easter-japanese

1

“Para bhikkhu, jika hanya selama sejentikan jari seorang bhikkhu mengembangkan jhāna pertama, maka ia disebut seorang bhikkhu yang tidak hampa dari jhāna, yang bertindak sesuai ajaran Sang Guru, yang menuruti nasihat Beliau, dan yang tidak memakan dana makanan dari desa dengan sia-sia. Apalagi bagi mereka yang melatihnya!”

“Para bhikkhu, jika hanya selama sejentikan jari seorang bhikkhu mengembangkan (395) jhāna ke dua … (396) jhāna ke tiga … (397) jhāna ke empat … (398) kebebasan pikiran melalui cinta kasih … (399) kebebasan pikiran melalui belas kasihan … [39] (400) kebebasan pikiran melalui kegembiraan altruistik … (401) kebebasan pikiran melalui keseimbangan,2 maka ia disebut seorang bhikkhu yang tidak hampa dari jhāna, yang bertindak sesuai ajaran Sang Guru, yang menuruti nasihat Beliau, dan yang tidak memakan dana makanan dari desa dengan sia-sia. Apalagi bagi mereka yang melatihnya!”

3

“… (402) berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani,4 tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan kerinduan dan kesedihan sehubungan dengan dunia … (403) berdiam dengan merenungkan perasaan dalam perasaan … (404) berdiam dengan merenungkan pikiran dalam pikiran … (405) berdiam dengan merenungkan fenomena-fenomena dalam fenomena-fenomena, tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan kerinduan dan kesedihan sehubungan dengan dunia …”

“… (406) membangkitkan keinginan untuk tidak memunculkan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum muncul; berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikiran, dan berupaya … (407) membangkitkan keinginan untuk meninggalkan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul; berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikiran, dan berupaya … (408) membangkitkan keinginan untuk memunculkan kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul; berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikiran, dan berupaya … (409) membangkitkan keinginan untuk mempertahankan kualitas-kualitas bermanfaat yang telah muncul, demi ketidak-mundurannya, untuk meningkatkannya; untuk memperluasnya, dan memenuhinya melalui pengembangan; berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikiran, dan berupaya … “

“… (410) mengembangkan landasan kekuatan batin yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari keinginan dan aktivitas-aktivitas berusaha … (411) mengembangkan landasan kekuatan batin yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari kegigihan dan aktivitas-aktivitas berusaha … (412) mengembangkan landasan kekuatan batin yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari pikiran dan aktivitas-aktivitas berusaha … (413) mengembangkan landasan kekuatan batin yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari penyelidikan dan aktivitas-aktivitas berusaha …”

“… (414) mengembangkan indria keyakinan … (415) mengembangkan indria kegigihan … (416) mengembangkan indria perhatian … (417) mengembangkan indria konsentrasi … (418) mengembangkan indria kebijaksanaan … (419) mengembangkan kekuatan keyakinan … (420) mengembangkan kekuatan kegigihan … (421) mengembangkan kekuatan perhatian … (422) mengembangkan kekuatan konsentrasi … (423) mengembangkan kekuatan kebijaksanaan …”

“… (424) mengembangkan faktor pencerahan perhatian … (425) mengembangkan faktor pencerahan pembedaan fenomena-fenomena … (426) mengembangkan faktor pencerahan kegigihan [40](427) mengembangkan faktor pencerahan sukacita … (428) mengembangkan faktor pencerahan ketenangan … (429) mengembangkan faktor pencerahan konsentrasi … (430) mengembangkan faktor pencerahan keseimbangan …”

“… (431) mengembangkan pandangan benar … (432) mengembangkan kehendak benar … (433) mengembangkan ucapan benar … (434) mengembangkan perbuatan benar … (435) mengembangkan penghidupan benar … (436) mengembangkan usaha benar … (437) mengembangkan perhatian benar … (438) mengembangkan konsentrasi benar …”

