easter-japanese

[142] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.1 Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthi, di Jetavana, di Taman Anāthapiṇḍika. ‘Para bhikkhu!’ Beliau berkata, dan para bhikkhu menjawab: ‘Bhagavā.’ Sang Bhagavā berkata ‘Ada, para bhikkhu, tiga puluh dua tanda-tanda yang menjadi ciri khas seorang Manusia Luar Biasa,2 dan bagi Manusia Luar Biasa itu yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka. Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga, ia akan menjadi raja, seorang raja pemutar-roda hukum keadilan, penakluk empat penjuru, yang telah menegakkan keamanan di wilayahnya dan memiliki tujuh pusaka. Yaitu: Pusaka Roda, Pusaka Gajah, Pusaka Kuda, Pusaka Permata, Pusaka Perempuan, Pusaka Perumah tangga, dan yang ketujuh Pusaka Penasihat. Ia memiliki lebih dari seribu putra yang adalah pahlawan-pahlawan, berpostur kuat, penakluk bala tentara musuh. Ia berdiam setelah menaklukkan tanah yang dikelilingi oleh lautan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan hukum. Tetapi jika ia meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah, maka ia akan menjadi seorang Arahant, seorang Buddha yang mencapai penerangan sempurna, seorang yang menarik selubung dunia.”

1.2. ‘Dan apakah tiga-puluh-dua tanda ini? [143] (1) Beliau memiliki telapak kaki yang rata.3 Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa. (2) di telapak kakiNya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya. (3) TumitNya menonjol. (4) Memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang.4 (5) Memiliki tangan dan kaki yang lunak dan lembut. (6) Tangan dan kakiNya menyerupai jaring.5 (7) Pergelangan kakiNya agak lebih tinggi.6 (8) KakiNya menyerupai kaki antelop. (9) Berdiri tanpa membungkuk Beliau dapat menyentuh lututNya dengan tanganNya. (10) Alat kelaminNya terselubung selaput. (11) KulitNya cerah, berwarna keemasan. (12) KulitNya sangat halus dan licin sehingga tidak ada debu yang menempel. [144] (13) Bulu-bulu badanNya terpisah, satu untuk masing-masing pori. (14) Bulu-bulu badanNya tumbuh ke atas, hitum kebiruan bagaikan collyrium,7 tumbuh bergelung ke arah kanan. (15) TubuhNya tegak.8 (16) Memiliki tujuh bagian yang menggembung.9 (17) bagian depan tubuhNya bagaikan bagian depan tubuh singa. (18) Tidak ada cekungan antara bahu-bahuNya. (19) Tubuhnya proporsional bagaikan pohon banyan: tinggi badanNya sama dengan panjang rentangan tanganNya (20). DadaNya simetris dan bundar. (21) Memiliki indria pengecap yang sempurna.10 (22) RahangNya seperti rahang singa. (23) memiliki empat puluh gigi. (24) GigiNya rata. (25) Tidak ada celah di antara gigiNya. (26) Gigi taringNya putih cemerlang. (27) LidahNya sangat panjang. (28) Memiliki suara menyerupai Brahmā, seperti suara burung karavīka. (29) MataNya biru dalam. (30) Bulu mataNya menyerupai bulu mata sapi. (31) rambut11 di antara alis mataNya berwarna putih dan lembut seperti kapas. [145] (32) KepalaNya meyerupai turban kerajaan.12 Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa.

1.3. ‘Ini, para bhikkhu, adalah tiga-puluh-dua tanda yang menjadi ciri khas Manusia Luar Biasa, dan bagi Manusia Luar Biasa itu yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka … Dan para bijaksana dari kelompok lain13 mengetahui tiga-puluh-dua tanda ini, tetapi mereka tidak mengetahui alasan kamma bagaimana mendapatkan tanda-tanda ini.

1.4. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau, keberadaan masa lampau atau tempat tinggal masa lampau yang mana pun Sang Tathāgata terlahir sebagai manusia, Beliau melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bertujuan baik, tidak tergoyahkan dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan pikiran, dalam kedermawanan, disiplin-diri, pelaksanaan hari-Uposatha, dalam menghormati orangtua, para petapa dan Brahmana dan pemimpin suku, dan dalam perbuatan baik [146] lainnya; dengan melakukan kamma itu, menimbunnya, berlebih dan berlimpah, maka saat hancurnya jasmani setelah kematian Beliau terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga, di mana Beliau melampaui para dewa lainnya dalam hal umur kehidupan, penampilan, kebahagiaan, kemegahan, pengaruh, dan dalam hal pemandangan-pemandangan, suara-suara, bau-bauan, rasa kecapan dan kontak sentuhan surgawi. Setelah meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (1) telapak kaki yang rata, sehingga ia dapat menjejakkan kakiNya dengan rata di atas tanah, mengangkatnya dengan rata, dan menyentuh tanah dengan rata dengan seluruh permukaan telapak kakiNya.

1.5. ‘Dengan memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda … Menaklukkan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan keadilan, Beliau memerintah daratan ini hingga batas lautan, daratan terbuka, tidak ada penjahat, bebas dari hutan, kuat, makmur, bahagia dan bebas dari bahaya. Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh manusia atau mereka yang memusuhiNya. Itu adalah keuntungannya sebagai penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai penerangan sempurna … sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh atau lawan apapun baik dari dalam maupun dari luar, dari keserakahan, kebencian atau delusi, juga tidak dari para petapa [147] atau Brahmana, dewa, māra atau Brahmā manapun, atau siapapun di dunia ini. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.6. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Jujur, adil, jinak dan tenang, Murni dan bermoral, menjalankan Uposatha, Dermawan, tidak mencelakai siapapun, damai, Ia melaksanakan tugas berat ini, Dan pada akhir hidupNya Ia pergi ke surga, Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Kembali dari sana ke alam manusia, kakiNya Dengan telapak yang rata menginjak tanah. Para peramal berkumpul menyatakan: “BagiNya yang menginjak tanah dengan rata, Tidak ada rintangan dapat menghalangi jalanNya, Jika Ia menjalani kehidupan rumah tangga, Atau jika ia meninggalkan keduniawian: Tanda ini menunjukkan dengan jelas. Bahwa sebagai seorang biasa, tidak ada musuh, Tidak ada lawan dapat berdiri di depanNya. Tidak ada kekuatan manusia yang dapat Merenggut buah kamma-Nya. Atau jika Ia memilih kehidupan tanpa rumah: Condong pada meninggalkan keduniawian, dan Berpandangan jernih – Ia akan menjadi raja di antara manusia, Tanpa tandingan, tidak akan terlahir kembali: Ini adalah hukum bagiNya.”’

