easter-japanese

Pengembara Uttiya mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika mereka telah mengakhiri ramah-tamah ini, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā:

(1) “Bagaimanakah ini, Guru Gotama, apakah dunia adalah abadi? Apakah hanya ini yang benar dan yang lainnya salah?”

“Uttiya, Aku tidak menyatakan: ‘Dunia adalah abadi; hanya ini yang benar, yang lainnya salah.’”

(2) “Kalau begitu, Guru Gotama, apakah dunia adalah tidak abadi? Apakah hanya ini yang benar dan yang lainnya salah?”

“Uttiya, Aku juga tidak menyatakan: ‘Dunia adalah tidak abadi; hanya ini yang benar, yang lainnya salah.’”

(3)-(4) “Kalau begitu, bagaimanakah, Guru Gotama, apakah dunia adalah terbatas? … Apakah dunia adalah tidak terbatas? … (5)-(6) Apakah jiwa dan badan adalah sama? … Apakah jiwa adalah satu hal, badan adalah hal lainnya? … (7)-(10) Apakah Sang Tathāgata ada setelah kematian? … Apakah Sang Tathāgata tidak ada setelah kematian? … Apakah Sang Tathāgata ada juga tidak ada setelah kematian? Apakah Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian? Apakah hanya ini yang benar dan yang lainnya salah?”

“Uttiya, Aku juga tidak menyatakan: ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian; hanya ini yang benar, yang lainnya salah.’”1

“Ketika aku bertanya kepadaMu: ‘Bagaimanakah, Guru Gotama, apakah dunia adalah abadi? Apakah hanya ini yang benar, yang lainnya salah?’ Engkau berkata: ‘Uttiya, Aku tidak menyatakan: “Dunia adalah abadi; hanya ini yang benar, yang lainnya salah.”’ Tetapi ketika aku bertanya kepadaMu: ‘Kalau begitu, Guru Gotama, apakah dunia adalah tidak abadi? Apakah hanya ini yang benar dan yang lainnya salah?’ Engkau berkata: ‘Uttiya, Aku juga tidak menyatakan: “Dunia adalah tidak abadi; hanya ini yang benar, yang lainnya salah.”’ Ketika aku bertanya kepadaMu: ‘Kalau begitu, bagaimanakah, Guru Gotama, apakah dunia adalah terbatas? … Apakah Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian? Apakah hanya ini yang benar dan yang lainnya salah?’ [194] Engkau berkata: ‘Uttiya, Aku juga tidak menyatakan: “Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian; hanya ini yang benar, yang lainnya salah.”’ Kalau begitu, apakah yang dinyatakan oleh Guru Gotama?”

“Melalui pengetahuan langsung, Uttiya, Aku mengajarkan Dhamma kepada para siswaKu demi pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan ratapan, demi lenyapnya kesakitan dan kesedihan, demi pencapaian metode, demi merealisasikan nibbana.”

“Tetapi ketika Guru Gotama, melalui pengetahuan langsung, mengajarkan Dhamma kepada para siswaNya demi pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan ratapan, demi lenyapnya kesakitan dan kesedihan, demi pencapaian metode, demi merealisasikan nibbana, apakah karena hal itu seluruh dunia akan terbebaskan, atau setengah dunia, atau seper tiga dunia?”

Ketika hal ini ditanyakan, Sang Bhagavā berdiam diri. Kemudian Yang Mulia Ānanda berpikir: “Pengembara Uttiya lebih baik tidak memendam pandangan jahat: ‘Ketika aku menanyakan pertanyaan yang paling tinggi kepada Petapa Gotama, Beliau gugup dan tidak menjawab.2 Pasti karena Beliau tidak mampu menjawab.’ Hal ini akan mengarahkan Pengembara Uttiya pada bahaya dan penderitaan untuk waktu yang lama.”

Kemudian Yang Mulia Ānanda berkata kepada Pengembara Uttiya: “Baiklah, teman Uttiya, aku akan memberikan perumpamaan. Beberapa orang cerdas di sini memahami makna dari apa yang dikatakan melalui perumpamaan. Misalnya seorang raja memiliki sebuah kota perbatasan dengan benteng, tembok, dan kubah yang kuat, dan dengan gerbang tunggal. Penjaga gerbang yang ditempatkan di sana adalah seorang yang bijaksana, kompeten, dan cerdas; seorang yang mencegah masuknya orang-orang asing [195] dan mengizinkan orang-orang yang dikenal. Sewaktu ia sedang berjalan di sepanjang jalan yang mengelilingi kota ia tidak melihat sebuah celah atau bukaan di dinding yang cukup besar bahkan untuk seekor kucing menyelinap masuk. Ia mungkin tidak mengetahui berapa banyak makhluk hidup yang masuk atau keluar dari kota, tetapi ia dapat memastikan bahwa makhluk apa pun yang cukup besar yang masuk atau keluar dari kota itu semuanya masuk dan keluar melalui gerbang itu. Demikian pula, teman Uttiya, Sang Tathāgata tidak peduli apakah seluruh dunia akan terbebaskan, atau setengah dunia, atau seper tiga dunia. Tetapi Beliau dapat memastikan bahwa mereka semua yang telah terbebaskan, atau yang sedang terbebaskan, atau yang akan terbebaskan dari dunia pertama-tama meninggalkan lima rintangan, kekotoran pikiran yang melemahkan kebijaksanaan, dan kemudian, dengan pikiran mereka yang ditegakkan dengan baik dalam empat penegakan perhatian, mereka dengan benar mengembangkan tujuh faktor pencerahan. Dengan cara inilah mereka telah terbebaskan, atau sedang terbebaskan, atau akan terbebaskan dari dunia.

“Teman, Uttiya, engkau bertanya kepada Sang Bhagavā dari sudut pandang yang berbeda dengan pertanyaan yang sama yang telah engkau tanyakan kepada Beliau.3 Oleh karena itu Sang Bhagavā tidak menjawabmu.” [196]


Catatan Kaki
  1. Seperti 10:93, sutta ini mungkin dimasukkan ke dalam Kelompok Sepuluh karena berhubungan dengan sepuluh pandangan spekulatif. ↩︎

  2. Mp: “Pertanyaan paling tinggi: ‘Jangan sampai ia memendam pandangan yang buruk: “Ketika aku mengajukan pertanyaan tertinggi kepada Petapa Gotama, Beliau menjadi gugup dan tidak menjawab. Mungkinkah ini adalah karena Beliau tidak mampu menjawab?”’” ↩︎

  3. Mp: “Pertanyaan yang sama: Ia menunjukkan bahwa Uttiya sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama dengan yang ia ajukan sebelumnya dalam hal apakah dunia kekal atau tidak kekal. Ia bertanya dari sudut pandang berbeda tentang seluruh dunia, dengan mengambil posisi pada kepercayaan dalam diri makhluk-makhluk hidup (sattūpaladdhiyaṃyeva ṭhatvā aññenākārena pucchati).” ↩︎