easter-japanese

“Para bhikkhu, tanpa meninggalkan enam hal, seseorang tidak mampu merealisasikan Kearahattaan. Apakah enam ini? Keangkuhan, sikap rendah diri, kesombongan, menilai diri sendiri terlalu tinggi, sifat keras kepala, dan merendahkan diri sendiri. Tanpa meninggalkan keenam hal ini, seseorang tidak mampu merealisasikan Kearahattaan.1

“Para bhikkhu, setelah meninggalkan enam hal, seseorang mampu merealisasikan Kearahattaan. Apakah enam ini? Keangkuhan … mencela diri sendiri. Setelah meninggalkan keenam hal ini, seseorang mampu merealisasikan Kearahattaan.”


Catatan Kaki
  1. Mp: “Keangkuhan (māna) adalah menganggap diri sendiri [sebagai lebih baik] berdasarkan kelahiran, dan sebagainya. Sikap rendah-diri (omāna) adalah keangkuhan, ‘aku lebih rendah’ (hīno’ham asmī ti māna). Kesombongan (atimāna) adalah keangkuhan meninggikan diri sendiri. Menilai diri sendiri terlalu tinggi (adhimāna) adalah membayangkan diri sendiri telah mencapai [apa yang sebenarnya belum ia capai]. Sifat keras kepala (thambha) adalah karena kemarahan dan keangkuhan. Merendahkan diri sendiri (atinipāta) adalah keangkuhan ‘aku lebih rendah’ yang muncul pada seorang yang memang lebih rendah.” ↩︎