1.7. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata terlahir sebagai manusia, [148] Beliau hidup demi kebahagiaan banyak makhluk, sebagai penghalau ketakutan dan teror, penyedia perlindungan dan naungan, dan menyediakan semua kebutuhan, dengan melakukan kamma itu, … terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga … Setelah meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (2) di telapak kakiNya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya.

1.8. ‘Dengan memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda … Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para Brahmana perumah tangga, warga kota dan desa, penjaga harta, pengawal, penjaga pintu, para menteri, para raja pengikut, kepala-kepala daerah, dan para prajurit. Itu adalah keuntunganNya sebagai seorang penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai penerangan sempurna … Sebagai seorang Buddha, apakah keuntunganNya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para bhikkhu, bhikkhunī, umat-umat awam laki-laki dan perempuan, para dewa dan manusia, asura,14 nāga dan gandhabba.15 Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.9. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Seiring waktu-waktu yang berlalu, dalam kelahiran-kelahiran lampau Sebagai manusia, melakukan banyak kebajikan, Menghalau ketakutan dan kepanikan, Berkeinginan menjaga dan memberikan perlindungan, Ia melaksanakan tugas berat ini, [149] Dan pada akhir hidupNya Ia pergi ke surga, Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Kembali dari sana ke alam manusia, kakiNya Terlihat memiliki tanda banyak roda, Masing-masing berjeruji seribu, lengkap. Para peramal berkumpul menyatakan: Melihat banyak tanda jasa ini: “Ia akan memiliki banyak pengikut, Semua lawanNya akan ditaklukkanNya. Tanda-roda ini jelas menunjukkan. Jika ia tidak meninggalkan keduniawian, Ia akan memutar Roda, dan memerintah dunia. Para mulia akan menjadi pengikutNya, Semua melayani di bawah kekuasaanNya. Tetapi jika Ia memilih kehidupan tanpa rumah. Condong pada meninggalkan keduniawian, dan Berpandangan jernih – manusia dan dewa asura, sakka, rakkhasa,16 gandhabba, nāga, garuḍa, Binatang buas berkaki empat juga akan melayaniNya, Tanpa tandingan, oleh para dewa dan manusia Semuanya menghormatiNya dalam segala kemuliaanNya.”’

1.10. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata terlahir sebagai manusia, Beliau menolak melakukan pembunuhan dan menjauhinya, dan menggantung tongkat dan pedang, berdiam dalam kebajikan dan belas kasihan, bersahabat dan simpati terhadap semua makhluk hidup, dengan melakukan kamma itu, … terlahir kembali di alam bahagia … Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tiga tanda Manusia [150] Luar Biasa ini: (3) tumitNya menonjol, (4) memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang, dan (15) tubuhNya tegak.

1.11. ‘Dengan memiliki tanda-tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda … Sebagai seorang raja, apakah keuntunganNya? Beliau berumur panjang, bertahan lama, mencapai usia yang sangat tua, dan seumur hidupNya tidak ada musuh manusia yang mampu membunuhnya … Sebagai seorang Buddha, apakah keuntunganNya? Beliau berumur panjang …; tidak ada musuh, apakah petapa atau Brahmana, dewa, māra atau Brahmā, atau siapapun di dunia ini yang mampu membunuhNya. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.12. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Memahami ketakutan mereka akan kematian, Ia menghindari pembunuhan makhluk-makhluk. Kebajikan ini memberiNya kelahiran di alam surga, Di mana Ia menikmati buah kebajikanNya. Kembali dari sana ke alam ini, Ia memiliki Dalam diriNya tiga tanda ini: TumitNya padat dan sangat panjang, Bentuk tubuhNya tegak bagaikan Brahmā, Indah dilihat, dan anggota tubuh berbentuk sempurna, JemariNya lembut, halus dan panjang, [151] Dengan tiga tanda keagungan ini Diketahui bahwa Sang Anak akan berumur panjang. “Ia akan lama menjalani kehidupan rumah tangga Lebih lama lagi Ia menjalani kehidupan tanpa rumah Melatih kakuatan-kekuatan mulia: Demikianlah tiga tanda ini menunjukkan.”’

1.13. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata menjadi pemberi makanan-makanan berkualitas baik, enak dan lezat, keras dan lunak, dan minuman, dengan melakukan kamma itu, … Beliau terlahir kembali di alam bahagia … Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (16) memiliki tujuh bagian yang menggembung, di kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan (batang) tubuhNya.

1.14. ‘Dengan memiliki tanda ini … Sebagai seorang raja, apakah keuntunganNya? Beliau menerima makanan dan minuman berkualitas baik … Sebagai seorang Buddha, Beliau mendapatkan keuntungan yang sama.’ [152] Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.15. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Ia adalah pemberi makanan lezat Dan minuman terbaik. Kebajikan ini membawaNya ke kelahiran di alam bahagia, Dan dalam waktu lama Ia berdiam di Nandana.17 Kembali ke alam manusia, Ia memiliki Tujuh tanda pada bagian-bagian tubuhNya yang menggembung. Para peramal berkumpul menyatakan, Ia akan menikmati makanan dan minuman berkualitas baik: Bukan hanya dalam kehidupan rumah tangga – Karena walaupun Ia meninggalkan keduniawian Dan memotong belenggu kehidupan duniawi, Ia tetap menerima makanan lezat!’

