easter-japanese

“Para bhikkhu, ada empat jenis orang ini terdapat di dunia. Apakah empat ini? Yang bernafsu, yang membenci, yang terdelusi, yang angkuh. Ini adalah keempat orang itu yang terdapat di dunia.” [72]

Makhluk-makhluk terpikat oleh hal-hal yang menggoda, mencari kesenangan dalam apa pun yang menyenangkan, makhluk-makhluk rendah terikat oleh delusi,1 mengencangkan ikatan mereka.

Si dungu bepergian menciptakan kamma tidak bermanfaat yang timbul dari nafsu, kebencian, dan delusi: perbuatan-perbuatan menyusahkan yang menghasilkan penderitaan.

Orang-orang yang terhalangi oleh ketidak-tahuan, buta, tanpa mata untuk melihat, sesuai dengan sifat mereka, tidak berpikir demikian.2


Catatan Kaki
  1. Bersama dengan Ce membaca mohena adhamā sattā, bukan seperti Be mohena āvutā sattā. Ee mohena adhamasattā adalah bermakna sama dengan Ce. ↩︎

  2. Bersama dengan Be dan Ee saya membaca kuplet ke dua yathādhammā tathāsantā, na tass’evan ti maññare. Ce membaca pāda d: nassevanti na maññare. Mp: “Sesuai dengan sifat mereka: Mereka yang memiliki sifat di mana kualitas-kualitas seperti nafsu, dan seterusnya, masih ada; setelah memiliki sifat demikian. [Mereka] tidak berpikir demikian: Mereka tidak berpikir sebagai berikut: ‘Kami eksis dengan cara demikian, kami memiliki sifat demikian’” (yathādhammā tathāsantā ti yathā rāgādayo dhammā ṭhitā, tathā sabhāvā’va hutvā; na tass’evan ti maññare ti mayaṃ evaṃsantā evaṃsabhāvā ti tassa na maññāre, na maññantī ti attho). ↩︎