easter-japanese

1

“Para bhikkhu, ada empat jenis orang ini terdapat di dunia. Apakah empat ini? Seorang yang mengarah dari gelap menuju gelap, seorang yang mengarah dari gelap menuju terang, seorang yang mengarah dari terang menuju gelap, dan seorang yang mengarah dari terang menuju terang.

(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang yang mengarah dari gelap menuju gelap? Di sini, seseorang terlahir kembali dalam keluarga rendah – keluarga caṇḍāla, pekerja bambu, pemburu, pembuat kereta, atau pemungut bunga2 - seorang yang miskin, dengan sedikit makanan dan minuman, yang bertahan hidup dengan susah-payah, di mana makanan dan pakaian diperoleh dengan susah-payah; dan ia buruk rupa, berpenampilan buruk, cebol, dan banyak penyakit – buta, pincang, timpang, atau lumpuh. Ia tidak memperoleh makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan; kalung bunga, wangi-wangian, dan salep; tempat tidur, tempat tinggal, dan penerangan. Ia melakukan perbuatan buruk melalui jasmani, ucapan, dan pikiran. Sebagai akibatnya, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan yang buruk, di alam rendah, di neraka. Adalah dengan cara ini seseorang mengarah dari gelap menuju gelap.

(2) “Dan bagaimanakah seorang yang mengarah dari gelap menuju terang? Di sini, seseorang terlahir kembali dalam keluarga rendah … di mana makanan dan pakaian diperoleh dengan susah-payah; dan ia buruk rupa … atau lumpuh. Ia tidak memperoleh makanan … dan penerangan. Ia melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran. Sebagai akibatnya, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga. Adalah dengan cara ini seseorang mengarah dari gelap menuju terang.

(3) “Dan bagaimanakah seorang yang mengarah dari terang menuju gelap? `[86] Di sini, seseorang terlahir kembali dalam keluarga tinggi – keluarga khattiya yang makmur, keluarga brahmana yang makmur, atau keluarga perumah tangga yang makmur – seorang yang kaya, dengan harta dan kekayaan besar, dengan emas dan perak berlimpah, dengan pusaka dan kepemilikan berlimpah, dengan kekayaan dan panen berlimpah; dan ia rupawan, menarik, anggun, memiliki kecantikan sempurna. Ia memperoleh makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan; kalung bunga, wangi-wangian, dan salep; tempat tidur, tempat tinggal, dan penerangan. Ia melakukan perbuatan buruk melalui jasmani, ucapan, dan pikiran. Sebagai akibatnya, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan yang buruk, di alam rendah, di neraka. Adalah dengan cara ini seseorang mengarah dari terang menuju gelap.

(4) “Dan bagaimanakah seorang yang mengarah dari terang menuju terang? Di sini, seseorang terlahir kembali dalam keluarga tinggi … dengan kekayaan dan panen berlimpah; dan ia rupawan … memiliki kecantikan sempurna. Ia memperoleh makanan … dan penerangan. Ia melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran. Sebagai akibatnya, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali di alam tujuan yang baik, di alam surga. Adalah dengan cara ini seseorang mengarah dari terang menuju terang.

“Ini, para bhikkhu, adalah keempat jenis orang itu yang terdapat di dunia.”


Catatan Kaki
  1. Sutta ini, serta perumpamaan-perumpamaan dan syair-syairnya, terdapat pada SN 3:21, I 93-96; baca juga Jilid 1 pp. 60-61. Mp: “Seorang yang dalam gelap (tamo) karena ia memasuki kegelapan dengan terlahir kembali di keluarga rendah, dan seorang yang mengarah menuju gelap (tamoparāyaṇa) karena ia mendatangi gelap neraka melalui perbuatan buruk jasmani, dan seterusnya. Seorang yang dalam terang (joti) karena ia memasuki terang dengan terlahir kembali di keluarga tinggi, dan seorang yang mengarah menuju terang (jotiparāyaṇa) karena ia mendatangi terang surga melalui perbuatan baik jasmani, dan seterusnya.” ↩︎

  2. Baca 3:13. Bersama dengan Ce dan Be saya membaca veṇakule vā nesādakule, tidak seperti Ee nesādakule vā veṇakule. ↩︎