1.16. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata dicintai karena empat dasar simpati.18 Kedermawanan, kata-kata yang menyenangkan, perbuatan yang bermanfaat dan sikap tidak memihak, … kembali ke alam ini Beliau memiliki dua [153] tanda Manusia Luar Biasa ini: (5) memiliki tangan dan kaki yang lunak dan lembut, dan (6) tangan dan kakiNya menyerupai jaring.

1.17. ‘Dengan memiliki dua tanda ini, … Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Semua pengikutNya ramah terhadapnya: para Brahmana perumah tangga, para warga desa dan kota, penjaga harta, pengawal, penjaga pintu, … prajurit. Sebagai seorang Buddha, apakah keuntunganNya? Semua pengikutnya ramah terhadapNya: bhikkhu, bhikkhunī, umat-umat awam laki-laki dan perempuan, para dewa dan manusia, asura, nāga dan gandhabba. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.18. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Melalui tindakan memberi dan perbuatan-perbuatan membantu, Berkata-kata yang menyenangkan dan tidak memihak Dalam pikiran, dalam hal memberikan manfaat kepada semua, Saat kematian, Ia pergi ke alam surga. Ketika kembali ke alam ini dari sana, Tangan dan kakiNya lunak dan lembut, Jemari kaki dan tanganNya menyebar bagaikan jaring. Ia terlihat sangat indah: Demikianlah bayi itu memiliki. [154] “Ia akan menjadi penguasa di antara manusia, Dikelilingi oleh kelompok-kelompok yang setia. Yang berkata-kata menyenangkan, perbuatan-perbuatan baik diberikan Dalam perilaku bermoral dan bijaksana. Tetapi jika kenikmatan indria Ia tolak, Seorang penakluk, Beliau akan mengajarkan Sang Jalan, Dan, dengan gembira mendengar kata-kataNya, Semua yang mendengar akan mengikutiNya Dalam jalan Dhamma yang besar dan kecil!”’

1.19. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata menjadi pembicara bagi orang-orang tentang kesejahteraan mereka, tentang Dhamma, menjelaskan ini kepada orang-orang dan menjadi penyokong kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para makhluk, seorang pembabar Dhamma, … kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (7) pergelangan kakiNya agak lebih tinggi, dan (14) Bulu-bulu badanNya tumbuh ke atas.

1.20. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini, … Sebagai seorang raja, apakah keuntunganNya? Beliau menjadi pemimpin, terkemuka, tertinggi, termulia di antara kaum duniawi19 … Sebagai seorang Buddha, Beliau menjadi pemimpin, terkemuka, tertinggi, termulia di antara semua makhluk. Itu adalah keuntunganNya sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.21. Mengenai hal ini, dikatakan: [155]

‘Suatu ketika Ia berbicara tentang semua yang baik, Membabarkan dengan suara keras kepada semua manusia, Membawa berkah kepada semua makhluk, Pembabar Dhamma yang murah hati. Karena perbuatan demikian dan ucapan demikian, Ia mendapatkan imbalan kelahiran di alam surga. Kembali ke alam ini, Ia memiliki dua tanda, Tanda-tanda kebahagiaan tertinggi: Bulu-badan yang tumbuh ke atas, Pergelangan kaki yang jauh di atas kaki, Terbentuk di bawah daging dan kulit, Berbentuk sempurna, dan indah. “Jika Ia menjalani kehidupan rumah tangga, Ia akan menjadi yang terkaya, Tidak ada yang lebih kaya dariNya: Karena Ia menguasai seluruh Jambudipa. [156] Jika, dengan kekuatan terbesarNya, Ia meninggalkan keduniawian, Ia akan menjadi pemimpin di antara semua makhluk, Tidak ada yang melebihinya: Karena Ia menguasai seluruh alam.”’

1.22. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata menjadi seorang ahli dalam berbagai keterampilan, ilmu pengetahuan, cara berperilaku atau berbuat, dengan berpikir: “Apakah yang dapat Kupelajari dengan cepat dan Kuperoleh, latihan cepat, *tanpa merasa lelah?” … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (8) kakinya menyerupai kaki antelop.

1.23. ‘Karena memiliki tanda ini, … Sebagai seorang raja, Beliau dengan cepat mendapatkan hal apa pun yang pantas bagi seorang penguasa, hal-hal yang berhubungan dengan seorang penguasa, menyenangkanNya dan layak bagiNya. Demikian pula jika Beliau menjadi seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.24. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Keterampilan dan ilmu pengetahuan, cara berperilaku dan perbuatan: “Biarkan Aku mempelajarinya dengan mudah”, Ia berkata. [157] Keterampilan yang tidak mencelakai makhluk hidup. Ia cepat belajar, dengan sedikit usaha. Dari perbuatan, keterampilan dan sifat manis demikian, Bagian-bagian tubuhNya akan menjadi indah, Dengan indah bergelung Dari kulit yang lembut, buluNya tumbuh. Manusia itu berkaki seperti kaki antelop: Kekayaan, kata mereka, akan menjadi milikNya. “Masing-masing helai bulu badanNya membawa keberuntungan bagiNya, Jika Ia mempertahankan kehidupan rumah tangga. Tetapi jika Ia memilih meninggalkan keduniawian Saat pelepasan dimulai, Dengan mata yang jernih, segala sesuatu akan Ia temukan dengan cepat Yang sesuai dengan jalan mulia itu.”’

1.25. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata selalu mendekati para petapa dan Brahmana dan bertanya: “Tuan, apakah kebaikan, apakah kejahatan? Apakah yang patut dicela, apakah yang tidak? Jalan apakah yang harus diikuti, jalan apakah yang tidak boleh diikuti? Apakah, jika aku melakukannya, akan membawa kesedihan dan kemalangan bagiKu untuk waktu yang lama, Apakah yang membawa kebahagiaan bagiKu?”20 … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: [158] (12) kulitNya sangat halus dan licin sehingga tidak ada debu yang menempel.

