferasi, Adalah jauh dari nibbāna, Keamanan tertinggi dari kuk.
- Siapapun yang telah meninggalkan proliferasi, Bersenang dalam jalan yang bebas dari proliferasi, Adalah terberkahi dengan nibbāna, Keamanan tak tertandingi dari gandar.
- Apakah di desa atau di dalam hutan, Di daratan rendah atau tinggi, Di manapun para arahant menetap Tempat itu adalah menyenangkan.
- Hutan sungguh indah! Di mana banyak orang tidak menyukainya, Mereka yang terbebas dari nafsu bersenang di sana, Karena mereka tidak mencari kenikmatan indriawi.
- Ketika engkau melihat seseorang yang melihat kesalahanmu, Seorang bijaksana yang menegurmu, Engkau harus mendekati orang cerdas demikian, Seolah-olah mereka sedang mengungkapkan harta tersembunyi. Dengan mendekati orang demikian. Segala sesuatu akan menjadi bertambah baik, bukan bertambah buruk.
- Engkau harus menasihati, engkau harus mengingatkan; Engkau harus mengekang kekasaran; Karena orang seperti itu dicintai oleh mereka yang penuh perhatian, Bukan dicintai oleh orang yang tanpa perhatian.
- Sang Bhagavā, Sang Buddha, Sang Bijaksana Sedang mengajar Dhamma kepada orang lain. Ketika Dhamma sedang diajarkan Aku mendengar dengan penuh perhatian, untuk memahami maknanya – Aku mendengarkannya dengan tidak sia-sia, Aku terbebaskan, tanpa kekotoran.
- Bukan demi pengetahuan kehidupan lampau, Juga bukan demi mata-dewa; Bukan demi kekuatan batin, Atau membaca pikiran makhluk lain, Juga bukan demi mengetahui kematian dan Kelahiran kembali makhluk-makhluk lain; Bukan demi memurnikan kekuatan telinga-dewa, Maka aku memiliki keteguhan.”
- “Satu-satunya naungan baginya adalah bawah pohon; Dengan rambut tercukur, terbungkus jubah luar, Bhikkhu senior itu, yang terunggul dalam kebijaksanaan, Upatissa berlatih jhāna.
- Memasuki keadaan meditasi tanpa pemikiran, Seorang siswa Sang Buddha Pada saat itu terberkahi Dengan keheningan mulia.
- Bagaikan gunung batu Yang tak tergoyahkan dan kokoh tertanam; Demikian pula ketika delusi berakhir, Seorang bhikkhu, bagaikan gunung, tidak gemetar.”
- “Bagi seorang yang tanpa cela Yang selalu mencari kemurnian, Bahkan kejahatan seujung rambut Tampak sebesar awan.
- Aku tidak mendambakan kematian; Aku tidak mendambakan kehidupan; Aku akan membaringkan tubuh ini, Sadar dan penuh perhatian.”
- Aku tidak mendambakan kematian; Aku tidak mendambakan kehidupan; Aku menunggu waktuku, Bagaikan seorang pekerja menunggu upahnya.
- “Baik sebelum mau pun sesudah Adalah kematian, bukan tanpa-kematian, Berlatihlah, jangan binasa – Jangan biarkan waktu melampauimu.
- Seperti halnya sebuah kota perbatasan, Yang dijaga di dalam dan di luar, Demikian pula engkau harus menjaga dirimu – Jangan biarkan waktu melampauimu. Mereka yang membuang-buang waktu Bersedih ketika mereka berakhir di neraka.”
- “Tenang dan hening, Bijaksana dalam memberi nasihat, tidak gelisah; Ia mengguncang kualitas-kualitas buruk Bagaikan angin mengguncang dedaunan di pohon.
- “Tenang dan hening, Bijaksana dalam memberi nasihat, tidak gelisah; Ia mencabut kualitas-kualitas buruk Bagaikan angin mencabut dedaunan dari pohon.
- Tenang dan tanpa berduka, Jernih dan tidak terganggu, Bermoral baik dan cerdas: Engkau harus mengakhiri penderitaan.”
- “Beberapa perumah tangga, Dan bahkan beberapa dari mereka yang meninggalkan keduniawian Adalah tidak dapat dipercaya. Bahkan beberapa yang baik kelak menjadi jahat; Sedangkan beberapa yang jahat menjadi baik.
