easter-japanese

1

“Para bhikkhu, demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka tujuh hal harus dikembangkan. Apakah tujuh ini? Faktor pencerahan perhatian, faktor pencerahan pembedaan fenomena-fenomena, faktor pencerahan kegigihan, faktor pencerahan sukacita, faktor pencerahan ketenangan, faktor pencerahan konsentrasi, faktor pencerahan keseimbangan. Demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka ketujuh hal ini harus dikembangkan.”

“Para bhikkhu, demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka tujuh hal harus dikembangkan. Apakah tujuh ini? Persepsi ketidak-kekalan, persepsi tanpa-diri, persepsi ketidak-menarikan, persepsi bahaya, persepsi ditinggalkannya, persepsi kebosanan, persepsi lenyapnya. Demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka ketujuh hal ini harus dikembangkan.”

“Para bhikkhu, demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka tujuh hal harus dikembangkan. Apakah tujuh ini? Persepsi ketidak-menarikan, persepsi kematian, persepsi kejijikan pada makanan, persepsi ketidak-senangan pada seluruh dunia, persepsi ketidak-kekalan, persepsi penderitaan pada apa yang tidak kekal, persepsi tanpa-diri dalam apa yang merupakan penderitaan. Demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka ketujuh hal ini harus dikembangkan.”

“Para bhikkhu, demi pemahaman penuh pada nafsu … demi kehancuran sepenuhnya … demi ditinggalkannya … demi hancurnya … demi hilangnya … demi peluruhan … demi lenyapnya … demi berhentinya … demi terlepasnya nafsu, maka ketujuh hal harus dikembangkan.”

“Para bhikkhu, demi pengetahuan langsung … demi pemahaman penuh … demi kehancuran sepenuhnya … demi ditinggalkannya … demi hancurnya … demi hilangnya … demi peluruhan … demi lenyapnya … demi berhentinya … demi terlepasnya kebencian … delusi … kemarahan … permusuhan … sikap merendahkan … sikap kurang ajar … iri … kekikiran … kecurangan … muslihat … kekeras-kepalaan … sikap berapi-api … keangkuhan … kesombongan … kemabukan … kelengahan … maka ketujuh hal ini harus dikembangkan.” [149]

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Dengan gembira, para bhikkhu itu puas mendengar pernyataan Sang Bhagavā.


Catatan Kaki
  1. Baik Ce maupun Ee tidak menomori rangkaian ini. Be menomorinya dengan 11, melanjutkan skema penomoran berurutan yang digunakan dalam vagga-vagga. Saya menomorinya seolah-olah merupakan bab ke enam dalam kelompok lima puluh ini. Ce menomori sutta-sutta dalam rangkaian ini dari 1-510. Be menomori sutta-sutta sebagai kelanjutan dari sutta-sutta dalam keseluruhan nipāta, dari 623 hingga 1132. Saya mengikuti penomoran sutta dari Be. ↩︎