easter-japanese

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika tidak jinak, maka mengarah pada bahaya besar selain daripada pikiran. Pikiran yang tidak jinak mengarah pada bahaya besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika jinak, maka mengarah pada manfaat besar selain daripada pikiran. Pikiran yang jinak mengarah pada manfaat besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun [7] yang, ketika tidak terjaga, maka mengarah pada bahaya besar selain daripada pikiran. Pikiran yang tidak terjaga mengarah pada bahaya besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika terjaga, maka mengarah pada manfaat besar selain daripada pikiran. Pikiran yang terjaga mengarah pada manfaat besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika tidak terlindungi, maka mengarah pada bahaya besar selain daripada pikiran. Pikiran yang tidak terlindungi mengarah pada bahaya besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika terlindungi, maka mengarah pada manfaat besar selain daripada pikiran. Pikiran yang terlindungi mengarah pada manfaat besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika tidak terkendali, maka mengarah pada bahaya besar selain daripada pikiran. Pikiran yang tidak terkendali mengarah pada bahaya besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika terkendali, maka mengarah pada manfaat besar selain daripada pikiran. Pikiran yang terkendali mengarah pada manfaat besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika tidak jinak, tidak terjaga, tidak terlindungi, atau tidak terkendali, maka mengarah pada bahaya besar selain daripada pikiran. Pikiran, ketika tidak jinak, tidak terjaga, tidak terlindungi, atau tidak terkendali, mengarah pada bahaya besar.”

“Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang, ketika jinak, terjaga, terlindungi, dan terkendali, maka mengarah pada manfaat besar selain daripada pikiran. Pikiran, ketika jinak, terjaga, terlindungi, dan terkendali, mengarah pada manfaat besar.” [8]