easter-japanese

“Para bhikkhu, tujuh hal ini mengarah pada kemunduran seorang umat awam. Apakah tujuh ini? (1) Ia berhenti menemui para bhikkhu; (2) ia mengabaikan mendengarkan Dhamma sejati; (3) ia tidak berlatih dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi; (4) ia penuh kecurigaan terhadap para bhikkhu, apakah para bhikkhu senior, bhikkhu junior, atau menengah; (5) ia mendengarkan Dhamma dengan pikiran yang berniat untuk mengkritik, mencari celah kesalahan; (6) ia mencari orang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar; (7) ia pertama-tama melakukan perbuatan [berjasa] di sana.1 Ketujuh hal ini mengarah pada kemunduran seorang umat awam.

“Para bhikkhu, tujuh hal ini mengarah pada ketidak-munduran seorang umat awam. Apakah tujuh ini? (1) Ia tidak berhenti menemui para bhikkhu; (2) ia tidak mengabaikan mendengarkan Dhamma sejati; (3) ia berlatih dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi; (4) ia penuh keyakinan terhadap para bhikkhu, apakah para bhikkhu senior, bhikkhu junior, atau menengah; (5) ia mendengarkan Dhamma dengan pikiran yang tidak berniat untuk mengkritik, tidak mencari celah kesalahan; (6) ia tidak mencari orang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar; (7) ia pertama-tama melakukan perbuatan [berjasa] di sini. Ketujuh hal ini mengarah pada ketidak-munduran seorang umat awam.”2 [26]

Seorang umat awam yang berhenti menemui [para bhikkhu] yang telah mengembangkan diri mereka, [yang berhenti] mendengarkan ajaran-ajaran para mulia, dan tidak berlatih dalam moralitas yang lebih tinggi; yang kecurigaannya terhadap para bhikkhu senantiasa meningkat; yang ingin mendengarkan Dhamma sejati dengan pikiran untuk mengkritik; umat awam yang mencari seorang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar dan pertama-tama melakukan perbuatan berjasa kepada mereka: ketujuh prinsip yang telah diajarkan dengan baik ini menggambarkan apa yang mengarah menuju kemunduran. Seorang umat awam yang mendekati ketujuh prinsip ini jatuh dari Dhamma sejati.

Seorang umat awam yang tidak berhenti menemui [para bhikkhu] yang telah mengembangkan diri mereka, yang mendengarkan ajaran-ajaran para mulia, dan berlatih dalam moralitas yang lebih tinggi; yang keyakinannya terhadap para bhikkhu senantiasa meningkat; yang ingin mendengarkan Dhamma sejati dengan pikiran tidak untuk mengkritik; umat awam yang tidak mencari seorang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar melainkan yang pertama-tama melakukan perbuatan berjasa di sini: ketujuh prinsip yang telah diajarkan dengan baik ini menggambarkan apa yang mengarah menuju ketidak-munduran. Seorang umat awam yang mendekati ketujuh prinsip ini tidak jatuh dari Dhamma sejati.


Catatan Kaki
  1. Tattha ca pubbakāraṃ karoti. Baca 5:175, 6:93. Mp: “Ia pertama-tama memberikan kepada mereka yang mengikuti kepercayaan lain dan setelah itu kepada para bhikkhu.” ↩︎

  2. Be, tetapi tidak pada Ce atau Ee, menuliskan berikut ini sebelum syair: “Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah mengatakan ini, Yang Sempurna Menempuh Sang Jalan, Sang Guru, lebih lanjut mengatakan sebagai berikut.” ↩︎