easter-japanese

“Para bhikkhu, ada sepuluh kasus menjadi usang ini.1 Apakah sepuluh ini?

(1) “Pada seorang yang memiliki pandangan benar, maka pandangan salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan pandangan salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan pandangan benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(2) “Pada seorang yang memiliki kehendak benar, maka kehendak salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan kehendak salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan kehendak benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(3) “Pada seorang yang memiliki ucapan benar, maka ucapan salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan ucapan salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan ucapan benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(4) “Pada seorang yang memiliki perbuatan benar, maka perbuatan salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan perbuatan salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan perbuatan benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(5) “Pada seorang yang memiliki penghidupan benar, maka penghidupan salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan penghidupan salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan penghidupan benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(6) “Pada seorang yang memiliki usaha benar, maka usaha salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan usaha salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan usaha benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(7) “Pada seorang yang memiliki perhatian benar, maka perhatian salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan perhatian salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan perhatian benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(8) “Pada seorang yang memiliki konsentrasi benar, maka konsentrasi salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan konsentrasi salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan konsentrasi benar sebagai kondisi, maka berbagai [216] kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(9) “Pada seorang yang memiliki pengetahuan benar, maka pengetahuan salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan pengetahuan salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan pengetahuan benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

(10) “Pada seorang yang memiliki kebebasan benar, maka kebebasan salah menjadi usang, dan berbagai kualitas buruk yang tidak bermanfaat yang berasal-mula dengan kebebasan salah sebagai kondisinya juga menjadi usang, dan dengan kebebasan benar sebagai kondisi, maka berbagai kualitas bermanfaat mencapai pemenuhan melalui pengembangan.

“Ini adalah kesepuluh kasus menjadi usang itu.”


Catatan Kaki
  1. Nijjarā. Kamma lama yang “menjadi usang” melalui pertapaan keras adalah konsep dasar dari Jain. Sang Buddha meminjam kata ini tetapi memberikan arti baru. Baca juga 3:74 untuk tiga jenis “menjadi usang” yang diajarkan oleh Sang Buddha. ↩︎