easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Vesālī di aula beratap lancip di Hutan Besar. Kemudian Jenderal Sīha mendatangi [39] Sang Bhagavā, bersujud kepadanya, duduk di satu sisi, dan berkata:1

“Mungkinkah, Bhante, menunjukkan buah dari memberi yang terlihat secara langsung?”2

“Mungkin saja, Sīha,” Sang Bhagavā berkata.

(1) “Seorang penyumbang, Sīha, seorang pemberi yang dermawan, disukai dan disenangi banyak orang. Ini adalah buah dari memberi yang terlihat secara langsung.

(2) “Kemudian, orang-orang baik mendatangi seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan. Ini juga, adalah buah dari memberi yang terlihat secara langsung.

(3) “Kemudian, seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, memperoleh reputasi baik. Ini juga, adalah buah dari memberi yang terlihat secara langsung.

(4) “Kemudian, kumpulan apa pun yang didatangi oleh seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan – apakah para khattiya, brahmana, perumah tangga, atau petapa – ia mendatanginya dengan percaya-diri dan tenang.3 Ini juga, adalah buah dari memberi yang terlihat secara langsung.

(5) “Kemudian, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga. Ini adalah buah dari memberi yang berhubungan dengan kehidupan-kehidupan di masa depan.”4

Ketika hal ini dikatakan, Jenderal Sīha berkata kepada Sang Bhagavā: “Bhante, aku tidak mempercayai Sang Bhagavā karena keyakinan sehubungan dengan empat buah dari memberi yang terlihat secara langsung ini. Aku mengetahuinya juga. Karena aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan disukai dan disenangi banyak orang. Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan banyak orang baik mendatangiku. Aku adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan aku memperoleh reputasi baik sebagai seorang penyumbang, sponsor, dan penyokong Saṅgha. Aku [40] adalah seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, dan kumpulan apa pun yang kudatangi – apakah para khattiya, brahmana, perumah tangga, atau petapa – aku mendatanginya dengan percaya-diri dan tenang. Aku tidak mempercayai Sang Bhagavā karena keyakinan sehubungan dengan empat buah dari memberi yang terlihat secara langsung ini. Aku mengetahuinya juga. Tetapi ketika Sang Bhagavā memberitahukan kepadaku: ‘Sīha, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga,’ aku tidak mengetahui hal ini, dan di sini aku menuruti Sang Bhagavā karena keyakinan.”

“Demikianlah, Sīha, demikianlah! Dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, seorang penyumbang, seorang pemberi yang dermawan, terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga.”

Dengan memberi, ia menjadi disukai dan banyak orang mendatanginya. Ia memperoleh reputasi baik dan kemasyhurannya meningkat. Orang yang dermawan tenang dan dengan percaya-diri memasuki kumpulan orang-orang. Oleh karena itu, untuk mencari kebahagiaan, orang-orang bijaksana memberikan pemberian, setelah menyingkirkan noda kekikiran. Ketika mereka menempati tiga surga, untuk waktu yang lama mereka bergembira di tengah-tengah para deva. Setelah mengambil kesempatan melakukan perbuatan-perbuatan bermanfaat, meninggal dunia dari sini, dengan bercahaya, mereka berkeliling di Nandana,5 mereka bergembira, berbahagia, dan bersenang-senang, dilengkapi dengan kelima objek kenikmatan indria. Setelah memenuhi kata-kata Yang Stabil yang tidak melekat, para siswa Yang Sempurna Menempuh Sang Jalan bergembira di alam surga. [41]


Catatan Kaki
  1. Ia awalnya adalah seorang pengikut Jain. Kisah pengalihannya diceritakan pada 8:12↩︎

  2. Sandiṭṭhikaṃ dānaphalaṃ. Sebuah manfaat yang dapat dialami dalam kehidupan ini. ↩︎

  3. Visārado upasaṅkamati amaṅkubhūto. Mp menjelaskan “dengan yakin” (visārado) sebagai berpengetahuan atau gembira (ñāṇasomanassappatto) dan “tenang” (amaṅkubhūto) sebagai tidak segan (na nittejabhūto). ↩︎

  4. Samparāyikaṃ dānaphalaṃ. Dengan manfaat ke lima ini, Sang Buddha telah melampaui pertanyaan awal Sīha dan menjelaskan, bukan buah dari memberi yang terlihat secara langsung, melainkan buah yang berhubungan dengan kehidupan mendatang. ↩︎

  5. Nandana: Taman Rekreasi di surga Tāvatimsa. ↩︎