easter-japanese

“Para bhikkhu, ada dua jenis kemurahan hati ini.1 Apakah dua ini? Kemurahan hati dengan benda-benda materi dan kemurahan hati dengan Dhamma. Ini adalah kedua jenis kemurahan hati itu. Di antara kedua jenis kemurahan hati ini, kemurahan hati dengan Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis keramahan ini. Apakah dua ini? Keramahan dengan benda-benda materi dan keramahan dengan Dhamma. Ini adalah kedua jenis keramahan itu. Di antara kedua jenis keramahan ini, keramahan dengan Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis pengejaran ini. Apakah dua ini? Pengejaran benda-benda materi dan pengejaran Dhamma. Ini adalah kedua jenis pengejaran itu. Di antara kedua jenis pengejaran ini, pengejaran Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis perburuan ini. Apakah dua ini? Perburuan benda-benda materi dan perburuan Dhamma. Ini adalah kedua jenis perburuan itu. Di antara kedua jenis perburuan ini, perburuan Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis pencarian ini. Apakah dua ini? Pencarian benda-benda materi dan pencarian Dhamma. Ini adalah kedua jenis pencarian itu. Di antara kedua jenis pencarian ini, pencarian Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis pemujaan ini. Apakah dua ini? Pemujaan dengan benda-benda materi dan pemujaan dengan Dhamma. Ini adalah kedua jenis pemujaan itu. Di antara kedua jenis pemujaan ini, pemujaan dengan Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis pemberian ini untuk dipersembahkan kepada seorang tamu.2 Pemberian benda-benda materi dan pemberian Dhamma. Ini adalah kedua jenis pemberian itu untuk dipersembahkan kepada seorang tamu. Di antara kedua jenis pemberian untuk dipersembahkan kepada seorang tamu ini, pemberian Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis keberhasilan ini. Apakah dua ini? Keberhasilan yang berhubungan dengan benda-benda materi dan keberhasilan yang berhubungan dengan Dhamma. Ini adalah kedua jenis keberhasilan itu. Di antara kedua jenis keberhasilan ini, keberhasilan yang berhubungan dengan Dhamma adalah yang terunggul.” [94]

“Para bhikkhu, ada dua jenis pertumbuhan ini. Apakah dua ini? Pertumbuhan dalam hal benda-benda materi dan pertumbuhan dalam hal Dhamma. Ini adalah kedua jenis pertumbuhan itu. Di antara kedua jenis pertumbuhan ini, pertumbuhan dalam hal Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis permata ini. Apakah dua ini? Permata materi dan permata Dhamma. Ini adalah kedua jenis permata itu. Di antara kedua jenis permata ini, permata Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis pengumpulan. Apakah dua ini? Pengumpulan benda-benda materi dan pengumpulan Dhamma. Ini adalah kedua jenis pengumpulan itu. Di antara kedua jenis pengumpulan ini, pengumpulan Dhamma adalah yang terunggul.”

“Para bhikkhu, ada dua jenis perluasan ini. Apakah dua ini? Perluasan dalam hal benda-benda materi dan perluasan dalam hal Dhamma. Ini adalah kedua jenis perluasan itu. Di antara kedua jenis perluasan ini, perluasan dalam hal Dhamma adalah yang terunggul.”


Catatan Kaki
  1. Santhāra. Mp menjelaskan ini seolah-olah bermakna “sebuah penutup” atau “hamparan,” seperti pada konteks tertentu: “Menutupi dengan benda-benda materi adalah menghamparkan menutupi [ruang] antara diri sendiri dengan orang lain dengan empat benda kebutuhan.” Akan tetapi, lebih tepat jika santhāra di sini nyaris bersinonim dengan paṭisanthāra, yang muncul dalam sutta berikutnya. Sebenarnya, Mp mengatakan bahwa perbedaan antara kedua kata ini hanyalah pada awalannya saja. ↩︎

  2. Ātitheyyāni. Mp mengemas sebagai āgantukadānāni, “pemberian kepada seorang tamu.” ↩︎