easter-japanese

Pada suatu ketika Yang Mulia Mahākaccāna sedang menetap di antara penduduk Avantī di Gunung Pavatta di Kuraraghara. Kemudian umat awam perempuan Kāḷi dari Kuraraghara mendatanginya, bersujud kepadanya, duduk di satu sisi, dan berkata kepadanya:1

“Bhante, ini dikatakan oleh Sang Bhagavā dalam ‘Pertanyaan-pertanyaan Para Perawan’:2

“‘Setelah menaklukkan bala tentara dari yang menyenangkan dan disukai, bermeditasi sendirian, Aku menemukan kebahagiaan, pencapaian tujuan, kedamaian batin. Oleh karena itu Aku tidak membentuk ikatan keakraban dengan orang-orang, juga tidak keakraban dengan siapa pun yang berkesempatan bertemu denganKu.’ [47]

“Bagaimanakah, Bhante, makna dari pernyataan yang diucapkan secara ringkas oleh Sang Bhagavā agar dipahami secara terperinci?”

“Beberapa petapa dan brahmana, saudari, yang padanya pencapaian kasiṇa tanah adalah yang tertinggi, menjadikannya sebagai tujuan mereka.3 Sang Bhagavā secara langsung mengetahui sejauh apa pencapaian kasiṇa tanah itu adalah yang tertinggi. Setelah secara langsung mengetahui ini, Beliau melihat awal,4 bahaya, dan jalan membebaskan diri, dan Beliau melihat pengetahuan dan penglihatan pada sang jalan dan bukan-jalan. Dengan melihat awal, bahaya, dan jalan membebaskan diri, dan dengan melihat pengetahuan dan penglihatan pada sang jalan dan bukan-jalan, Beliau mengetahui pencapaian tujuan, kedamaian batin.

“Beberapa petapa dan brahmana, saudari, yang padanya pencapaian kasiṇa air … kasiṇa api … kasiṇa udara … kasiṇa biru … kasiṇa kuning … kasiṇa merah … kasiṇa putih … kasiṇa ruang … kasiṇa kesadaran adalah yang tertinggi, menjadikannya sebagai tujuan mereka. Sang Bhagavā secara langsung mengetahui sejauh apa pencapaian kasiṇa kesadaran itu adalah yang tertinggi. Setelah secara langsung mengetahui ini, Beliau melihat awal, bahaya, dan jalan membebaskan diri, dan Beliau melihat pengetahuan dan penglihatan pada sang jalan dan bukan-jalan. Dengan melihat awal, bahaya, dan jalan membebaskan diri, dan dengan melihat pengetahuan dan penglihatan pada sang jalan dan bukan-jalan, Beliau mengetahui pencapaian tujuan, kedamaian batin.

“Demikianlah, saudari, adalah dengan cara itu makna dari pernyataan yang diucapkan secara ringkas oleh Sang Bhagavā dalam ‘Pertanyaan-pertanyaan Para Perawan’ harus dipahami secara terperinci:

“‘Setelah menaklukkan bala tentara dari yang menyenangkan dan disukai, bermeditasi sendirian, Aku menemukan kebahagiaan, pencapaian tujuan, kedamaian batin. [48] Oleh karena itu Aku tidak membentuk ikatan keakraban dengan orang-orang, juga tidak keakraban dengan siapa pun yang berhasil dalam kasusKu.’”


Catatan Kaki
  1. Pada 1:267 Kāḷi disebut “yang terunggul di antara mereka yang berkeyakinan dengan berdasarkan pada kabar angin.” Jelas ia tidak pernah bertemu Sang Buddha tetapi berdasarkan pada kepercayaannya pada Beliau menurut apa yang ia dengarkan dari orang lain. ↩︎

  2. SN 4:25, I 126,15-18. “Para perawan” adalah para putri Māra, yang mencoba menggoda Sang Buddha setelah pencerahan Beliau. Pertanyaan di sini khususnya berasal dari putri Taṇhā, “Ketagihan.” ↩︎

  3. Ce dan Ee: atthābhinibbattesuṃ. Be: attho ti abhinibbattesuṃ. Mp: “Mereka membangkitkannya, berpikir bahwa pencapaian kasiṇa tanah adalah yang tertinggi, menganggapnya sebagai tujuan tertinggi.” ↩︎

  4. Ce dan Ee ādimaddasa; Be assādamaddasa. Tulisan Ce dan Ee di sini tidak biasanya. Triad yang umum adalah kepuasan, bahaya, dan jalan membebaskan diri (assāda, ādīnava, nissaraṇa) yang kita temukan di sini dalam Be. Paralel China SĀ 549 (T II 143a2-b17) memeriksa kedua alternatif. Walaupun SĀ 549 berbeda dalam beberapa aspek, daftar pandangan terang sehubungan dengan kasiṇa menuliskan: “[Ia] melihat asal-mulanya, melihat bahayanya, melihat lenyapnya, melihat jalan menuju lenyapnya” (見其本。見患。見滅。見滅道跡。). Karakter China 本 bersesuaian dengan Pāli ādi, bukan dengan assāda, dengan demikian mendukung Ce dan Ee dan berbeda dengan Be, yang mungkin telah menormalkan tulisan itu. Tulisan Ce dan Be dari Mp berbeda untuk kata yang sama. ↩︎