easter-japanese

Yang Mulia Sāriputta berkata kepada para bhikkhu: “Teman-teman, para bhikkhu!”

“Teman!” para bhikkhu itu menjawab. Yang Mulia Sāriputta berkata sebagai berikut:

“Teman-teman, orang-orang harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: mereka yang harus didekati, dan mereka yang tidak boleh didekati.1 Jubah, juga, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus digunakan dan yang tidak boleh digunakan. Makanan … Tempat tinggal, juga, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus digunakan dan yang tidak boleh digunakan. Pedesaan dan pemukiman harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dikunjungi dan [366] yang tidak boleh dikunjungi. Negara-negara dan wilayah-wilayah harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dikunjungi dan yang tidak boleh dikunjungi.

(1) “Ketika dikatakan: ‘Orang-orang harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: mereka yang harus didekati, dan mereka yang tidak boleh didekati,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan? Jika seseorang mengetahui tentang seorang lain: ‘Ketika aku bergaul dengan orang ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang; dan benda-benda kebutuhan hidup yang seharusnya diperoleh oleh seorang yang meninggalkan keduniawian – jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit – diperoleh dengan kesulitan; dan tujuan kehidupan pertapaan yang karenanya aku pergi meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah tidak mencapai pemenuhan melalui pengembangan dalam diriku,’ dalam kasus demikian maka ia harus meninggalkan orang itu kapan pun pada malam atau siang hari,2 bahkan tanpa berpamitan padanya. Ia tidak boleh terus mengikutinya.3

(2) “Jika seseorang mengetahui tentang seorang lain: ‘Ketika aku bergaul dengan orang ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang; tetapi benda-benda kebutuhan hidup yang seharusnya diperoleh oleh seorang yang meninggalkan keduniawian – jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit – diperoleh tanpa kesulitan; tetapi tetap saja, tujuan kehidupan pertapaan yang karenanya aku pergi meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah tidak mencapai pemenuhan melalui pengembangan dalam diriku,’ dalam kasus demikian, setelah merefleksikan, maka ia harus meninggalkan orang itu setelah berpamitan padanya.4 Ia tidak boleh terus mengikutinya.

(3) “Jika seseorang mengetahui tentang seorang lain: ‘Ketika aku bergaul dengan orang ini, maka kualitas-kualitas [367] tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah; tetapi benda-benda kebutuhan hidup yang seharusnya diperoleh oleh seorang yang meninggalkan keduniawian – jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit – diperoleh dengan kesulitan; dan lagi, tujuan kehidupan pertapaan yang karenanya aku pergi meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah mencapai pemenuhan melalui pengembangan dalam diriku,’ dalam kasus demikian, setelah merefleksikan, maka ia harus mengikuti orang itu. Ia tidak boleh meninggalkannya.

(4) “Jika seseorang mengetahui tentang seorang lain: ‘Ketika aku bergaul dengan orang ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah; dan benda-benda kebutuhan hidup yang seharusnya diperoleh oleh seorang yang meninggalkan keduniawian – jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit – diperoleh tanpa kesulitan; dan tujuan kehidupan pertapaan yang karenanya aku pergi meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah mencapai pemenuhan melalui pengembangan dalam diriku,’ dalam kasus demikian, maka ia harus mengikuti orang itu seumur hidupnya. Ia tidak boleh meninggalkannya bahkan jika ia diusir.

“Ketika dikatakan: ‘Orang-orang harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: mereka yang harus didekati, dan mereka yang tidak boleh didekati,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.

(5) “Ketika dikatakan: ‘Jubah, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus digunakan dan yang tidak boleh digunakan,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan? Jika seseorang mengetahui tentang sehelai jubah: ‘Ketika aku menggunakan jubah ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang,’ maka ia tidak boleh menggunakan jubah demikian. Tetapi jika ia mengetahui tentang sehelai jubah: ‘Ketika aku menggunakan jubah ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah,’ maka ia harus menggunakan jubah demikian. [368] Ketika dikatakan: ‘Jubah, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus digunakan dan yang tidak boleh digunakan,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.

(6) “Ketika dikatakan: ‘Makanan, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dimakan dan yang tidak boleh dimakan,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan? Jika seseorang mengetahui tentang suatu makanan: ‘Ketika aku memakan makanan ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang,’ maka ia tidak boleh memakan makanan demikian. Tetapi jika ia mengetahui tentang suatu makanan: ‘Ketika aku memakan makanan ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah,’ maka ia harus memakan makanan demikian. Ketika dikatakan: ‘Makanan, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dimakan dan yang tidak boleh dimakan,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.

