easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di antara penduduk Koliya di pemukiman bernama Sajjanela. Kemudian, pada pagi harinya, Sang Bhagavā merapikan jubah, membawa mangkuk dan jubahNya, dan pergi ke kediaman putri Koliya bernama Suppavāsā, di mana Beliau duduk di tempat yang telah dipersiapkan.1 Kemudian putri Koliya Suppavāsā, [63] dengan tangannya sendiri, melayani dan memuaskan Sang Bhagavā dengan berbagai jenis makanan lezat. Ketika Sang Bhagavā telah selesai makan dan telah menyingkirkan mangkukNya, putri Koliya Suppavāsā duduk di satu sisi. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepadanya:

“Suppavāsā, seorang siswa mulia perempuan yang memberikan makanan memberikan empat hal kepada penerimanya. Apakah empat ini? Ia memberikan kehidupan, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan. (1) Setelah memberikan kehidupan, ia memperoleh kehidupan, apakah surgawi atau manusia. (2) Setelah memberikan kecantikan, ia memperoleh kecantikan, apakah surgawi atau manusia. (3) Setelah memberikan kebahagiaan, ia memperoleh kebahagiaan, apakah surgawi atau manusia. (4) Setelah memberikan kekuatan, ia memperoleh kekuatan, apakah surgawi atau manusia. Suppavāsā, seorang siswa mulia perempuan yang memberikan makanan memberikan keempat hal ini kepada penerimanya.”

Ketika seseorang memberikan makanan yang dipersiapkan dengan baik, murni, lezat, dan penuh citarasa, kepada mereka yang lurus yang luhur dan berperilaku baik, maka persembahan itu, yang menghubungkan jasa dengan jasa, dipuji sebagai sangat berbuah oleh para pengenal dunia.2

Mereka yang mengingat kedermawanan demikian berdiam di dunia ini terinspirasi oleh kegembiraan. Setelah menyingkirkan noda kekikiran dan akarnya, tanpa cela, mereka pergi ke alam surga.


Catatan Kaki
  1. Pada 1:263 ia dinyatakan sebagai yang terunggul di antara para pemberi yang memberikan benda-benda yang baik. ↩︎

  2. Mp mengidentifikasikan “para pengenal dunia” (lokavidūna) sebagai para Buddha. ↩︎