A iv 16
Sārandada
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Bodhi
ShortUrl:
[16]
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Vesālī di Altar Sārandada. Kemudian sejumlah orang Licchavi mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, dan duduk di satu sisi. Sang Bhagavā berkata kepada mereka sebagai berikut:
“Aku akan mengajarkan kepada kalian, para Licchavi, tentang tujuh prinsip ketidak-munduran. Dengarkan dan perhatikanlah. Aku akan berbicara.”1
“Baik, Bhante,” para Licchavi itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Dan apakah, para Licchavi, tujuh prinsip ketidak-munduran itu?
(1) “Para Licchavi, selama para Vajji sering berkumpul dan sering mengadakan pertemuan, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
(2) “Selama para Vajji berkumpul dengan rukun, bubar dengan rukun, dan melakukan urusan-urusan Vajji dengan rukun, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
(3) “Selama para Vajji tidak menetapkan apa pun yang belum ditetapkan atau meniadakan apa yang telah ditetapkan melainkan menjalankan dan mengikuti prinsip-prinsip kuno Vajji seperti yang telah ditetapkan, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
(4) “Selama para Vajji menghormati, menghargai, menjunjung, dan memuliakan para sesepuh Vajji dan berpendapat bahwa mereka seharusnya dipatuhi, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
(5) “Selama para Vajji tidak menculik perempuan-perempuan dan anak-anak gadis dari keluarga mereka dan memaksa mereka untuk hidup bersama, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
(6) “Selama para Vajji menghormati, menghargai, menjunjung, dan memuliakan altar-altar tradisi, baik yang berada di dalam [kota]2 maupun di luar kota, [17]
dan tidak mengabaikan pengorbanan baik seperti yang dipersembahkan kepada altar-altar itu di masa lalu,3 maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
(7) “Selama para Vajji memberikan perlindungan baik, naungan baik, dan penjagaan baik kepada para Arahant, [dengan niat]: ‘Bagaimanakah agar para Arahant yang belum datang ke sini dapat datang ke negeri kami, dan bagaimanakah agar para Arahant itu yang telah datang dapat berdiam dengan nyaman di sini?’ maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.
“Para Licchavi, selama ketujuh prinsip ketidak-munduran ini berlanjut di antara para Vajji, dan para Vajji terlihat [kokoh] di dalamnya, maka hanya pertumbuhan yang menanti mereka, bukan kemunduran.”
Ajaran ini dirujuk pada DN 16.1.5, II 75,23-31. ↩︎
Saya menambahkan “kota” dengan berdasarkan pada kemasan Mp: “terletak di dalam kota” (antonagare ṭhitāni). ↩︎
Mp: “Ketika orang-orang mengabaikan persembahan yang baik, para dewata tidak melindungi mereka, dan bahkan jika mereka tidak memunculkan penderitaan baru, namun mereka meningkatkan penderitaan yang telah muncul, seperti batuk dan sakit kepala, dan sebagainya; dan pada masa perang, orang-orang tidak memiliki sekutu. Tetapi ketika orang-orang tidak mengabaikan persembahan, para dewata melindungi mereka dengan baik, dan bahkan jika mereka tidak memunculkan penderitaan baru, namun mereka melenyapkan penyakit-penyakit lama; dan pada masa perang, orang-orang memiliki sekutu.” ↩︎