easter-japanese

“Para bhikkhu, ada empat kesempatan ketika ketekunan harus dipraktikkan. Apakah empat ini?

(1) “Tinggalkanlah perbuatan buruk melalui jasmani dan kembangkanlah perbuatan baik melalui jasmani; jangan lengah dalam hal ini. (2) Tinggalkanlah perbuatan buruk melalui ucapan dan kembangkanlah perbuatan baik melalui ucapan; jangan lengah dalam hal ini. (3) Tinggalkanlah perbuatan buruk melalui pikiran dan kembangkanlah perbuatan baik melalui pikiran; jangan lengah dalam hal ini. (4) Tinggalkanlah pandangan salah dan kembangkanlah pandangan benar; jangan lengah dalam hal ini. [120]

“Para bhikkhu, ketika seorang bhikkhu telah meninggalkan perbuatan buruk melalui jasmani dan mengembangkan perbuatan baik melalui jasmani; ketika ia telah meninggalkan perbuatan buruk melalui ucapan dan mengembangkan perbuatan baik melalui ucapan; ketika ia telah meninggalkan perbuatan buruk melalui pikiran dan mengembangkan perbuatan baik melalui pikiran; ketika ia telah meninggalkan pandangan salah dan mengembangkan pandangan benar, maka ia tidak perlu takut pada kematian di masa depan.”1


Catatan Kaki
  1. So na bhāyati samparāyikassa maraṇassa. Mp: “Para Arahant tidak takut pada kematian apakah di masa depan maupun di masa sekarang. Memang hanya mereka yang dimaksudkan di sini. Akan tetapi, beberapa orang mengatakan bahwa karena pernyataan, ‘kembangkanlah pandangan benar,’ maka yang dimaksudkan adalah semua para mulia dari pemasuk-arus.” Saya tidak yakin bahwa samparāyikassa maraṇassa bermakna kematian di masa depan, seperti yang dipahami secara implisit oleh Mp. Saya menganggapnya hanya sebagai bermakna “kematian di masa depan,” dengan merujuk terutama pada masa depan seseorang dalam kehidupan ini. ↩︎