1.26. ‘Dengan memiliki tanda ini, … Sebagai seorang raja, Beliau akan sangat bijaksana, dan di antara kaum duniawi tidak ada yang menyamaiNya atau lebih tinggi dariNya dalam hal kebijaksanaan … Sebagai seorang Buddha, Beliau memiliki kebijaksanaan tinggi, kebijaksanaan luas, kebijaksanaan yang menggembirakan, kebijaksanaan cepat, kebijaksanaan yang menembus, kebijaksanaan mengetahui,21 dan di antara semua makhluk tidak ada yang menyamai atau lebih tinggi dariNya dalam hal kebijaksanaan.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.27. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Di hari-hari yang lampau, dalam kelahiran-kelahiran lampau, Seorang penanya yang ingin mengetahui, Ia melayani mereka yang menjalani kehidupan tanpa rumah: Rajin mempelajari kebenaran, Ia akan Memperhatikan kata-kata mereka tentang tujuan hidup. Buah dari hal ini, ketika terlahir kembali Sebagai manusia, kulitNya halus dan lembut. Para peramal berkumpul menyatakan: “Makna-makna halus akan terlihat olehNya. Jika Ia tidak meninggalkan keduniawian, Ia akan menjadi raja pemutar-roda Bijaksana mengetahui segala kehalusan, Tidak ada yang menyamai atau melebihi. [159] Tetapi jika Ia memilih meninggalkan keduniawian Saat pelepasan dimulai, Kebijaksanaan tertinggi akan menjadi milikNya, Penerangan sempurna yang tertinggi dan terluas.”’

1.28. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata hidup tanpa kemarahan, tidak pernah mengerutkan dahi, dan bahkan setelah banyak kata diucapkan tidak ada kemarahan, atau kegusaran, atau kemurkaan, atau bersifat menyerang, tidak memperlihatkan kemarahan atau kebencian atau kekesalan, melainkan memiliki kebiasaan memberikan selimut berkualitas baik dan lembut, pakaian, linen berkualitas baik, katun, sutra dan benda-benda dari wol, … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (11) kulitNya cerah, berwarna keemasan.

1.29. ‘Dengan memiliki tanda ini, … Sebagai seorang raja, Beliau akan menerima benda-benda berkualitas baik, … Demikian pula jika Beliau menjadi seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.30. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Mantap dalam belas kasihan, Ia memberikan Persembahan pakaian, yang baik dan halus. [160] Demikianlah Ia memberikan dalam kehidupan-kehidupan lampau Bagaikan dewa hujan menurunkan hujan. Kebaikan ini membawa kelahiran kembali di alam surga bagiNya. Di mana Ia bergembira dalam buah kebajikan. Waktu berlalu, tubuhNya bagaikan emas tempaan berkualitas baik Lebih indah dari tubuh semua orang lain Ia terlihat seperti dewa, seperti Indra yang agung. ‘Jika Ia menjalani kehidupan rumah tangga, Ia akan memerintah dunia yang jahat ini, Dan, untuk apa yang Ia lakukan, Ia akan menerima Pakaian dengan kualitas terbaik, Selimut dan alas tidur terbaik. Dan jika Ia memilih meninggalkan keduniawian, Ia akan menerima hal yang sama: Buah kebajikan tidak akan hilang.”’

1.31. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata mempertemukan sanak-saudara, teman-teman dan rekan-rekan yang telah lama terpisah, yang merindukan mereka, mempertemukan kembali ibu dengan anaknya dan anak dengan ibunya, ayah [161] dengan anaknya dan anak dengan ayahnya, kakak dengan adik dan adik dengan kakak, menyatukan mereka kembali dengan penuh gembira, … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (10) alat kelaminNya terselubung selaput.

1.32. ‘Dengan memiliki tanda ini … Sebagai seorang raja, Beliau akan memiliki banyak putra, lebih dari seribu putra, pahlawan-pahlawan yang kuat, penghancur bala tentara musuh. Demikian pula jika Beliau menjadi seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.33. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Di hari-hari yang lampau, dalam kelahiran lampau, Teman-teman dan sanak-saudara yang telah lama terpisah, Rekan-rekan juga, Ia pertemukan, Dengan demikian menyatukan mereka dalam kegembiraan. Kebaikan ini membawa kelahiran kembali di alam surga bagiNya. Kebahagiaan dan kegembiraan adalah imbalanNya. Ketika kembali ke alam ini dari alam sana, Alat kelaminNya terselubung selaput. [162] “Banyak anak akan ia miliki, Lebih dari seribu putra akan menjadi milikNya, Para pahlawan, para penakluk, Dan anak-anak juga, kegembiraan seorang biasa. Tetapi jika Ia meninggalkan keduniawian, juga lebih banyak lagi Anak-anak yang akan Ia miliki: Mereka yang bergantung pada kata-kataNya. Dan demikianlah, meninggalkan keduniawian atau tidak, tanda ini Meramalkan keuntungan demikian.”’

[Akhir dari bagian pembacaan pertama]

2.1. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun… Sang Tathāgata, dengan mempertimbangkan kesejahteraan orang banyak, mengetahui sifat dari masing-masing orang, mengetahui setiap orang oleh dirinya sendiri, dan mengetahui bagaimana setiap orang itu berbeda: “Orang ini layak mendapatkan ini, orang itu layak mendapatkan itu”, demikianlah Beliau membedakan mereka, … kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (19) tubuhNya proporsional bagaikan pohon banyan, dan (9) berdiri tanpa membungkuk Beliau dapat menyentuh lututNya dengan tanganNya.

