easter-japanese

Perumah tangga Anāthapiṇḍika mendatangi Sang Bhagavā … Sang Bhagavā berkata kepadanya:

“Perumah tangga, ada empat jenis kebahagiaan ini yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, bergantung pada waktu dan situasinya. Apakah empat ini? Kebahagiaan memiliki, kebahagiaan menikmati, kebahagiaan bebas dari hutang, dan kebahagiaan ketanpacelaan.1

(1) “Dan apakah, perumah tangga, kebahagiaan memiliki? Di sini, seorang anggota keluarga telah memperoleh kekayaan melalui usaha penuh semangat, yang dikumpulkan melalui kekuatan tangannya, yang didapat melalui keringat di alis matanya, kekayaan benar yang diperoleh dengan cara yang benar. Ketika ia berpikir, ‘Aku telah memperoleh kekayaan melalui usaha penuh semangat … yang diperoleh dengan cara yang benar,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan memiliki.

(2) “Dan apakah kebahagiaan menikmati? Di sini, dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha penuh semangat itu, yang dikumpulkan melalui kekuatan tangannya, yang didapat melalui keringat di alis matanya, kekayaan benar yang diperoleh dengan cara yang benar, seorang anggota keluarga menikmati kekayaannya dan melakukan perbuatan-perbuatan berjasa. Ketika ia berpikir, ‘Dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha penuh semangat ini … yang diperoleh dengan cara yang benar, aku menikmati kekayaanku dan melakukan perbuatan-perbuatan berjasa,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan menikmati.

(3) “Dan apakah kebahagiaan bebas dari hutang? Di sini, seorang anggota keluarga tidak memiliki hutang pada siapa pun, apakah banyak atau sedikit. Ketika ia berpikir, ‘Aku tidak memiliki hutang pada siapa pun, apakah banyak atau sedikit,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan bebas dari hutang.

(4) “Dan apakah kebahagiaan ketanpacelaan? Di sini, perumah tangga, seorang siswa mulia memiliki perbuatan jasmani, ucapan, dan pikiran yang tanpa cela. [70] Ketika ia berpikir, ‘Aku memiliki perbuatan jasmani, ucapan, dan pikiran yang tanpa cela,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan ketanpacelaan.

“Ini adalah ada keempat jenis kebahagiaan itu yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, bergantung pada waktu dan situasinya.”

Setelah mengetahui kebahagiaan bebas dari hutang, seseorang harus mengingat2 kebahagiaan memiliki. Menikmati kebahagiaan kenikmatan, seorang manusia melihat segala sesuatu dengan jelas melalui kebijaksanaan.

Sewaktu melihat segala sesuatu dengan jelas, seorang bijaksana mengetahui kedua jenis3 kebahagiaan. Yang lain tidak ada seper enam belas bagian dari kebahagiaan ketanpa-celaan.4


Catatan Kaki
  1. Dalam Pāli: atthisukha, bhogasukha, anaṇasukha, anavajjasukha. Mp: “Pertama adalah kebahagiaan yang muncul dalam pemikiran, ‘Ada (atthi, yaitu, kekayaan)’; kedua adalah kekayaan yang muncul pada seseorang yang menikmati kekayaan; ke tiga adalah kekayaan yang muncul dalam pemikiran, ‘aku tanpa hutang’; ke empat adalah kebahagiaan yang muncul dalam pemikiran, ‘aku tanpa cacat, tanpa cela.’” ↩︎

  2. Bersama dengan Ce dan Ee membaca sare, bukan seperti Be paraṃ. ↩︎

  3. Bersama dengan Ce dan Ee membaca bhāge, bukan seperti Be bhoge↩︎

  4. Mp: “Beliau membagi jenis-jenis kebahagiaan dalam dua bagian. Tiga jenis pertama membentuk bagian pertama, kebahagiaan ketanpa-celaan adalah satu bagian tersendiri. Kemudian ia melihat dengan kebijaksanaan dan mengetahui bahwa ketiga jenis kebahagiaan pertama secara keseluruhan adalah tidak ada seper enam belas bagian dari kebahagiaan ketanpa-celaan.” ↩︎