- Keinginan indriawi, niat-buruk Ketumpulan dan kantuk, Kegelisahan, dan keragu-raguan: Ini adalah lima noda batin bagi seorang bhikkhu.
- Siapapun yang samādhi-nya tidak goyah, Tidak peduli apakah mereka Dihormati atau tidak, Adalah seorang yang hidup dengan tekun.
- Mereka secara rutin berlatih jhāna, Dengan pandangan terang halus ke dalam pandangan-pandangan; Bersenang dalam akhir cengkeraman, Mereka dikatakan sebagai orang yang baik.
- Samudra, bumi, Gunung-gunung, angin – Hal-hal ini tidak sebanding Dengan kebebasan menakjubkan Sang Guru.
- Ia adalah bhikkhu senior yang menjaga Roda Dhamma tetap berputar, Memiliki pengetahuan luas dan samādhi. Bagaikan tanah, bagaikan air, bagaikan api, Ia tidak tertarik juga tidak menolak.
- Ia telah mencapai kesempurnaan kebijaksanaan, Ia memiliki kecerdasan tinggi dan kearifan tinggi; Ia tidak bodoh, namun tampak bodoh; Ia selalu mengembara, padam.
- Aku telah melayani Sang Guru Dan memenuhi ajaran Sang Buddha. Beban berat telah diturunkan, Aku telah melepaskan kemelekatan Untuk terlahir kembali ke dalam kehidupan apapun juga.
- Berusahalah dengan tekun: Ini adalah nasihatku. Mari, sekarang aku akan merealisasikan nibbāna, Aku terbebaskan dalam segala cara.”
- “Seorang bijaksana tidak berteman Dengan orang yang memfitnah dan bermusuhan, Dengan orang yang kikir, atau orang yang bersenang Dalam kesusahan orang lain; Pergaulan dengan orang jahat adalah berbahaya.
- Orang bijaksana harus berteman Dengan orang yang berkeyakinan, yang menyenangkan, Mereka yang memiliki pemahaman, yang terpelajar; Pergaulan dengan orang baik adalah berkah.
- Lihatlah boneka khayal ini, Tumpukan luka, susunan tubuh, Berpenyakit, terobsesi, Tidak memiliki kestabilan.
- Lihatlah bentuk khayal ini, Dengan permata dan anting-anting; Tulang-belulangnya terbungkus kulit, Diperindah oleh pakaiannya.
- Kaki kemerahan Dan wajah berbedak Adalah cukup untuk memperdaya seorang dungu, Tetapi tidak untuk seorang pencari pantai seberang.
- Rambut dikepang delapan Dan pewarna garis mata Adalah cukup untuk memperdaya seorang dungu, Tetapi tidak untuk seorang pencari pantai seberang.
- Bagaikan kotak rias yang dihias, Tubuh menjijikkan ini yang dihias Adalah cukup untuk memperdaya seorang dungu, Tetapi tidak untuk seorang pencari pantai seberang.
- Gotama adalah terpelajar, seorang pembabar yang cemerlang, Pelayan Sang Buddha itu. Tidak terbelenggu, dengan beban dikesampingkan, Ia berbaring untuk tidur.
- Tidak terbelenggu, kekotoran-kekotorannya telah berakhir, Ia telah melampaui kemelekatan, Dan telah mencapai nibbāna. Ia membawa tubuh terakhirnya, Melampaui kelahiran dan kematian.
- Gotama, yang padanya ajaran Sang Buddha, Kerabat Matahari, ditegakkan, Berdiri di atas sang jalan Yang mengarah menuju nibbāna.
- Aku mempelajari 82.000 dari Sang Buddha, Dan 2.000 dari para bhikkhu; 84.000 ini Adalah ajaran-ajaran yang telah kuhapalkan.
- Seorang yang sedikit belajar Menua bagaikan seekor sapi – Dagingnya tumbuh, Tetapi kebijaksanaannya tidak.
- Seorang terpelajar yang, karena pembelajarannya, Memandang rendah pada orang yang sedikit belajar, Bagiku tampak seperti Seorang buta yang memegang pelita.
- Engkau harus mengikuti seorang yang terpelajar – Jangan kehilangan apa yang telah engkau pelajari. Itu adalah akar kehidupan spiritual, Maka engkau harus menghapalkan Dhamma.
- Mengetahui urutan Dan makna dari ajaran, Terampil dalam interpretasi istilah-istilah, Ia menghapalkannya dengan baik, Dan kemudian memeriksa maknanya.
