easter-japanese

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Gunung Puncak Hering. Kemudian pengembara Sajjha mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika mereka telah mengakhiri ramah tamah ini, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā:

“Bhante, pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di sini di Rājagaha … [seperti pada 9:7] … Bhante, apakah aku mendengar itu dengan benar dari Sang Bhagavā, menangkapnya dengan benar, menyimaknya dengan benar, mengingatnya dengan benar?” [372]

“Benar, Sajjha, engkau mendengarnya dengan benar, menangkapnya dengan benar, menyimaknya dengan benar, mengingatnya dengan benar. Di masa lalu, Sajjha, dan juga sekarang Aku mengatakan demikian: ‘Seorang bhikkhu yang adalah seorang Arahant – seorang yang noda-nodanya telah dihancurkan … seorang yang sepenuhnya terbebaskan melalui pengetahuan akhir – tidak mampu melakukan pelanggaran dalam sembilan kasus. (1) Ia tidak mampu dengan sengaja membunuh; (2) ia tidak mampu mengambil melalui pencurian atas apa yang tidak diberikan; (3) ia tidak mampu melakukan hubungan seksual; (4) ia tidak mampu secara sengaja berbohong; (5) ia tidak mampu menyimpan benda-benda untuk menikmati kenikmatan indria seperti yang ia lakukan di masa lalu ketika masih menjadi seorang awam; (6) ia tidak mampu memasuki jalan salah karena keinginan; (7) ia tidak mampu memasuki jalan salah karena kebencian; (8) ia tidak mampu memasuki jalan salah karena delusi; (9) ia tidak mampu memasuki jalan salah karena ketakutan.’ Di masa lalu, Sajjha, dan juga sekarang Aku mengatakan demikian: ‘Seorang bhikkhu yang adalah seorang Arahant – seorang yang noda-nodanya telah dihancurkan … seorang yang sepenuhnya terbebaskan melalui pengetahuan akhir – tidak mampu melakukan pelanggaran dalam kesembilan kasus ini.’”