5

“… (439) mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, terbatas, indah atau buruk, dan setelah melampauinya, kemudian memiliki persepsi sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (440) mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, tidak terbatas, indah atau buruk, dan setelah melampauinya, kemudian memiliki persepsi sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (441) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, terbatas, indah atau buruk, dan setelah melampauinya, kemudian mempersepsikan sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (442) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, tidak terbatas, indah atau buruk, dan setelah melampauinya, kemudian mempersepsikan sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (443) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, yang biru, berwarna biru, bercorak biru, bernuansa biru, dan setelah melampauinya, kemudian mempersepsikan sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (444) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, yang kuning, berwarna kuning, bercorak kuning, bernuansa kuning, dan setelah melampauinya, kemudian mempersepsikan sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (445) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, yang merah, berwarna merah, bercorak merah, bernuansa merah, dan setelah melampauinya, kemudian mempersepsikan sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ … (446) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal, melihat bentuk-bentuk secara eksternal, yang putih, berwarna putih, bercorak putih, bernuansa putih, dan setelah melampauinya, kemudian mempersepsikan sebagai berikut: ‘Aku mengetahui, aku melihat’ …

6

“… (447) memiliki bentuk melihat bentuk-bentuk … [41] (448) tidak mempersepsikan bentuk-bentuk secara internal melihat bentuk-bentuk secara eksternal … (449) terpusat hanya pada ‘yang indah’ … (450) dengan sepenuhnya melampaui persepsi bentuk, dengan lenyapnya persepsi sentuhan indria, dengan tanpa-perhatian pada persepsi keberagaman, [dengan mempersepsikan] ‘ruang adalah tanpa batas,’ masuk dan berdiam dalam landasan ruang tanpa batas … (451) dengan sepenuhnya melampaui landasan ruang tanpa batas, [dengan mempersepsikan] ‘kesadaran adalah tanpa batas,’ masuk dan berdiam dalam landasan kesadaran tanpa batas … (452) dengan sepenuhnya melampaui landasan kesadaran tanpa batas, [dengan mempersepsikan] ‘tidak ada apa-apa,’ masuk dan berdiam dalam landasan kekosongan … (453) dengan sepenuhnya melampaui landasan kekosongan, masuk dan berdiam dalam landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi … (454) dengan sepenuhnya melampaui landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi, ia masuk dan berdiam dalam lenyapnya persepsi dan perasaan …”

“… (455) mengembangkan kasiṇa tanah …7 (456) mengembangkan kasiṇa air … (457) mengembangkan kasiṇa api … (458) mengembangkan kasiṇa udara … (459) mengembangkan kasiṇa biru … (460) mengembangkan kasiṇa kuning … (461) mengembangkan kasiṇa merah … (462) mengembangkan kasiṇa putih … (463) mengembangkan kasiṇa ruang … (464) mengembangkan kasiṇa kesadaran …”

“… (465) mengembangkan persepsi ketidak-menarikan … (466) mengembangkan persepsi kematian … (467) mengembangkan persepsi kejijikan pada makanan … (468) mengembangkan persepsi ketidak-senangan terhadap keseluruhan dunia … (469) mengembangkan persepsi ketidak-kekalan … (470) mengembangkan persepsi penderitaan dalam ketidak-kekalan … (471) mengembangkan persepsi bukan-diri dalam apa yang merupakan penderitaan … (472) mengembangkan persepsi pelepasan … (473) mengembangkan persepsi kebosanan … (474) mengembangkan persepsi pelenyapan …”

“… (475) mengembangkan persepsi ketidak-kekalan … (476) mengembangkan persepsi bukan-diri … [42] (477) mengembangkan persepsi kematian … (478) mengembangkan persepsi kejijikan pada makanan … (479) mengembangkan persepsi ketidak-senangan terhadap keseluruhan dunia … (480) mengembangkan persepsi tulang-belulang … (481) mengembangkan persepsi mayat yang dikerubuti belatung … (482) mengembangkan persepsi mayat yang pucat kelabu … (483) mengembangkan persepsi mayat yang tercabik … (484) mengembangkan persepsi mayat yang membengkak …”8

