easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Campā di tepi Kolam Teratai Gaggārā. Kemudian Yang Mulia Bāhuna mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau:

“Bhante, dari berapa halkah Sang Tathāgata terlepas, terpisah, dan terbebas, sehingga Beliau berdiam dengan pikiran yang bebas dari batasan-batasan?” [152]

“Bāhuna, adalah karena Sang Tathāgata terlepas, terpisah, dan terbebas dari sepuluh hal maka Beliau berdiam dengan pikiran yang bebas dari batasan-batasan. Apakah sepuluh ini? (1) Adalah karena Sang Tathāgata terlepas, terpisah, dan terbebas dari bentuk maka Beliau berdiam dengan pikiran yang bebas dari batasan-batasan. (2)-(5) Adalah karena Sang Tathāgata terlepas, terpisah, dan terbebas dari perasaan … persepsi … aktivitas-aktivitas kehendak … kesadaran maka Beliau berdiam dengan pikiran yang bebas dari batasan-batasan. (6)-(10) Adalah karena Sang Tathāgata terlepas, terpisah, dan terbebas dari kelahiran … penuaan … kematian … penderitaan … kekotoran maka Beliau berdiam dengan pikiran yang bebas dari batasan-batasan.

“Seperti halnya bunga teratai biru, merah, atau putih, walaupun terlahir di dalam air dan tumbuh di dalam air, menjulang ke atas air dan berdiri tanpa dikotori oleh air,1 demikian pula, Bāhuna, adalah karena Sang Tathāgata terlepas, terpisah, dan terbebas dari kesepuluh hal ini maka Beliau berdiam dengan pikiran yang bebas dari batasan-batasan.”


Catatan Kaki
  1. Juga terdapat pada 4:36↩︎