easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian Brahmana Vassakāra, perdana menteri Magadha, mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika mereka telah mengakhiri ramah-tamah ini, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā:

“Guru Gotama, kami menggambarkan seseorang yang memiliki empat kualitas sebagai seorang besar dengan kebijaksanaan tinggi. Apakah empat ini? (1) Di sini, seseorang sangat terpelajar dalam berbagai bidang pelajaran. (2) Ia memahami makna dari berbagai pernyataan, sehingga ia dapat mengatakan: ‘Ini adalah makna dari pernyataan ini; ini adalah makna dari pernyataan itu.’ (3) Ia memiliki ingatan yang baik; ia ingat apa yang telah dilakukan dan dikatakan yang telah lama berlalu. (4) Ia terampil dan rajin dalam mengerjakan berbagai pekerjaan dari seorang perumah tangga; ia memiliki penilaian yang baik agar dapat melaksanakan dan mengaturnya dengan baik. Kami menggambarkan seseorang yang memiliki keempat kualitas ini sebagai seorang besar dengan kebijaksanaan tinggi. Jika Guru Gotama berpikir bahwa apa yang kukatakan harus disetujui, maka silakan Beliau menyetujuinya. Jika Beliau berpikir bahwa apa yang kukatakan harus ditolak, maka silakan Beliau menolaknya.”

“Aku tidak menyetujui [pernyataanmu], Brahmana, Aku juga tidak menolaknya. [36] Melainkan, Aku menggambarkan seseorang yang memiliki empat kualitas [lain] sebagai seorang besar dengan kebijaksanaan tinggi. Apakah empat ini? (1) Di sini, ia berlatih demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang; ia adalah seorang yang menegakkan banyak orang dalam metode mulia, yaitu dalam kebaikan Dhamma, dalam kebermanfaatan Dhamma.1 (2) Ia memikirkan apa pun yang ingin ia pikirkan dan tidak memikirkan apa yang tidak ingin ia pikirkan; ia berniat pada apa yang ingin ia niatkan dan tidak berniat pada apa yang tidak ingin ia niatkan; demikianlah ia telah mencapai penguasaan pikiran atas cara berpikirnya. (3) Ia memperoleh sesuai kehendaknya, tanpa kesulitan atau kesusahan, keempat jhāna yang merupakan pikiran yang lebih tinggi dan keberdiaman yang nyaman dalam kehidupan ini. (4) Dengan hancurnya noda-noda, ia merealisasikan untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, ia berdiam di dalamnya.

“Aku tidak menyetujui [pernyataanmu], Brahmana, Aku juga tidak menolaknya. Tetapi Aku menggambarkan seseorang yang memiliki keempat kualitas ini sebagai seorang besar dengan kebijaksanaan tinggi.

“Sungguh menakjubkan dan mengagumkan, Guru Gotama, betapa baiknya hal ini telah dinyatakan oleh Guru Gotama. Dan kami menganggap Guru Gotama sebagai seorang yang memiliki keempat kualitas ini. (1) Karena Beliau berlatih demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang; Beliau adalah seorang yang menegakkan banyak orang dalam metode mulia, yaitu dalam kebaikan Dhamma, dalam kebermanfaatan Dhamma. (2) Beliau memikirkan apa pun yang ingin Beliau pikirkan dan tidak memikirkan apa yang tidak ingin Beliau pikirkan; Beliau berniat pada apa yang ingin Beliau niatkan dan tidak berniat pada apa yang tidak ingin Beliau niatkan; demikianlah Beliau telah mencapai penguasaan pikiran atas cara berpikirNya. (3) Beliau memperoleh sesuai kehendaknya, tanpa kesulitan atau kesusahan, keempat jhāna yang merupakan pikiran yang lebih tinggi dan keberdiaman yang nyaman dalam kehidupan ini. (4) Dengan hancurnya noda-noda, Beliau merealisasikan untuk diriNya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, Beliau berdiam di dalamnya.” [37]

“Tentu saja, Brahmana, kata-katamu itu menyelidiki dan lancang.2 Namun demikian, Aku akan menjawabmu. (1) Sebenarnya, Aku memang berlatih demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang; Aku telah menegakkan banyak orang dalam metode mulia, yaitu dalam kebaikan Dhamma, dalam kebermanfaatan Dhamma. (2) Aku memikirkan apa pun yang ingin Kupikirkan dan tidak memikirkan apa yang tidak ingin Kupikirkan; Aku berniat pada apa yang ingin Kuniatkan dan tidak berniat pada apa yang tidak ingin Kuniatkan; demikianlah Aku telah mencapai penguasaan pikiran atas cara berpikir. (3) Aku memperoleh sesuai kehendak, tanpa kesulitan atau kesusahan, keempat jhāna yang merupakan pikiran yang lebih tinggi dan keberdiaman yang nyaman dalam kehidupan ini. (4) Dengan hancurnya noda-noda, Aku merealisasikan untuk diriKu sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, Aku berdiam di dalamnya.”

Ia yang demi semua makhluk menemukan kebebasan dari perangkap kematian; yang mengungkapkan Dhamma, metode, demi manfaat para deva dan manusia;

Ia yang padanya banyak orang memperoleh keyakinan ketika mereka melihat dan mendengarkanNya; Seorang yang terampil dalam jalan dan apa yang bukan jalan, Yang tanpa noda yang telah menyelesaikan tugasnya; Yang Tercerahkan yang membawa jasmani terakhirnya disebut “seorang besar dengan kebijaksanaan tinggi.”


Catatan Kaki
  1. Mp mengatakan bahwa metode mulia (ariyañāya) adalah sang jalan bersama dengan pandangan terang, dan “kebaikan Dhamma” (kalyāṇadhammatā) dan “kebermanfaatan Dhamma” (kusaladhammatā) adalah sebutannya. ↩︎

  2. Baca Jilid 1 p.533, catatan 428. ↩︎