“… (485) mengembangkan pengingatan pada Buddha … (486) mengembangkan pengingatan pada Dhamma … (487) mengembangkan pengingatan pada Saṅgha … (488) mengembangkan pengingatan pada perilaku bermoral … (489) mengembangkan pengingatan pada kedermawanan … (490) mengembangkan pengingatan pada dewata … (491) mengembangkan perhatian pada pernafasan … (492) mengembangkan perhatian pada kematian … (493) mengembangkan perhatian yang diarahkan pada jasmani … (494) mengembangkan pengingatan pada kedamaian …”

“… (495) mengembangkan indria keyakinan yang disertai jhāna pertama … (496) mengembangkan indria kegigihan … (497) mengembangkan indria perhatian … (498) mengembangkan indria konsentrasi … (499) mengembangkan indria kebijaksanaan … (500) mengembangkan kekuatan keyakinan … (501) mengembangkan kekuatan kegigihan … (502) mengembangkan kekuatan perhatian … (503) mengembangkan kekuatan konsentrasi … (504) mengembangkan kekuatan kebijaksanaan yang disertai jhāna pertama …”

“… (505) – (514) mengembangkan indria keyakinan … kekuatan kebijaksanaan yang disertai jhāna ke dua … (515) – (524) mengembangkan indria keyakinan … kekuatan kebijaksanaan yang disertai jhāna ke tiga … (525) – (534) mengembangkan indria keyakinan … kekuatan kebijaksanaan yang disertai jhāna ke empat …”9

“… (535) mengembangkan indria keyakinan yang disertai cinta kasih … (536) mengembangkan indria kegigihan … (537) mengembangkan indria perhatian … (538) mengembangkan indria konsentrasi … (539) mengembangkan indria kebijaksanaan … (540) mengembangkan kekuatan keyakinan … (541) mengembangkan kekuatan kegigihan … (542) mengembangkan kekuatan perhatian … (543) mengembangkan kekuatan konsentrasi … (544) mengembangkan kekuatan kebijaksanaan yang disertai cinta kasih … “

“… (545) – (554) mengembangkan indria keyakinan … mengembangkan kekuatan kebijaksanaan yang disertai belas kasihan … (555) – (564) mengembangkan indria keyakinan … mengembangkan kekuatan kebijaksanaan yang disertai kegembiraan altruistik … (565) – (574) mengembangkan indria keyakinan … mengembangkan kekuatan kebijaksanaan yang disertai keseimbangan10[43] … maka ia disebut seorang bhikkhu yang tidak hampa dari jhāna, yang bertindak sesuai ajaran Sang Guru, yang menuruti nasihat Beliau, dan yang tidak memakan dana makanan dari desa dengan sia-sia. Apalagi bagi mereka yang melatihnya!”


Catatan Kaki
  1. Ee memperlakukan ini sebagai kelanjutan dari vagga XX. Ce memperlakukannya sebagai sub bab ke enam dari vagga XVI, tetapi memberinya nama tersendiri, seolah-olah sebuah bab baru, Accharāsaṅghātavaggo, “Bab Jentikan Jari.” Be menghitungnya sebagai vagga XVIII, dinamai Apara-accharāsaṅghātavaggo, “Bab Jentikan Jari lainnya.” Dalam Be, vagga VI adalah “Bab Jentikan Jari Pertama.” ↩︎

  2. Ini adalah empat jhāna yang diikuti oleh empat keberdiaman brahma (brahmavihāra). ↩︎

  3. Ini adalah empat penegakan perhatian (satipaṭṭhāna), yang diikuti oleh kelompok-kelompok lainnya dalam tiga puluh tujuh bantuan menuju pencerahan: empat usaha benar (sammappadhāna), empat landasan kekuatan batin (iddhipāda), lima indria (indriya), lima kekuatan (bala), tujuh faktor pencerahan (bojjhaṅga), dan jalan mulia berunsur delapan (ariya aṭṭhaṅgika magga). ↩︎

