easter-japanese

“Para bhikkhu, ada tujuh kekuatan ini. Apakah tujuh ini? Kekuatan keyakinan, kekuatan kegigihan, kekuatan rasa malu, kekuatan rasa takut, kekuatan perhatian, kekuatan konsentrasi, dan kekuatan kebijaksanaan.

(1) “Dan apakah, para bhikkhu, kekuatan keyakinan? Di sini, seorang siswa mulia memiliki keyakinan. Ia berkeyakinan pada pencerahan Sang Tathāgata sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna, sempurna dalam pengetahuan sejati dan perilaku, sempurna menempuh sang jalan, pengenal dunia, pelatih terbaik bagi orang-orang yang harus dijinakkan, guru para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Yang Suci.’ Ini disebut kekuatan keyakinan.

(2) “Dan apakah kekuatan kegigihan? Di sini, seorang siswa mulia telah membangkitkan kegigihan untuk meninggalkan kualitas-kualitas tidak bermanfaat dan mendapatkan kualitas-kualitas bermanfaat; ia kuat, kokoh dalam usaha, tidak mengabaikan tugas melatih kualitas-kualitas bermanfaat. Ini disebut kekuatan kegigihan.

(3) “Dan apakah kekuatan rasa malu? Di sini, seorang siswa mulia memiliki rasa malu; ia malu terhadap perbuatan buruk melalui jasmani, ucapan, dan pikiran; ia malu [4] dalam memperoleh kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk. Ini disebut kekuatan rasa malu.

(4) “Dan apakah kekuatan rasa takut? Di sini, seorang siswa mulia memiliki rasa takut terhadap perbuatan salah; ia takut terhadap perbuatan buruk melalui jasmani, ucapan, dan pikiran; ia takut dalam memperoleh kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk. Ini disebut kekuatan rasa takut.

(5) “Dan apakah kekuatan perhatian? Di sini, seorang siswa mulia penuh perhatian, memiliki perhatian dan keawasan tertinggi, seorang yang mengingat apa yang telah dilakukan dan dikatakan yang telah lama berlalu. Ini disebut kekuatan perhatian.

(6) “Dan apakah kekuatan konsentrasi? Di sini, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang siswa mulia masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … [seperti pada 5:14 §4] … jhāna ke empat. Ini disebut kekuatan konsentrasi.

(7) “Dan apakah kekuatan kebijaksanaan? Di sini, seorang siswa mulia adalah bijaksana; ia memiliki kebijaksanaan yang melihat muncul dan lenyapnya, yang mulia dan menembus dan mengarah menuju kehancuran penderitaan sepenuhnya. Ini disebut kekuatan kebijaksanaan.

“Ini, para bhikkhu, adalah ketujuh kekuatan itu.” [Syairnya identik dengan syair pada 7:3.]