easter-japanese

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Gunung Puncak Hering. Kemudian Upaka Maṇḍikāputta mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepadanya, duduk di satu sisi, dan berkata:

“Bhante, aku menganut suatu tesis dan pandangan sebagai berikut: Jika siapa pun mencari-cari kesalahan orang lain dan sama sekali tidak memperkuatnya, maka ia adalah tercela dan bersalah.”

“Jika, Upaka, siapa pun mencari-cari kesalahan orang lain dan tidak memperkuatnya, `[182] maka ia adalah tercela dan bersalah. Tetapi engkau mencari-cari kesalahan orang lain dan tidak memperkuatnya, maka engkau tercela dan bersalah.”

“Bhante, seperti halnya seseorang dapat menangkap [seekor ikan] yang keluar [dari air] dengan perangkap besar, demikian pula, ketika aku keluar, Sang Bhagavā menangkapku dengan perangkap besar dalam debat.”

(1) “Upaka, Aku telah menyatakan: ‘Ini adalah tidak bermanfaat.’ Sang Tathāgata memiliki ajaran-ajaran Dhamma yang tidak terbatas mengenai hal ini, dengan kata-kata dan frasa-frasa yang tidak terbatas, [dengan menyatakan]: ‘Karena alasan ini dan itu, maka ini adalah tidak bermanfaat.’

(2) “Upaka, Aku telah menyatakan: ‘Apa yang tidak bermanfaat harus ditinggalkan.’ Sang Tathāgata memiliki ajaran-ajaran Dhamma yang tidak terbatas mengenai hal ini, dengan kata-kata dan frasa-frasa yang tidak terbatas, [dengan menyatakan]: ‘Karena alasan ini dan itu, maka apa yang tidak bermanfaat harus ditinggalkan.’

(3) “Upaka, Aku telah menyatakan: ‘Ini adalah bermanfaat.’ Sang Tathāgata memiliki ajaran-ajaran Dhamma yang tidak terbatas mengenai hal ini, dengan kata-kata dan frasa-frasa yang tidak terbatas, [dengan menyatakan]: ‘Karena alasan ini dan itu, maka ini adalah bermanfaat.’

(4) “Upaka, Aku telah menyatakan: ‘Apa yang bermanfaat harus dikembangkan.’ Sang Tathāgata memiliki ajaran-ajaran Dhamma yang tidak terbatas mengenai hal ini, dengan kata-kata dan frasa-frasa yang tidak terbatas, [dengan menyatakan]: ‘Karena alasan ini dan itu, maka apa yang bermanfaat harus dikembangkan.’”

Kemudian Upaka Maṇḍikāputta, setelah merasa senang dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā, bangkit dari duduknya, bersujud kepada Sang Bhagavā, dan mengelilingi Beliau dengan sisi kanannya menghadap Beliau. Kemudian ia mendatangi Raja Ajātasattu Vedehiputta dari Magadha dan melaporkan seluruh percakapannya dengan Sang Bhagavā kepada sang raja.

Ketika ia telah selesai berbicara, Raja Ajātasattu menjadi marah dan tidak senang dan berkata kepada Upaka Maṇḍikāputta: “Betapa beraninya anak pembuat-garam ini! Betapa kasar, betapa lancangnya sehingga berpikir bahwa ia dapat menyerang Sang Bhagavā, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna. Pergilah, Upaka, pergilah! Pergi dari hadapanku!”