easter-japanese

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu ini. Siapakah dua ini? Seorang yang mengemban tanggung jawab atas apa yang tidak menimpanya dan seorang yang tidak mengemban tanggung jawab atas apa yang menimpanya. Ini adalah kedua jenis orang dungu itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang bijaksana ini. Siapakah dua ini? Seorang yang mengemban tanggung jawab atas apa yang menimpanya dan seorang yang tidak mengemban tanggung jawab atas apa yang tidak menimpanya.1 Ini adalah kedua jenis orang bijaksana itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang tidak boleh sebagai boleh dan seorang yang melihat apa yang boleh sebagai tidak boleh.2 Ini adalah kedua jenis orang dungu itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang bijaksana ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang tidak boleh sebagai tidak boleh dan seorang yang melihat apa yang boleh sebagai boleh. Ini adalah kedua jenis orang bijaksana itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan pelanggaran sebagai pelanggaran dan seorang yang melihat apa yang merupakan pelanggaran sebagai bukan pelanggaran. Ini adalah kedua jenis orang dungu itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang bijaksana ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan pelanggaran sebagai bukan pelanggaran dan seorang yang melihat apa yang merupakan pelanggaran sebagai pelanggaran. Ini adalah kedua jenis orang bijaksana itu.” [85]

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-Dhamma sebagai Dhamma dan seorang yang melihat apa yang merupakan Dhamma sebagai bukan-Dhamma. Ini adalah kedua jenis orang dungu itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang bijaksana ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-Dhamma sebagai bukan-Dhamma dan seorang yang melihat apa yang merupakan Dhamma sebagai Dhamma. Ini adalah kedua jenis orang bijaksana itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang dungu ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-disiplin sebagai disiplin dan seorang yang melihat apa yang merupakan disiplin sebagai bukan-disiplin. Ini adalah kedua jenis orang dungu itu.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis orang bijaksana ini. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-disiplin sebagai bukan-disiplin dan seorang yang melihat apa yang merupakan disiplin sebagai disiplin. Ini adalah kedua jenis orang bijaksana itu.”

“Para bhikkhu, noda-noda bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang merasa menyesal atas sesuatu yang karenanya ia tidak perlu merasa menyesal dan seorang yang tidak merasa menyesal atas sesuatu yang karenanya ia seharusnya merasa menyesal. Noda-noda bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda tidak bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang tidak merasa menyesal atas sesuatu yang karenanya ia tidak perlu merasa menyesal dan seorang yang merasa menyesal atas sesuatu yang karenanya ia seharusnya merasa menyesal. Noda-noda tidak bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang tidak boleh sebagai boleh dan seorang yang melihat apa yang boleh sebagai tidak boleh. Noda-noda bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda tidak bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang tidak boleh sebagai tidak boleh dan seorang yang melihat apa yang boleh sebagai boleh. Noda-noda tidak bertambah pada dua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? [86] Seorang yang melihat apa yang bukan pelanggaran sebagai pelanggaran dan seorang yang melihat apa yang merupakan pelanggaran sebagai bukan pelanggaran.3 Noda-noda bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda tidak bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan pelanggaran sebagai bukan pelanggaran dan seorang yang melihat apa yang merupakan pelanggaran sebagai pelanggaran. 4 Noda-noda tidak bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-Dhamma sebagai Dhamma dan seorang yang melihat apa yang merupakan Dhamma sebagai bukan-Dhamma. Noda-noda bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda tidak bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-Dhamma sebagai bukan-Dhamma dan seorang yang melihat apa yang merupakan Dhamma sebagai Dhamma.5 Noda-noda tidak bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-disiplin sebagai disiplin dan seorang yang melihat apa yang merupakan disiplin sebagai bukan-disiplin. Noda-noda bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”

“Para bhikkhu, noda-noda tidak bertambah pada dua [jenis individu]. Siapakah dua ini? Seorang yang melihat apa yang bukan-disiplin sebagai bukan-disiplin dan seorang yang melihat apa yang merupakan disiplin sebagai disiplin. Noda-noda tidak bertambah pada kedua [jenis individu] ini.”


Catatan Kaki
  1. Be membalikkan ini. ↩︎

  2. Yo ca akappiye kappiyasaññī, yo ca kappiye akappiyasaññī. Ini merujuk pada apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan menurut aturan disiplin monastik. ↩︎

  3. Saya menerjemahkan berdasarkan pada Ce dan Ee, Be membalikkan kedua klausa, dengan menuliskannya: Yo ca āpattiyā anāpattisaññī, yo ca anāpattiyā āpattisaññī. ↩︎

  4. Di sini juga, Be membalikkan klausanya, dengan menuliskan: Yo ca āpattiyā āpattisaññī, yo ca anāpattiyā anāpattisaññī. ↩︎

  5. Di sini, sekali lagi, saya lebih mengikuti Ce dan Ee daripada Be, yang membalikkan klausanya. ↩︎