2.2. ‘Dengan memiliki tanda-tanda ini, … Sebagai seorang raja [163] Beliau akan menjadi kaya, memiliki banyak harta dan sumber daya, memiliki gudang harta yang penuh dengan emas dan perak, segala jenis benda, dan lumbungNya penuh dengan hasil panen. Sebagai seorang Buddha, Beliau akan menjadi kaya, dan hartaNya adalah: keyakinan, moralitas, rasa malu bermoral,22 rasa takut bermoral,23 pembelajaran, pelepasan keduniawian24 dan kebijaksanaan.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.3. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Menimbang dengan seimbang, mencatat, Mengutamakan keuntungan banyak orang, Melihat: “Orang ini layak mendapatkan ini, Dan orang itu layak mendapatkan itu”, ia menilai mereka. Sekarang Ia dapat berdiri tanpa membungkuk Dan menyentuh lututNya dengan kedua tangan, Dan lingkar serta tinggi badanNya yang seperti pohon Adalah buah perbuatan bermoral. Mereka yang membaca tanda-tanda ini, Ahli dalam pertanda demikian, menyatakan: “Hal-hal yang sesuai untuk kehidupan rumah tangga Sebagai seorang anak Ia akan mendapatkan berlimpah, [164] Banyak kekayaan duniawi sebagai raja dunia, Yang layak bagi seorang kaum duniawi, akan menjadi milikNya. Tetapi jika Ia meninggalkan kekayaan duniawi, Ia akan mendapatkan kekayaan yang tidak terlampaui.”’

2.4. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menginginkan kesejahteraan banyak makhluk, menginginkan keuntungan dan kenyamanan mereka, menginginkan kebebasan dari belenggu bagi mereka, berpikir bagaimana mereka dapat meningkat dalam hal keyakinan, moralitas, pembelajaran, pelepasan keduniawian, dalam Dhamma, dalam kebijaksanaan, dalam kekayaan dan kepemilikan, dalam hal binatang peliharaan berkaki dua dan berkaki empat, dalam hal istri, dalam hal anak-anak, dalam hal pelayan, dalam hal pekerja dan pembantu, dalam hal sanak saudara, teman-teman dan kenalan, … kembali ke alam ini Beliau memiliki tiga tanda Manusia Luar Biasa ini: (17) bagian depan tubuhNya bagaikan bagian depan tubuh singa, (18) tidak ada cekungan antara bahu-bahuNya, dan (20) dadaNya simetris dan bundar.

2.5. ‘Dengan memiliki tanda-tanda ini, … Sebagai seorang raja [165] Beliau tidak akan kehilangan apa pun: kekayaan dan kepemilikan, binatang peliharaan berkaki dua dan berkaki empat, istri, anak-anak tidak kehilangan apapun, Beliau akan berhasil dalam segala hal. Sebagai seorang Buddha, Beliau tidak akan kehilangan apapun: keyakinan, moralitas, pembelajaran, pelepasan atau kebijaksanaan – tidak kehilangan apa pun, Beliau akan berhasil dalam segala hal.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.6. Mengenai hal ini, dikatakan:

Keyakinan, moralitas, pembelajaran, kebijaksanaan, Pengendalian dan keadilan, banyak lagi hal-hal baik lainnya, Kekayaan, kepemilikan, istri-istri dan anak-anak, Unggas, saudara, teman-teman, rekan-rekan, Kekuatan, penampilan menarik dan kebahagiaan: Hal-hal ini yang Ia harapkan untuk orang lain Agar mereka miliki dan tidak kehilangan. “Maka, Ia terlahir dengan bagian depan tubuhNya menyerupai bagian depan seekor singa, Tidak ada cekungan di punggung, dan bulat penuh di bagian depan. Melalui timbunan kamma masa lampau, Dengan tanda lahir demikian semua kehilangan terhindarkan, Dalam kehidupan rumah tangga, Ia kaya dalam harta benda, Dalam istri dan anak-anak dan binatang berkaki empat, Atau jika Ia meninggalkan keduniawian, tidak memiliki apa-apa, Penerangan sempurna yang tertinggi adalah milikNya, Di mana Ia tidak akan gagal memasukinya.”’ [166]

2.7. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … adalah seorang yang menghindari melukai makhluk-makhluk dengan tangan, batu, tongkat atau pedang, … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (21) memiliki indria pengecap yang sempurna. Apapun yang Beliau sentuh dengan ujung lidahNya Beliau merasakannya di tenggorokanNya, dan rasa itu menyebar ke seluruh bagian tubuh.

2.8. ‘Karena memiliki tanda ini, … Sebagai seorang raja Beliau hanya mengalami sedikit kesusahan atau penyakit, pencernaanNya baik, tidak merasa kedinginan atau kepanasan.25 Demikian pula jika Beliau menjadi Buddha, Beliau juga mantap dan tabah dalam berusaha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.9. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Tidak mencelakai siapapun dengan tangan, tongkat, batu, Tidak menyebabkan kematian dengan menggunakan pedang, Tidak melukai, tidak mengancam siapapun dengan belenggu, Dengan kelahiran bahagia Ia mendapatkan buah Dari perbuatan baik ini, dan kemudian terlahir kembali, [167] Membangun pucuk perasaNya, dan berfungsi baik.26 Mereka yang memahami tanda-tanda menyatakan: “Ia akan sangat bahagia Sebagai seorang awam atau sebagai pengembara: Itu adalah arti dari tanda ini.”’

2.10. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … terbiasa menatap orang-orang tanpa curiga, tidak menatap sembunyi-sembunyi atau melirik,27 melainkan menatap langsung, terbuka dan lurus, dan dengan tatapan lembut, … kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (29) mataNya biru dalam, dan (30) bulu mataNya menyerupai bulu mata sapi.

