easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Pada saat itu umat awam perempuan bernama Veḷukaṇṭakī Nandamātā telah mempersiapkan suatu persembahan yang memiliki enam faktor untuk Saṅgha para bhikkhu yang dipimpin oleh Sāriputta dan Moggallāna. Dengan mata dewa, yang murni dan melampaui manusia, Sang Bhagavā melihat umat awam perempuan Veḷukaṇṭakī Nandamātā sedang mempersiapkan persembahan ini dan Beliau kemudian berkata kepada para bhikkhu:

“Para bhikkhu, umat awam perempuan Veḷukaṇṭakī Nandamātā sedang mempersiapkan persembahan yang memiliki enam faktor untuk Saṅgha para bhikkhu yang dipimpin oleh Sāriputta dan Moggallāna. Dan bagaimanakah suatu persembahan memiliki enam faktor? Di sini, si pemberi memiliki tiga faktor dan si penerima memiliki tiga faktor.

“Apakah tiga faktor dari si pemberi? (1) Si pemberi bergembira sebelum memberi; (2) ia memiliki pikiran yang tenteram, dan penuh kepercayaan dalam tindakan memberi; dan (3) ia bersukacita setelah memberi. Ini adalah ketiga faktor dari si pemberi.

“Apakah tiga faktor dari si penerima? Di sini, (4) si penerima hampa dari nafsu atau berlatih untuk melenyapkan nafsu; (5) mereka hampa dari kebencian atau berlatih untuk melenyapkan kebencian; (6) mereka hampa dari delusi atau berlatih untuk melenyapkan delusi. Ini adalah ketiga faktor dari si penerima.

“Demikianlah si pemberi memiliki tiga faktor, dan si penerima memiliki tiga faktor. Dengan cara inilah persembahan itu memiliki enam faktor. Tidaklah mudah untuk mengukur jasa dari suatu persembahan demikian sebagai berikut: ‘Ini adalah arus jasa, arus yang bermanfaat, makanan bagi kebahagiaan – surgawi, matang dalam kebahagiaan, mengarah menuju surga – yang mengarah kepada apa yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan, kepada kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang’; melainkan, ini hanya dianggap sebagai kumpulan jasa yang besar, tidak terhitung, tidak terukur. Seperti halnya tidaklah mudah untuk mengukur air di samudra raya [337] sebagai berikut: ‘Ada berapa galon air,’ atau ‘Ada berapa ratus galon air,’ atau ‘Ada berapa ribu galon air,’ atau ‘Ada berapa ratus ribu galon air,’ melainkan ini hanya dianggap kumpulan air yang banyak, tidak terhitung, tidak terukur; demikian pula, adalah tidak mudah untuk mengukur jasa dari suatu persembahan demikian … melainkan, ini hanya dianggap sebagai kumpulan jasa yang besar, tidak terhitung, tidak terukur.”

Sebelum memberi seseorang bergembira; sewaktu memberi ia mengokohkan pikirannya dalam kepercayaan; setelah memberi ia bersukacita: ini adalah keberhasilan dalam tindakan memberi.

Ketika mereka yang hampa dari nafsu dan kebencian, hampa dari delusi, tanpa noda, terkendali, menjalani kehidupan spiritual, maka lahan persembahan menjadi lengkap.

Setelah membersihkan dirinya sendiri1 dan memberi dengan tangannya sendiri, tindakan derma menjadi sangat berbuah bagi dirinya sendiri dan sehubungan dengan orang lain.

Setelah melakukan perbuatan derma demikian dengan pikiran yang bebas dari kekikiran, orang bijaksana, kaya dalam keyakinan, terlahir kembali di alam bahagia, alam tanpa kesusahan.


Catatan Kaki
  1. Ācamayitvāna. Mp menjelaskan bahwa ini secara literal: ia mencuci tangan dan kakinya dan membersihkan mulutnya. ↩︎