easter-japanese

Pengembara Moliyasīvaka mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau.1 Ketika mereka telah mengakhiri ramah tamah ini, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā:

“Bhante, dikatakan: ‘Dhamma yang terlihat langsung, Dhamma yang terlihat langsung.’ Dalam cara bagaimanakah, Bhante, Dhamma itu terlihat langsung, segera, mengundang seseorang untuk datang dan melihat, dapat diterapkan, untuk dialami secara pribadi oleh para bijaksana’?”2 [357]

“Baiklah, Sīvaka, Aku akan bertanya kepadamu sebagai jawaban atas hal ini. Jawablah sesuai apa yang engkau anggap benar. Bagaimana menurutmu, Sīvaka? (1) Ketika ada keserakahan dalam dirimu, apakah engkau mengetahui: ‘Ada keserakahan dalam diriku,’ dan ketika tidak ada keserakahan dalam dirimu, apakah engkau mengetahui: ‘Tidak ada keserakahan dalam diriku’?”

“Ya, Bhante.”

“Karena, Sīvaka, ketika ada keserakahan dalam dirimu, engkau mengetahui: ‘Ada keserakahan dalam diriku,’ dan ketika tidak ada keserakahan dalam dirimu, engkau mengetahui: ‘Tidak ada keserakahan dalam diriku,’ dengan cara inilah Dhamma itu terlihat langsung, segera, mengundang seseorang untuk datang dan melihat, dapat diterapkan, untuk dialami secara pribadi oleh para bijaksana.

“Bagaimana menurutmu, Sīvaka? (2) Ketika ada kebencian dalam dirimu … (3) … delusi dalam dirimu … (4) … suatu keadaan yang berhubungan dengan keserakahan dalam dirimu3 … (5) … suatu keadaan yang berhubungan dengan kebencian dalam dirimu … (6) … suatu keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam dirimu, apakah engkau mengetahui: ‘Ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam diriku,’ dan ketika tidak ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam dirimu, apakah engkau mengetahui: ‘Tidak ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam diriku’?”

“Ya, Bhante.”

“Karena, Sīvaka, ketika ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam dirimu, engkau mengetahui: ‘Ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam diriku,’ dan ketika tidak ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam dirimu, engkau mengetahui: ‘Tidak ada keadaan yang berhubungan dengan delusi dalam diriku,’ dengan cara inilah Dhamma itu terlihat langsung, segera, mengundang seseorang untuk datang dan melihat, dapat diterapkan, untuk dialami secara pribadi oleh para bijaksana.”

“Bagus sekali, Guru Gotama! … [seperti pada 6:38] … Sudilah Guru Gotama menganggapku sebagai seorang umat awam yang telah berlindung sejak hari ini hingga seumur hidup.”


Catatan Kaki
  1. Moliyasīvaka juga terdapat pada SN 36:21, IV 230-31, di mana ia bertanya pada Sang Buddha apakah semua perasaan adalah akibat dari kamma masa lampau. ↩︎

  2. Tentang “Dhamma yang terlihat langsung” (sandiṭṭhiko dhammo), baca juga 3:53-54. ↩︎

  3. Lobhadhammā. Serupa dengan ini, persis di bawah, teks menuliskan dosadhammā dan mohadhammā. Mp mengemas sebagai “faktor-faktor yang berhubungan dengannya” (taṃsampayuttadhammā). ↩︎