easter-japanese

“Aku akan mengajarkan kepada kalian, para bhikkhu, sembilan hal yang berakar pada ketagihan.1 Dengarkan dan perhatikanlah. Aku akan berbicara.”

“Baik, Bhante,” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Dan apakah sembilan hal yang berakar pada ketagihan? (1) Dengan bergantung pada ketagihan maka ada pencarian. (2) Dengan bergantung pada pencarian maka ada perolehan. (3) Dengan bergantung pada perolehan maka ada pertimbangan. (4) Dengan bergantung pada pertimbangan maka ada keinginan dan nafsu. (5) Dengan bergantung pada keinginan dan nafsu maka ada kemelekatan. (6) Dengan bergantung pada kemelekatan maka ada kepemilikan. (7) Dengan bergantung pada kepemilikan maka ada kekikiran. (8) Dengan bergantung pada kekikiran maka ada penjagaan. (9) Dengan penjagaan sebagai landasan maka dimulailah pengambilan tongkat pemukul [401] dan senjata, pertengkaran, pertikaian, dan perselisihan, penuduhan, ucapan memecah-belah, dan kebohongan, dan banyak hal-hal buruk yang tidak bermanfaat [lainnya]. Ini adalah sembilan hal yang berakar pada ketagihan.”2


Catatan Kaki
  1. Ini terdapat, dengan penjelasan, dalam Mahānidāna Sutta, pada DN 15.9-18, II 58-61. ↩︎

  2. Sembilan hal yang berakar pada ketagihan, dengan penjelasan dari Mp dalam tanda kurung, adalah: (1) pariyesanā (pencarian objek-objek seperti bentuk-bentuk); (2) lābha (mendapatkan objek-objek seperti bentuk-bentuk); (3) vinnicchaya (ketika seseorang telah memperoleh keuntungan, ia mempertimbangkan dengan memikirkan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, indah atau biasa, berapa banyak yang akan ia simpan dan berapa banyak yang akan diberikan kepada orang lain, berapa banyak yang akan dibelanjakan dan berapa banyak yang ditabung); (4) chandarāga (nafsu lemah dan nafsu kuat, berturut-tururt, yang muncul terhadap objek yang dipikirkan dengan pikiran-pikiran tidak bermanfaat); (5) ajjhosāna (pendirian kuat dalam “aku dan milikku”); (6) pariggaha (mengambil kepemilikan melalui ketagihan dan pandangan); (7) macchariya (keengganan untuk berbagi dengan orang lain). (8) ārakkha (menjaga secara hati-hati dengan menutup pintu dan menyimpannya dalam peti); (9) daṇḍādāna, dan seterusnya (mengambil tongkat pemukul, dan seterusnya, yang bertujuan untuk mengusir orang lain). ↩︎