easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang mengembara dalam suatu perjalanan di tengah-tengah penduduk Kosala bersama dengan sejumlah besar Saṅgha para bhikkhu ketika Beliau tiba di pemukiman Kosala bernama Naḷakapāna. Di sana di Naḷakapāna Sang Bhagavā menetap di hutan pohon Judas. Pada saat itu, pada hari uposatha, Sang Bhagavā sedang duduk dikelilingi oleh Saṅgha para bhikkhu. Setelah mengajarkan, mendorong, menginspirasi, dan menggembirakan Saṅgha para bhikkhu dengan khotbah Dhamma pada sebagian besar malam itu, dan setelah mengamati Saṅgha para bhikkhu yang sama sekali hening, Sang Bhagavā berkata kepada Yang Mulia Sāriputta: “Saṅgha para bhikkhu bebas dari ketumpulan dan kantuk, Sāriputta. Babarkanlah [123] khotbah Dhamma kepada para bhikkhu. punggungKu sakit, Aku akan meregangkannya.”

“Baik, Bhante,” Yang Mulia Sāriputta menjawab.

Kemudian Sang Bhagavā melipat empat jubah luarNya dan berbaring pada sisi kanan dalam postur singa, dengan satu kakinya menindih kaki lainnya, dengan penuh perhatian dan memahami dengan jernih, setelah mencatat dalam pikirannya gagasan untuk terjaga. Kemudian Yang Mulia Sāriputta berkata kepada para bhikkhu: “Teman-teman, para bhikkhu!”

“Teman!” para bhikkhu itu menjawab. Yang Mulia Sāriputta berkata sebagai berikut:

“Teman-teman, pada seseorang yang tidak memiliki keyakinan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat, yang tidak memiliki rasa malu … yang tidak memiliki rasa takut … yang tidak memiliki kegigihan … yang tidak memiliki kebijaksanaan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat, apakah siang atau malam menjelang, hanya kemerosotan dan bukan kemajuan dalam kualitas-kualitas bermanfaat yang menantinya. Seperti halnya, selama dwi-mingguan gelap, apakah siang atau malam menjelang, rembulan hanya merosot dalam hal keindahan, kebulatan, dan kecerahan, dalam hal diameter dan kelilingnya, demikian pula, pada seseorang yang tidak memiliki keyakinan … kebijaksanaan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat, apakah siang atau malam menjelang, hanya kemerosotan dan bukan kemajuan dalam kualitas-kualitas bermanfaat yang menantinya.

(1) “‘Seorang yang tanpa keyakinan,’ teman-teman: ini adalah sebuah kasus kemunduran. (2) ‘Seorang yang secara moral tidak tahu malu’ … (3) ‘Seorang yang sembrono secara moral’ … (4) ‘Seorang yang malas’ … (5) ‘Seorang yang tidak bijaksana’ … (6) ‘Seorang yang marah’ … (7) ‘Seorang yang bersikap bermusuhan’ … (8) ‘Seorang yang berkeinginan jahat’ … (9) ‘Seorang yang memiliki teman-teman yang jahat’ … (10) ‘Seorang yang menganut pandangan salah’: ini adalah sebuah kasus kemunduran.

“Teman-teman, pada seseorang yang memiliki keyakinan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat, pada seorang yang memiliki rasa malu … pada seorang yang memiliki rasa takut … pada seorang yang memiliki kegigihan … [124] pada seorang yang memiliki kebijaksanaan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat, apakah siang atau malam menjelang, hanya kemajuan dan bukan kemerosotan dalam kualitas-kualitas bermanfaat yang menantinya. Seperti halnya, selama dwi-mingguan terang, apakah siang atau malam menjelang, rembulan hanya meningkat dalam hal keindahan, kebulatan, dan kecerahan, dalam hal diameter dan kelilingnya, demikian pula, pada seseorang yang memiliki keyakinan … kebijaksanaan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat, apakah siang atau malam menjelang, hanya kemajuan dan bukan kemerosotan dalam kualitas-kualitas bermanfaat yang menantinya.

(1) “‘Seorang dengan keyakinan,’ teman-teman: ini adalah sebuah kasus ketidak-munduran. (2) ‘Seorang yang memiliki rasa malu … (3) ‘Seorang yang memiliki rasa takut … (4) ‘Seorang yang bersemangat’ … (5) ‘Seorang yang bijaksana’ … (6) ‘Seorang yang tanpa kemarahan’ … (7) ‘Seorang yang tanpa-permusuhan’ … (8) ‘Seorang yang tanpa keinginan jahat’ … (9) ‘Seorang yang memiliki teman-teman yang baik’ … (10) ‘Seorang yang menganut pandangan benar’: ini adalah sebuah kasus ketidak-munduran.”

Kemudian Sang Bhagavā bangkit dan berkata kepada Yang Mulia Sāriputta: “Bagus, bagus, Sāriputta! Sāriputta, pada seorang yang tidak memiliki keyakinan dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat … [di sini Sang Buddha mengulangi keseluruhan khotbah dari Sāriputta:] [125] … (10) ‘Seorang yang menganut pandangan benar’: ini adalah sebuah kasus ketidak-munduran.”