(7) “Ketika dikatakan: ‘Tempat tinggal, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus digunakan dan yang tidak boleh digunakan,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan? Jika seseorang mengetahui tentang suatu tempat tinggal: ‘Ketika aku menggunakan tempat tinggal ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang,’ maka ia tidak boleh menggunakan tempat tinggal demikian. Tetapi jika ia mengetahui tentang suatu tempat tinggal: ‘Ketika aku menggunakan tempat tinggal ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah,’ maka ia harus menggunakan tempat tinggal demikian. Ketika dikatakan: ‘Tempat tinggal, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus digunakan dan yang tidak boleh digunakan,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.

(8) “Ketika dikatakan: ‘Pedesaan dan pemukiman, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dikunjungi dan yang tidak boleh dikunjungi,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan? Jika seseorang mengetahui tentang suatu desa atau pemukiman: ‘Ketika aku mengunjungi pedesaan atau pemukiman ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang,’ maka ia tidak boleh mengunjungi pedesaan atau pemukiman demikian. Tetapi jika ia mengetahui tentang suatu desa atau pemukiman: ‘Ketika aku mengunjungi pedesaan [369] atau pemukiman ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah,’ maka ia harus mengunjungi pedesaan atau pemukiman demikian. Ketika dikatakan: ‘Pedesaan atau pemukiman, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dikunjungi dan yang tidak boleh dikunjungi,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.

(9) “Ketika dikatakan: ‘Negara-negara dan wilayah-wilayah, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dikunjungi dan yang tidak boleh dikunjungi,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan? Jika seseorang mengetahui tentang suatu negara atau wilayah: ‘Ketika aku mengunjungi negara atau wilayah ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat bertambah dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat berkurang,’ maka ia tidak boleh mengunjungi negara atau wilayah demikian. Tetapi jika ia mengetahui tentang suatu negara atau wilayah: ‘Ketika aku mengunjungi negara atau wilayah ini, kualitas-kualitas tidak bermanfaat berkurang dalam diriku dan kualitas-kualitas bermanfaat bertambah,’ maka ia harus mengunjungi negara atau wilayah demikian. Ketika dikatakan: ‘Negara-negara dan wilayah-wilayah, teman-teman, harus dipahami sebagai terdiri dari dua jenis: yang harus dikunjungi dan yang tidak boleh dikunjungi,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.”


Catatan Kaki
  1. Walaupun teks menggunakan subjek tunggal, tetapi saya menggunakan jamak, yang terdengar lebih wajar dalam Bahasa Inggris. Teks menggunakan bentuk masa depan yang sama, sevitabbaṃ (dan bentuk negatifnya, asevitabbaṃ), sehubungan dengan masing-masing subjek, tetapi saya menerjemahkannya secara berbeda setepat mungkin untuk tiap-tiap kasus. Kata kerja sevati, dari mana bentukan kata kerja itu didasarkan, memiliki makna yang luas dan dapat mendukung semua terjemahan ini. ↩︎

  2. Rattibhāgaṃ va divasabhāgaṃ vā. Mp: “Setelah mengetahui [hal ini] pada waktu malam hari, ia harus pergi pada malam itu juga. Tetapi jika pada malam hari terdapat bahaya serangan binatang buas, dan sebagainya, ia boleh menunggu hingga fajar. Setelah mengetahui [hal ini] pada waktu siang hari, ia harus pergi pada siang itu juga. Tetapi jika pada siang hari terdapat bahaya, maka ia boleh menunggu hingga matahari terbenam.” ↩︎

  3. Saya lebih menyukai Ee, yang tidak mencantumkan saṅkhā pi, “setelah merefleksikan,” dalam alternatif pertama. Ce dan Be keduanya mencantumkan saṅkhā pi pada tiga bagian pertama. Akan tetapi, tampaknya refleksi itu hanya diperlukan jika ada perlawanan antara keuntungan dan kerugian, seperti pada alternatif ke dua dan ke tiga. Karena alternatif pertama menyatakan kerugian materi dan spiritual dari menetap, maka pilihan yang seharusnya segera terlihat dan tidak memerlukan refleksi. MN 17, I 104-8, yang paralel sebagian dengan sutta ini, memberikan suatu perbandingan atas tulisan ini. MN 17.3 (dalam tulisan Ce, Be, dan Ee; Ee pada I 105,8-10) mendukung ketiadaan saṅkhā pi dalam teks AN dari Ee. ↩︎

  4. Di sini saya bersama dengan Ee membaca āpucchā, bukan seperti Ce dan Be anāpucchā. MN 17.4 dalam Ce dan Be menuliskan apucchā, sedangkan Ee tidak menuliskan keduanya (pada I 105,28-29). Adalah selayaknya bagi seorang bhikkhu untuk berpamitan pada orang yang padanya ia bergantung – penahbis atau gurunya – karena orang itu setidaknya telah berbaik hati memberikan benda-benda kebutuhannya. Lebih jauh lagi, di sini penghilangan kata rattibhāgaṃ vā divasabhāgaṃ vā , “kapan pun pada malam atau siang hari,” menyiratkan adanya perbedaan dalam cara untuk pergi. ↩︎