M iii 199
Lomasakangiya dan Satu Malam Yang Baik
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Ñāṇamoli dan Bhikkhu Bodhi
ShortUrl:
Edisi lain:
Pāḷi (vri)
1.
DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Pada saat itu Yang Mulia Lomasakangiya sedang menetap di negeri Sakya di Kapilavatthu di Taman Nigrodha.1
2.
Kemudian, pada larut malam, Candana, dewa muda berpenampilan indah yang menerangi seluruh Taman Nigrodha, mendekati Yang Mulia Lomasakangiya. Sambil berdiri di satu sisi, Candana si dewa muda berkata kepadanya:
“Bhikkhu, apakah engkau ingat ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang yang telah melewatkan satu malam yang baik?” [200]
“Teman, aku tidak ingat ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’ Tetapi, Teman, apakah engkau ingat ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik’?”
“Bhikkhu, aku juga tidak ingat ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’ Tetapi, Bhikkhu, apakah engkau ingat syair dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik’?”
“Teman, aku tidak ingat syair dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’ Tetapi, Teman, apakah engkau ingat syair dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik’?”
“Bhikkhu, aku ingat syair dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’”
“Tetapi, Teman, bagaimanakah syair dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik yang engkau ingat’?”
“Bhikkhu, suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di antara para dewa di alam surga Tiga Puluh Tiga, di atas batu pualam merah di bawah pohon Pāricchattaka.2 Di sana Sang Bhagavā membabarkan ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik kepada para dewa di alam surga Tiga Puluh Tiga:
3.
‘Janganlah seseorang menghidupkan kembali masa lalu Atau membangun harapan di masa depan; Karena masa lalu telah ditinggalkan Dan masa depan belum dicapai. Melainkan lihatlah dengan pandangan terang Tiap-tiap kondisi yang muncul saat ini; Ketahuilah hal itu dan yakinlah pada hal itu, Dengan tak terkalahkan, tak tergoyahkan. Hari ini usaha harus dilakukan; Besok mungkin kematian datang, siapa yang tahu? Tidak ada tawar-menawar dengan Kematian Yang dapat menjauhkannya dan gerombolannya, Tetapi seseorang yang berdiam demikian dengan tekun, Tanpa mengendur, siang dan malam – Adalah ia, yang dikatakan oleh Sang Bijaksana damai, Yang telah melewati satu malam yang baik.’
4.
“Bhikkhu, aku ingat syair ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik’ seperti demikian. Bhikkhu, pelajarilah ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’ Bhikkhu, kuasailah ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’ Bhikkhu, hafalkanlah ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’ Bhikkhu, ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik’ adalah bermanfaat, dan merupakan dasar-dasar kehidupan suci.”
Itu adalah apa yang dikatakan oleh Candima si dewa muda, yang setelah itu lenyap seketika.
5.
Kemudian, ketika malam telah berlalu, Yang Mulia Lomasakangiya merapikan tempat tinggalnya, dan dengan membawa mangkuk dan jubah luarnya, melakukan perjalanan menuju Sāvatthī. Ia [201]
akhirnya sampai di Sāvatthī, dan menghadap Sang Bhagavā di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Setelah bersujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi, memberitahukan kepada Sang Bhagavā segalanya yang telah terjadi, dan berkata: “Baik sekali, Yang Mulia, jika Sang Bhagavā sudi mengajarkan kepadaku ringkasan dan penjelasan dari ‘Seorang Yang Telah Melewati Satu Malam Yang Baik.’”
6.
“Bhikkhu, apakah engkau mengenal dewa muda itu?”
“Tidak, Yang Mulia.”
“Bhikkhu, dewa muda itu bernama Candana. Ia menekuni Dhamma, memperhatikan, menyimaknya dengan seluruh pikirannya, mendengarkannya dengan sungguh-sungguh. Maka, Bhikkhu, dengarkan dan perhatikanlah pada apa yang akan Kukatakan.”
“Baik, Yang Mulia,” Yang Mulia Lomasakangiya menjawab Sang Bhagavā. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
7-14.
“Janganlah seseorang menghidupkan kembali masa lalu … (Ulangi keseluruhan sutta 131, §§3-10 hingga:)[202]
Yang telah melewati satu malam yang baik.”
Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yang Mulia Lomasakangiya merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.
Menurut Komentar Thag, Yang Mulia Lomasakangiya telah menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kassapa. Setelah Buddha Kassapa membabarkan Bhaddekaratta Sutta, seorang bhikkhu tertentu menyampaikannya kepada Lomasakangiya. Karena tidak mampu memahaminya, ia berseru: “Di masa depan, semoga aku mampu mengajarkan sutta ini kepadamu!” Yang lain menjawab: “Semoga aku dapat menanyakannya kepadamu!” Pada masa sekarang Lomasakangiya terlahir di sebuah keluarga Sakya di Kapilavatthu, sedangkan bhikkhu lainnya itu menjadi Dewa Candana. ↩︎
MA menjelaskan bahwa ini terjadi pada tahun ke tujuh setelah Pencerahan Sang Buddha, pada saat Beliau melewatkan tiga bulan masa vassa di alam surga Tiga Puluh Tiga mengajarkan Abhidhamma kepada para dewa dari sepuluh ribu sistem dunia yang berkumpul di sana. ↩︎