easter-japanese

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Gunung Puncak Hering. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu:

“Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian tentang tujuh prinsip ketidak-munduran. Dengarkan dan perhatikanlah. Aku akan berbicara.”1

“Baik, Bhante,” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Dan apakah, para bhikkhu, tujuh prinsip ketidak-munduran itu?

(1) “Selama para bhikkhu sering berkumpul dan sering mengadakan pertemuan, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

(2) “Selama para bhikkhu berkumpul dengan rukun, bubar dengan rukun, dan melakukan urusan-urusan Saṅgha dengan rukun, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

(3) “Selama para bhikkhu tidak menetapkan apa pun yang belum ditetapkan atau meniadakan apa yang telah ditetapkan melainkan menjalankan dan mengikuti aturan-aturan latihan seperti yang telah ditetapkan, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

(4) “Selama para bhikkhu menghormati, menghargai, menjunjung, dan memuliakan para bhikkhu yang adalah para sesepuh, yang telah lama menjadi bhikkhu, telah lama meninggalkan keduniawian, para ayah dan pembimbing Saṅgha, dan berpendapat bahwa mereka seharusnya dipatuhi, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

(5) “Selama para bhikkhu tidak dikuasai oleh ketagihan yang telah muncul yang mengarah pada penjelmaan baru, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

(6) “Selama para bhikkhu bertekad untuk menetap di tempat-tempat tinggal di dalam hutan, [22] maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

(7) “Selama para bhikkhu masing-masing menegakkan perhatian [dengan niat]: ‘Bagaimanakah agar teman-teman para bhikkhu yang berperilaku baik yang belum datang ke sini dapat datang ke sini, dan bagaimanakah agar para bhikkhu yang berperilaku baik itu yang telah datang dapat berdiam dengan nyaman di sini?’ maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.

“Para bhikkhu, selama ketujuh prinsip ketidak-munduran ini berlanjut di antara para bhikkhu, dan para bhikkhu terlihat [kokoh] di dalamnya, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.”


Catatan Kaki
  1. Teks 7:23-27 terdapat pada DN 16.1.6-10, II 76-80. ↩︎