2.11. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini … Sebagai seorang raja, orang-orang biasa akan menatapNya dengan penuh cinta kasih; Beliau akan dikenal dan disayang oleh para Brahmana perumah tangga, [168] para penduduk desa dan kota, para penjaga harta, pengawal, penjaga pintu, … prajurit. Sebagai seorang Buddha, Beliau akan dikenal dan disayang oleh para bhikkhu, bhikkhunī, umat-umat awam laki-laki dan perempuan, para dewa dan manusia, asura, nāga dan gandhabba.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.12. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Tidak menatap curiga, sembunyi-sembunyi, atau Melirik, Ia menatap orang-orang Langsung dan terbuka Dengan terus-terang dan dengan tatapan lembut. Ia terlahir kembali di alam bahagia, di sana Ia Menikmati buah perbuatan baikNya. Terlahir kembali di alam ini, bulu mataNya Seperti bulu mata sapi; mataNya biru. Mereka yang mengetahui tanda-tanda ini menyatakan (mengartikan tanda-tanda dengan keterampilan) “Seorang anak dengan mata demikian baik akan menjadi seorang Yang disayangi dengan kegembiraan. Jika Ia menjadi orang biasa, Ia akan Menyenangkan pandangan semua orang. [169] Jika Ia menjadi pertapa, Maka Ia akan disayang sebagai penghalau kesengsaraan bagi pengikutnya.

2.13. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menjadi yang terdepan dalam hal perilaku yang bermanfaat, seorang pemimpin dalam hal perbuatan benar dalam jasmani, ucapan dan pikiran, dalam kedermawanan, perbuatan bermoral, pelaksanaan Uposatha, dalam menghormati ayah dan ibu, para petapa dan Brahmana dan pemimpin suku, dan dalam berbagai aktivitas yang pantas, … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (32) kepalanya meyerupai turban kerajaan.

2.14. ‘Dengan memiliki tanda ini … Sebagai seorang raja, Beliau akan mendapatkan kesetiaan dari para Brahmana perumah tangga, para penduduk … Sebagai seorang Buddha, Beliau akan mendapatkan kesetiaan dari para bhikkhu, bhikkhunī …’. Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.15. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Ia menjalani jalan perilaku benar kemudian, Bersungguh-sungguh dalam hidup yang benar. Dengan demikian orang-orang menjadi setia kepadaNya, Dan imbalan surga menjadi milikNya. [170] Dan setelah imbalan itu berakhir, Ia muncul kembali dengan kepala menyerupai turban. Mereka yang mengetahui tanda-tanda ini menyatakan “Ia akan menjadi yang terdepan di antara manusia, Semua orang akan melayaniNya dalam kehidupan ini Seperti halnya dalam kehidupan lampauNya. Jika ia menjadi seorang mulia yang kaya, Ia akan mendapatkan pelayanan dari pengikutNya, Tetapi jika Ia meninggalkan keduniawian, manusia ini Akan menjadi Guru ajaran, Dan semua orang akan berkumpul mendengarkan Ajaran yang hendak Ia babarkan.”’

2.16. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menolak ucapan salah, meninggalkan kebohongan dan menjadi pembicara-kebenaran, … kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (13) bulu-bulu badanNya terpisah, satu untuk masing-masing pori, dan (31) rambut di antara alis mataNya berwarna putih dan lembut seperti kapas.

2.17. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini, … Sebagai seorang raja, Beliau akan ditaati oleh para Brahmana perumah tangga … [171] Sebagai seorang Buddha, Beliau akan ditaati oleh para bhikkhu …’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.18. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Menepati janjiNya dalam kelahiran lampauNya, Berkata-kata tulus, Ia menghindari semua kebohongan. Tidak pernah mengingkari janjiNya kepada siapapun, Ia gembira karena kebenaran dan kejujuran. Putih dan cerah dan lembut bagaikan bulu halus burung Rambut muncul di antara alisNya, Dan dari satu pori-pori tidak ada dua helai tumbuh, Tetapi masing-masing terpisah satu sama lain muncul. Para peramal yang berkumpul menyatakan (setelah membaca tanda-tanda dengan keterampilan): “Dengan tanda demikian, di antara alisnya, Dan bulu badan demikian, Ia akan dipatuhi Oleh semua, dan jika tetap menjadi seorang biasa, Mereka akan menghormatiNya atas perbuatan-perbuatan lampauNya; Jika meninggalkan keduniawian, tidak memiliki apa-apa, Sebagai Buddha, mereka akan memujaNya.”’

2.19. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menolak fitnah, menghindarinya, tidak mengulangi di sana apa yang telah Beliau dengar di sini untuk merugikan orang-orang di sini, atau mengulangi di sini apa yang telah Beliau dengar di sana untuk merugikan orang-orang di sana … [172] Dengan demikian Beliau adalah pendamai bagi mereka yang berselisih dan seorang pendorong kedamaian bagi mereka yang rukun, memuji kedamaian, menyukai kedamaian, bergembira dalam kedamaian, seseorang yang berbicara demi kedamaian (seperti Sutta 1, paragraf 1.9). Kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (23) memiliki empat puluh gigi, dan (25) tidak ada celah di antara gigiNya.

2.20. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini … Sebagai seorang raja, para pengikutnya: para Brahmana perumah tangga, para penduduk … tidak akan terpecah belah. Demikian pula sebagai seorang Buddha, para pengikutnya: para bhikkhu, bhikkhunī, … tidak akan terpecah belah.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.21. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Ia bukan pembicara kata-kata jahat Yang menyebabkan atau meningkatkan pertikaian, Memperpanjang perselisihan dan kebencian, Yang mengarah kepada akhir dari persahabatan. Apa yang Ia ucapkan semuanya adalah demi kedamaian, Dan menyambung kembali hubungan yang terputus. [173] KekuatanNya Ia gunakan untuk mengakhiri semua perselisihan, Kerukunan adalah kegembiraanNya. Di alam bahagia Ia terlahir kembali, di sana Ia Menikmati buah perbuatan baikNya. Kembali ke alam ini, gigiNya tumbuh rapat, Empat puluh gigi, terpasang dengan kokoh. “Jika menjadi seorang mulia kaya, Pengikutnya ramah Jika menjadi seorang petapa, bebas dari noda, Kelompok para pengikutNya akan bersatu.”’28

2.22. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menolak ucapan kasar, menghindarinya, mengatakan apa yang tidak tercela, indah di telinga, menarik, mencapai ke hati, sopan, menyenangkan, dan menarik perhatian banyak orang, … kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (27) lidahnya sangat panjang, dan (28) memiliki suara menyerupai Brahmā, seperti suara burung karavīka.

