A i 299
Rangkaian Pengulangan Nafsu Dan Seterusnya
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Bodhi
ShortUrl:
“Para bhikkhu, demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka tiga hal2 harus dikembangkan. Apakah tiga ini? Konsentrasi kekosongan, konsentrasi tanpa gambaran, dan konsentrasi tanpa keinginan.3 Demi pengetahuan langsung pada nafsu, maka ketiga hal ini harus dikembangkan.”
“Para bhikkhu, demi pemahaman penuh pada nafsu … demi kehancuran sepenuhnya … demi ditinggalkannya … demi hancurnya … demi hilangnya … demi peluruhan … demi lenyapnya … demi berhentinya … Demi terlepasnya nafsu, maka ketiga hal harus dikembangkan.
“Para bhikkhu, demi pengetahuan langsung … demi pemahaman penuh … demi kehancuran sepenuhnya … demi ditinggalkannya … demi hancurnya … demi hilangnya … demi peluruhan … demi lenyapnya … demi berhentinya … demi terlepasnya kebencian … delusi … kemarahan … permusuhan … sikap merendahkan … sikap kurang ajar … iri … kekikiran … kecurangan … muslihat … kekeras-kepalaan … sikap berapi-api … keangkuhan … kesombongan … kemabukan … kelengahan, maka tiga hal harus dikembangkan. Apakah tiga ini? Konsentrasi kekosongan, konsentrasi tanpa gambaran, dan konsentrasi tanpa keinginan. Demi terlepasnya kelengahan, maka ketiga hal ini harus dikembangkan.”
Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Dengan gembira, para bhikkhu itu bersenang mendengar pernyataan Sang Bhagavā.
Be dan Ee hanya menghitung satu sutta di sini, 184 dan 163 dalam penomorannya masing-masing. Ce, yang saya ikuti, menghitung 170 sutta. ↩︎
Bersama dengan Be dan Ce, saya hanya membaca tayo dhammā bukan seperti Ce ime tayo dhammā ↩︎
Suññato samādhi, animitto samādhi, appanihito samādhi. Mp hanya mengatakan bahwa “pandangan terang dijelaskan melalui ketiga ini (tīhipi samādhīhi vipassanā va katthitā).” Ketiga ini disebutkan sebagai satu kelompok pada DN III 219,21-22, sekali lagi tanpa penjelasan, tetapi Sv III 1003-4 mengomentari: “Penjelasannya ada tiga, melalui kedatangannya (āgamanato), melalui kualitas (saguṇato), dan melalui objek (ārammaṇato). (1) Melalui kedatangan, (i) seorang bhikkhu menginterpretasikan dalam hal ketiadaan-diri, melihatnya dalam hal ketiadaan-diri, dan mencapai sang jalan melalui [perenungan] tanpa-diri; baginya, pandangan terang disebut ‘kekosongan.’ Mengapakah? Karena tidak adanya kekotoran yang bertanggung jawab atas [gagasan] diri atau ketidak-kosongan. Konsentrasi sang jalan (maggasamādhi), karena dicapai melalui pandangan terang, maka disebut kekosongan; dan konsentrasi buah (phalasamādhi), karena dicapai melalui jalan ini, juga disebut kekosongan. (ii) Yang lainnya menginterpretasikan dalam hal ketidak-kekalan, melihatnya dalam hal ketidak-kekalan, dan mencapai sang jalan melalui [perenungan] ketidak-kekalan; baginya, pandangan terang disebut ‘tanpa gambaran.’ Mengapakah? Karena tidak adanya kekotoran yang bertanggung jawab atas gambaran. Konsentrasi sang jalan, karena dicapai melalui pandangan terang, maka disebut tanpa gambaran; dan konsentrasi buah, karena dicapai melalui jalan ini, juga disebut tanpa gambaran. (iii) Yang lainnya menginterpretasikan dalam hal penderitaan, melihatnya dalam hal penderitaan, dan mencapai sang jalan melalui [perenungan] penderitaan; baginya, pandangan terang disebut ‘tanpa keinginan.’ Mengapakah? Karena tidak adanya kekotoran yang bertanggung jawab atas keinginan-keinginan. Konsentrasi sang jalan, karena dicapai melalui pandangan terang, maka disebut tanpa keinginan; dan konsentrasi buah, karena dicapai melalui jalan ini, juga disebut tanpa keinginan. (2) Melalui kualitas: Konsentrasi sang jalan adalah kosong karena kosong dari nafsu, dan seterusnya; tanpa gambaran karena gambaran-gambaran nafsu, dan seterusnya, tidak ada; dan tanpa keinginan karena keinginan-keinginan yang disebabkan oleh nafsu, dan seterusnya, tidak ada. (3) Melalui objek: Nibbāna adalah kekosongan karena kosong dari nafsu, dan seterusnya; tanpa gambaran dan tanpa keinginan, karena tanpa gambaran nafsu, dan seterusnya, dan tanpa keinginan yang disebabkan oleh nafsu, dan seterusnya.” Vism 657,13-259,10, Ppn 21.66-73, membahas ketiga “gerbang menuju kebebasan” (vimuttimukha) dengan ketiga nama yang sama ↩︎