easter-japanese

“Para bhikkhu, dengan memiliki tujuh kualitas, seorang bhikkhu adalah seorang ahli dalam disiplin. Apakah tujuh ini?

“(1) Ia mengetahui apa yang merupakan pelanggaran. (2) Ia mengetahui apa yang bukan merupakan pelanggaran. (3) Ia mengetahui apa yang merupakan pelanggaran ringan. (4) Ia mengetahui apa yang merupakan pelanggaran berat. (5) Kedua Pātimokkha telah disampaikan dengan baik kepadanya secara terperinci, dianalisis dengan baik, dikuasai dengan baik, dipastikan dengan baik dalam hal aturan-aturan dan penjelasan terperincinya.1 (6) Ia adalah [141] seorang yang mendapatkan sesuai kehendak … keempat jhāna … (7) Dengan hancurnya noda-noda, ia telah merealisasikan untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung … kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan … ia berdiam di dalamnya.

“Dengan memiliki ketujuh kualitas ini, seorang bhikkhu adalah seorang ahli dalam disiplin.”


Catatan Kaki
  1. Sp IV 790,12-20: “Secara terperinci berarti bersama dengan kedua Vibhaṅga. Disampaikan dengan baik berarti dibabarkan dengan baik. Untuk menunjukkan bagaimana hal-hal itu ‘disampaikan dengan baik,’ dikatakan, ‘dianalisis dengan baik’, dan seterusnya. Dianalisis dengan baik berarti bahwa tiap-tiap kata dianalisis tanpa kebingungan atau cacat. Dikuasai dengan baik berarti menjadi terbiasa, dimunculkan dalam pelafalan. Dipastikan dengan baik dalam hal aturan-aturan berarti dengan tegas ditetapkan dalam hal aturan-aturan apakah berasal dari Khandaka atau Parivāra; dipastikan dengan baik dalam hal penjelasan terperincinya berarti dengan tegas ditetapkan, tanpa cacat, tanpa kesalahan dalam kata melalui kelengkapan kata dan istilah.” (Tattha vitthārenā ti ubhatovibhaṅgena saddhiṃ. Svāgatānī ti suṭṭhu āgatāni. Yathā āgatāni pana svāgatāni honti, taṃ dassetuṃ “suvibhattānī” ti ādi vuttaṃ. Tattha suvibhattānī ti suṭṭhu vibhattāni padapaccābhaṭṭhasaṅkaradosavirahitāni. Suppavattīnī ti paguṇāni vācuggatāni. Suvicchitāni suttaso ti khandhakaparivārato āharitabbasuttavasena suṭṭhu vinicchitāni. Anubyañjanaso ti akkharapadapāripūriyā ca suvinicchittāni akhaṇḍāni aviparītakkharāni.↩︎