2.23. ‘Dengan memiliki tanda-tanda ini, … Sebagai seorang raja, Beliau memiliki suara yang meyakinkan:29 semua … para Brahmana perumah tangga, para penduduk … akan menerima kata-katanya dalam hati. Sebagai seorang Buddha, juga, [174] Beliau memiliki suara yang meyakinkan: semua … para bhikkhu, bhikkhunī, akan menerima kata-kataNya dalam hati. Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.24 Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Ia tidak pernah memaki, Kasar dan menyakitkan, melukai pengikutNya, Suaranya lembut, menyenangkan dan merdu, Menarik hati para pengikutNya Dan indah di telinga mereka. Di alam bahagia Ia terlahir kembali, di sana Ia Menikmati buah perbuatan baiknya. Setelah menikmati imbalan ini, Dengan memiliki suara-Brahmā, Ia terlahir kembali di alam ini Ia kembali, dengan lidah yang panjang. “Dan apa yang Ia katakan akan diperhatikan. Jika menjadi sorang biasa, Ia akan memiliki banyak kemakmuran. Tetapi jika orang ini meninggalkan keduniawian, [175] Pengikutnya akan menerima kata-kataNya dalam hati, Dan menyimpannya dalam ingatan semua yang Ia katakan.”’

2.25. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menolak pembicaraan yang tidak bertujuan, berbicara pada waktu yang tepat, apa yang benar dan langsung pada intinya, tentang Dhamma dan disiplin, dan apa yang bermanfaat, … kembali ke alam ini Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (22) rahangnya seperti rahang singa.

2.26. ‘Dengan memiliki tanda ini, … Sebagai seorang raja, Beliau tidak dapat dikalahkan oleh musuh manusia atau lawan manapun. Sebagai seorang Buddha, Beliau tidak dapat dikalahkan oleh musuh atau kejahatan baik dari dalam maupun dari luar, oleh nafsu, kebencian atau kebodohan, oleh petapa atau Brahmana manapun, dewa, māra, Brahmā atau apapun di dunia ini.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.27. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Tidak ada pembicaraan tak bertujuan atau yang tidak masuk akal, Buah pemusatan pikiran menjadi milikNya. Hal-hal yang menyakiti Ia singkirkan, Hanya membicarakan semua kebaikan orang. [176] Dan dengan demikian saat kematian Ia pergi ke surga Untuk mengecap buah perbuatan baikNya. Kembali ke alam ini sekali lagi, rahangNya Menyerupai rahang raja dari semua binatang berkaki empat “Ia akan menjadi raja yang tidak terkalahkan, Raja para manusia, berkekuatan besar, Seperti raja di tiga alam surga,30 Seperti yang tertinggi di antara para dewa. Para gandhabba, sakka, asura Akan dengan sia-sia menjatuhkanNya. Sebagai seorang biasa, ia juga akan menjadi seperti demikian, di seluruh Empat penjuru dunia.”’31

2.28. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun Sang Tathāgata … menolak penghidupan salah, hidup hanya dengan penghidupan benar, menolak kecurangan dengan timbangan dan takaran palsu, menolak suap dan korupsi, menolak ketidak-jujuran dan kemunafikan, menolak melukai, membunuh, mengurung, merampok, dan mengambil barang-barang dengan paksa.32 [177] kembali ke alam ini Beliau memiliki dua tanda Manusia Luar Biasa ini: (24) gigiNya rata, dan (26) gigi taringNya putih cemerlang.

2.29. ‘Dengan memiliki tanda-tanda ini, … jika Beliau mempertahankan kehidupan rumah tangga Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda …Sebagai seorang raja, para pengikutnya …para Brahmana perumah tangga … akan menjadi murni.

2.30. ‘Tetapi jika ia meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah, … sebagai seorang Buddha, para pengikutnya, … para bhikkhu, bhikkhunī, … akan menjadi murni.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

2.31. Mengenai hal ini, dikatakan:

‘Penghidupan salah Ia tinggalkan Dan mengambil jalan yang benar dan murni. [178] Hal-hal yang mencelakakan Ia singkirkan, Bekerja hanya demi kebaikan orang banyak. Surga memberikan imbalan manis kepadaNya Atas perbuatan yang telah Ia lakukan yang menghasilkan pujian Di antara mereka yang bijaksana dan terampil: Ia berbagi semua sukacita dan kegembiraan Bagaikan raja tiga surga. Jatuh dari alam sana kembali di alam manusia, Sebagai sisa dari buah kebajikan, Ia mendapatkan gigi yang rata, Murni dan cemerlang pula. Para peramal yang berkumpul menyatakan Ia akan menjadi yang paling bijaksana di antara manusia, “Dan memiliki pengikut yang murni, Yang gigiNya rata terlihat seperti bulu sayap burung. Sebagai raja, para pelayanNya yang murni akan Tunduk pada perintahNya, raja mereka. [179] Tanpa dipaksa, mereka akan Bekerja demi kegembiraan dan kesejahteraan umum. Tetapi jika Ia berdiam, sebagai seorang pengembara, Bebas dari kejahatan, semua nafsu ditaklukkan, Menarik terbuka selubung;33 dengan kesakitan Dan keletihan semua lenyap, Ia akan melihat Alam ini dan alam berikutnya, dan di sana Orang-orang biasa dan yang meninggalkan keduniawian, yang berkumpul Untuk menyingkirkan, seperti yang Ia ajarkan, Hal-hal kotor, hal-hal jahat yang Ia cela. Demikianlah para pengikutnya menjadi murni, Karena ia mencabut keluar dari pikiran mereka Kondisi-kondisi jahat dan mengotori.”’


