easter-japanese

Pada suatu ketika Yang Mulia Sāriputta sedang menetap di tengah-tengah penduduk Magadha di Nālakagāmaka. Kemudian Pengembara Sāmaṇḍakāni mendatangi Yang Mulia Sāriputta dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika mereka telah mengakhiri ramah-tamah itu, ia duduk di satu sisi [122] dan berkata kepada Yang Mulia Sāriputta:

“Teman Sāriputta, apakah kebahagiaan dalam Dhamma dan disiplin ini, dan apakah penderitaan?”

“Ketidak-puasan, teman, adalah penderitaan dalam Dhamma dan disiplin ini. Kenikmatan adalah kebahagiaan. Ketika ada ketidak-puasan, maka penderitaan ini menanti. (1) Ketika berjalan, seseorang tidak menemukan kebahagiaan atau kenyamanan. (2) Ketika berdiri diam … (3) Ketika duduk … (4) Ketika berbaring … (5) Ketika berada di sebuah desa … (6) Ketika berada di dalam hutan … (7) Ketika berada di bawah sebatang pohon … (8) Ketika berada di dalam sebuah gubuk kosong … (9) Ketika berada di ruang terbuka … (10) Ketika berada di tengah-tengah para bhikkhu, ia tidak menemukan kebahagiaan atau kenyamanan. Ketika ada ketidak-puasan, maka penderitaan ini menanti.

“Ketika ada kenikmatan, maka kebahagiaan ini menanti. (1) Ketika berjalan, seseorang menemukan kebahagiaan dan kenyamanan. (2) Ketika berdiri diam … (3) Ketika duduk … (4) Ketika berbaring … (5) Ketika berada di sebuah desa … (6) Ketika berada di dalam hutan … (7) Ketika berada di bawah sebatang pohon … (8) Ketika berada di dalam sebuah gubuk kosong … (9) Ketika berada di ruang terbuka … (10) Ketika berada di tengah-tengah para bhikkhu, ia menemukan kebahagiaan atau kenyamanan. Ketika ada kenikmatan, maka kebahagiaan ini menanti.”