- Dengan menerima ajaran-ajaran, ia menjadi bersemangat; Dengan berusaha, ia menyelidiki Dhamma; Dengan berusaha pada waktu yang tepat, Ia tenang dalam batinnya.
- Jika engkau ingin memahami Dhamma, Maka engkau harus bergaul dengan jenis orang Yang terpelajar, dan telah menghapalkan Dhamma, Seorang siswa bijaksana dari Sang Buddha.
- Seorang bhikkhu yang terpelajar, dan telah menghapalkan Dhamma, Penjaga harta karun Sang Bijaksana Agung, Adalah seorang visioner bagi seluruh dunia. Patut dimuliakan, dan terpelajar
- Bersenang dalam Dhamma, menikmati Dhamma, Merefleksikan Dhamma, Mengingat Dhamma, Ia tidak mundur dalam Dhamma sejati.
- Ketika tubuhmu manja dan berat, Sementara sisa waktumu hampir habis; Serakah terhadap kenikmatan fisik, Bagaimana engkau dapat menemukan kebahagiaan sebagai seorang petapa?
- Semua arah tidak jelas! Dhamma tidak muncul padaku! Dengan meninggalnya sahabat baik kita, Semuanya tampak gelap.
- Jika sahabatmu telah meninggal dunia, Dan gurumu telah wafat dan berlalu, Maka tidak ada sahabat selain Perhatian pada jasmani.
- Yang lama telah meninggal dunia, Dan aku tidak mendapatkan yang baru. Hari ini aku bermeditasi sendirian Bagaikan burung berdiam nyaman dalam sangkarnya.”
- “Banyak tamu dari berbagai negeri Datang untuk bertemu denganku. Jangan halangi mereka, Biarkan kumpulan itu menemuiku.”
- “Banyak tamu dari berbagai negeri Datang untuk bertemu denganku. Sang Guru memberikan kesempatan bagi mereka, Sang Bijaksana tidak mencegah mereka.
- Selama 25 tahun Sejak aku menjadi yang masih berlatih, Tidak ada persepsi indriawi yang muncul padaku: Lihatlah keunggulan Dhamma!
- Selama 25 tahun Sejak aku menjadi yang masih berlatih, Tidak ada persepsi jahat yang muncul padaku: Lihatlah keunggulan Dhamma!
- Selama 25 tahun Aku melayani Sang Bhagavā Dengan perbuatan-perbuatan penuh cinta-kasih, Bagaikan bayangan yang tidak pernah pergi.
- Selama 25 tahun Aku melayani Sang Bhagavā Dengan ucapan-ucapan penuh cinta-kasih, Bagaikan bayangan yang tidak pernah pergi.
- Selama 25 tahun Aku melayani Sang Bhagavā Dengan pemikiran-pemikiran penuh cinta-kasih, Bagaikan bayangan yang tidak pernah pergi.
- Sewaktu Sang Buddha sedang bermeditasi berjalan, Aku bermeditasi berjalan di belakang Beliau. Ketika Beliau mengajarkan Dhamma, Pengetahuan muncul padaku.
- Aku adalah seorang yang masih berlatih, masih ada yang harus dilakukan! Batinku masih belum sempurna! Namun Sang Guru, yang begitu berbelas kasih padaku, Telah meninggal dunia menuju nibbāna.
- Kemudian terjadi kegemparan! Kemudian mereka merinding! Ketika Sang Buddha, yang memiliki segala kualitas, Meninggal dunia menuju nibbāna.”
- “Ānanda, yang terpelajar, Dan telah menghapalkan Dhamma, Penjaga harta karun Sang Bijaksana Agung, Seorang visioner bagi seluruh dunia, Telah meninggal dunia menuju nibbāna.
- Ia terpelajar, Dan telah menghapalkan Dhamma, Penjaga harta karun Sang Bijaksana Agung, Seorang visioner bagi seluruh dunia, Ketika segalanya hitam, ia menghalau kegelapan.
- Ia adalah sang bijaksana yang mengingat ajaran-ajaran, Dan menguasai urutannya, memegangnya erat-erat. Bhikkhu senior yang menghapalkan Dhamma, Ānanda adalah tambang permata.”
- “Aku telah melayani Sang Guru Dan memenuhi ajaran Sang Buddha. Beban berat telah diturunkan, Aku telah melepaskan kemelekatan untuk terlahir kembali Ke dalam kehidupan apapun juga.”