easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Gunung Puncak Hering tidak lama setelah Devadatta pergi.1 Di sana Sang Bhagavā, dengan merujuk pada Devadatta, berkata kepada para bhikkhu: “Para bhikkhu, perolehan, kehormatan, dan pujian pada Devadatta mengarah pada keruntuhan dan kehancurannya. (1) Seperti halnya pohon pisang yang menghasilkan buah akan mengarah menuju keruntuhan dan kehancurannya, demikian pula perolehan, kehormatan, dan pujian pada Devadatta mengarah pada keruntuhan dan kehancurannya. (2) Seperti halnya bambu yang menghasilkan buah akan mengarah menuju keruntuhan dan kehancurannya, demikian pula perolehan, kehormatan, dan pujian pada Devadatta mengarah pada keruntuhan dan kehancurannya. (3) Seperti halnya buluh yang menghasilkan buah akan mengarah menuju keruntuhan dan kehancurannya, demikian pula perolehan, kehormatan, dan pujian pada Devadatta mengarah pada keruntuhan dan kehancurannya. (4) Seperti halnya seekor bagal yang menjadi hamil akan mengarah menuju keruntuhan dan kehancurannya, demikian pula perolehan, kehormatan, dan pujian pada Devadatta mengarah pada keruntuhan dan kehancurannya.”

Seperti halnya buahnya sendiri menghancurkan pohon pisang, seperti halnya buahnya menghancurkan bambu dan buluh, seperti halnya janin menghancurkan bagal, demikian pula kehormatan menghancurkan orang jahat. [74]


Catatan Kaki
  1. Sutta ini, termasuk syairnya, juga terdapat pada SN 17:35, II 241, dengan tambahan khotbah tentang bahaya dari perolehan, kehormatan, dan pujian. Baca juga Vin II 187-88. ↩︎