Catatan Kaki
  1. Sutta ini sepertinya adalah yang paling tidak menarik dan tidak memberikan pelajaran dari keseluruhan Nikāya. Namun, jika dipertimbangkan dengan benar, ada bagian yang menarik, pertama, sebagai contoh atas bentuk-bentuk propaganda Buddhis yang mungkin kadang-kadang harus diterima, dan juga dari sudut pandang simbolisasi, seperti beberapa tanda yang tergambar pada patung atau lukisan Buddha: patung Buddha besar dalam posisi berbaring di Wat Pho di Bangkok adalah contohnya. RD menuliskan pendahuluan yang panjang menjelaskan kemungkinan asal-usul dari tanda-tanda ini, yang jelas penting dalam pikiran para Brahmana berpengaruh pada masa Sang Buddha (baca, misalnya DN 3). Akan tetapi, tradisi Brahmana belakangan hanya melestarikan sangat sedikit tentang hal ini. Tentu saja, banyak tanda itu adalah tidak logis dan bahkan sulit dibedakan. Namun demikian, ada lebih banyak pengaruh dari tanda-tanda ini dalam tulisan-tulisan Buddhis (dan, seperti yang diperhatikan, dalam simbolisasi) daripada yang diakui RD, Dan bahkan ada ‘delapan puluh tanda kecil’ disebutkan selain tiga-puluh-dua tanda besar yang diuraikan di sini. Kedua daftar ini, besar dan kecil, terdapat dalam Dharma-Saṁgraha (edisi Kenjiu Kasawara dan F. Max Muller, 1885, rep. Delhi 1981), dengan seksama dibandingkan dengan Sutta ini dan sumber lainnya. RD mengatakan bahwa ‘banyak dari tanda-tanda itu adalah tidak masuk akal, dianggap sebagai tanda-tanda manusia manapun, bahwa hal itu mungkin berlatar belakang mitos, dan tiga atau empat sepertinya berlatar belakang matahari.’ Ia menambahkan bahwa ‘Suttanta ini sepertinya adalah suatu ironi penting dalam hal perbedaan antara kejanggalan tanda-tanda itu dan keindahan kualitas-kualitas etis yang dimaksudkan.’ Tetapi harus ditambahkan bahwa, bagaimanapun janggalnya sehubungan dengan rincian itu, tanda-tanda itu dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan antara perbuatan dan akibat kamma, dan hal ini telah digunakan secara pedagogis untuk menanamkan pelajaran ini. Para terpelajar sepakat akan fakta yang cukup jelas bahwa ini adalah naskah terakhir dari Nikāya, dan ini bahkan tersirat dalam Komentar. Syair-syair, yang dianggap berasal dari Ānanda, menunjukkan berbagai jenis irama, tetapi semuanya berasal dari jenis-jenis belakangan. Mungkin seseorang mencoba untuk memberikan suatu sentuhan keagungan pada materi yang tidak menarik ini. Saya mempertimbangkan untuk menuliskan bentuk irama yang berbeda dalam terjemahan ini, namun memutuskan bahwa itu adalah diluar kemampuan saya. Mungkin para penerjemah lainnya mampu mencobanya kelak. ↩︎

  2. Mahāpurisa. Walaupun seorang ‘Manusia Luar Biasa’, memiliki kualitas-kualitas istimewa, Sang Buddha terlahir di dunia ini tetap sebagai seorang manusia biasa. Cf. n.892. ↩︎

  3. Ini sepertinya berarti kaki yang rata! Baca catatan RD pada DN 14.32. ↩︎

  4. Sering dianggap, dan diperlihatkan dalam gambar atau patung, memiliki jemari yang sama panjang, dan jari kakinya juga. ↩︎

  5. Atau mirip jaring. ↩︎

  6. Atau dengan pergelangan kaki setinggi hampir setengah betis. ↩︎

  7. Yang digunakan sebagai kosmetik. ↩︎

  8. Seperti Brahmā. ↩︎

  9. Punggung dari tangan dan kaki, bahu dan batang tubuhnya membulat sempurna (RD). ↩︎

  10. Dijelaskan di bawah. Sulit dipahami bagaimana Pokkharasāti (DN 3) melihat ini! ↩︎

  11. Atau tahi lalat berbulu. ↩︎

  12. Uṇhīsa (Skt usnīsa), diperlihatkan dalam lukisan atau patung dengan bagian menonjol pada kepala. Akan tetapi, daun telinga yang panjang yang biasa terlihat pada lukisan atau patung Buddha tidak terdapat dalam daftar ini. ↩︎

  13. Ini memberikan alasan untuk menjelaskan daftar ini. ↩︎

  14. Baca n.512. ↩︎

  15. Baca n.524. ↩︎

  16. Kelompok siluman pamakan manusia. ↩︎

  17. ‘Alam kegembiraan’, istilah untuk alam surga. ↩︎

  18. Sangaha-vatthū. ↩︎

  19. Seperti pada MN 111.2 dan di tempat lain. Dijelaskan pada PD 21.20. ↩︎

  20. Cf. DN 26.5. ↩︎

  21. Seperti pada DN 29.13 ↩︎

  22. Hiri. ↩︎

  23. Ottappa. ↩︎

  24. Cāga. ↩︎

  25. Baca n.482. ↩︎

  26. Di tenggorokan. ↩︎

  27. Mengikuti interpretasi DA. ↩︎

  28. Anugata: (arti sebenarnya meragukan). ↩︎

  29. Ādeyya: secara harfiah ‘diambil, yaitu diterima. ↩︎

  30. Baca n.596. ↩︎

  31. Seperti yang dikatakan RD, tidak adanya ‘Pelengkap penjelasan untuk “sebagai seorang Buddha”’ agak tidak biasa. DA tidak mengomentari beberapa baris terakhir ini, yang sepertinya tidak lengkap. ↩︎

  32. Cf DN 1.1.10 ↩︎

  33. Cf. n.146. ↩︎