easter-japanese

1

“Para bhikkhu, (1) ‘bahaya’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (2) ‘Penderitaan’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (3) ‘Penyakit’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (4) ‘Bisul’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (5) ‘Anak panah’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (6) ‘Ikatan’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (7) ‘Rawa’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria. (8) ‘Rahim’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria.

“Dan mengapakah, para bhikkhu ‘bahaya’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria? Seseorang yang tergerak oleh nafsu indriawi, terikat oleh keinginan dan nafsu, tidak terbebas dari bahaya yang berhubungan dengan kehidupan ini [290] atau dari bahaya yang berhubungan dengan kehidupan mendatang; oleh karena itu ‘bahaya’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria.

“Dan mengapakah ‘penderitaan’ … ‘penyakit’ … ‘bisul’ … ‘anak panah’ … ‘ikatan’ … ‘rawa’ … ‘rahim’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria? Seseorang yang tergerak oleh nafsu indriawi, terikat oleh keinginan dan nafsu, tidak terbebas dari rahim yang berhubungan dengan kehidupan ini atau dari rahim yang berhubungan dengan kehidupan mendatang;2 oleh karena itu ‘rahim’ adalah sebutan untuk kenikmatan indria.

Bahaya, penderitaan, dan penyakit, bisul, anak panah, dan ikatan, rawa dan rahim: ini menggambarkan kenikmatan-kenikmatan indria. yang padanya kaum duniawi terikat. Karena terbenam dalam apa yang dinikmati Ia sekali lagi pergi menuju rahim.

Tetapi ketika seorang bhikkhu tekun dan tidak mengabaikan pemahaman jernih dengan cara demikian ia melampaui lumpur kesengsaraan ini; ia mengamati populasi yang goyah ini yang telah jatuh ke dalam kelahiran dan penuaan.


Catatan Kaki
  1. Sebuah paralel yang diperluas dari 6:23. Sebutan tambahan untuk kenikmatan indria adalah “anak panah” (salla) dan “rahim” (gabbha). Syairnya berbeda dengan syair pada 6:23. Keseluruhan sutta, dengan syairnya, terdapat pada Nidd II 62,29-38 (edisi VRI 240). ↩︎

  2. Diṭṭhadhammikāpi gabbhā na parimuccati, samparāyikāpi gabbhā na parimuccati. Mp: “Rahim yang berhubungan dengan kehidupan sekarang adalah rahim manusia; rahim yang berhubungan dengan kehidupan mendatang adalah rahim selain manusia.” ↩︎