  4. Frasa Pāli kāye kāyānupassī viharati biasanya diterjemahkan baik seperti terjemahan saya di sini ataupun sebagai “[ia] berdiam dengan merenungkan jasmani sebagai jasmani.” Kadang-kadang muncul pertanyaan manakah yang lebih akurat. Saya percaya bahwa 7:6, IV 13-15, mendukung terjemahan saya di sini. Di sana kita membaca ekacco puggalo sabbasaṅkhāresu aniccānupassī viharati, dan dalam sutta-sutta berikutnya: sabbasaṅkhāresu dukkhānupassī viharati, sabbadhammesu anattānupassī viharati, dan nibbāne sukhānupassī viharati. Berikut ini adalah terjemahan terbaik: “Seseorang berdiam dengan merenungkan ketidak-kekalan dalam segala fenomena terkondisi,” “berdiam dengan merenungkan penderitaan dalam segala fenomena terkondisi,” “berdiam dengan merenungkan bukan-diri dalam segala fenomena,” dan “berdiam dengan merenungkan kebahagiaan dalam nibbāna.” Kalimat-kalimat itu tidak dapat diterjemahkan: “Seseorang berdiam dengan merenungkan ketidak-kekalan sebagai semua fenomena terkondisi” … “dengan merenungkan kebahagiaan sebagai nibbāna.” Dalam tiap-tiap kalimat, kata yang dihubungkan dengan anupassī adalah aspek yang direnungkan, dan kata dalam bentuk lokatif adalah bidang yang sehubungan dengannya aspek tersebut direnungkan. Dengan cara yang sama, dalam kāye kāyānupassī viharati, kāya yang dihubungkan dengan anupassī adalah aspek yang direnungkan (“kejasmanian” dari jasmani) dan bentuk lokatif kāye adalah wilayah yang sehubungan dengannya aspek tersebut direnungkan. Sebenarnya, kāyānupassī tidak benar-benar berarti “merenungkan jasmani,” melainkan “seorang perenung-jasmani.” Dengan demikian terjemahan literal dari kalimat ini seharusnya adalah: “Ia berdiam sebagai seorang perenung-jasmani sehubungan dengan jasmani.” Karena terjemahan demikian terdengar janggal dalam Bahasa Inggris, maka saya kembali pada terjemahan yang lebih akrab “merenungkan jasmani dalam jasmani.” Pertimbangan serupa berlaku pada ketiga satipaṭṭhāna lainnya. ↩︎

  5. Ini adalah delapan landasan penguasaan (abhibāyatana). Untuk penjelasannya, baca 8:65 dan pp 1808-9, catatan 1771-75. ↩︎

  6. Ini adalah delapan pembebasan (vimokkha). Baca 8:66 dan pp.1809-10, catatan 1776-80. ↩︎

  7. Sebuah kasiṇa adalah sebuah objek, biasanya berbentuk piringan, yang digunakan sebagai pendukung meditasi. Misalnya kasiṇa tanah adalah sebuah piringan tanah kecoklatan yang padanya sang meditator berfokus untuk memperoleh persepsi tanah. Untuk penjelasan lengkap, baca Vism bab 4 dan 5. Ce menambahkan ālokakasiṇa, kasiṇa cahaya, yang tidak terdapat dalam Be dan Ee. ↩︎

  8. 1:480-84 adalah lima dari sepuluh “kejijikan” atau objek-objek tidak menarik (asubhārammaṇa) yang dibahas pada Vism 178-79, Ppn 6.1-11. ↩︎

  9. Demi kejelasan, saya telah sedikit memperpanjang teks Pāli yang sangat ringkas ini. ↩︎

  10. Setelah ini, Ee memasukkan sepuluh sutta lagi, yang diperoleh dengan menganggap saddhindriyaṃ bhāveti (dan keempat indriya lainnya) dan saddhābalaṃ bhāveti (dan keempat bala lainnya) tanpa menghubungkannya dengan suatu jhāna atau brahmavihāra. Ini tidak sesuai dengan Ce atau Be dan karena itu mungkin merupakan kesalahan editorial. ↩︎