easter-japanese

Yang Mulia Sāriputta mendatangi Yang Mulia Mahāmoggallāna dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika mereka telah mengakhiri ramah-tamah itu, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Yang Mulia Mahāmoggallāna:

“Teman Moggallāna, ada empat cara praktik ini. Apakah empat ini? (1) Praktik yang menyakitkan dengan pengetahuan langsung yang lambat; (2) praktik yang menyakitkan dengan pengetahuan langsung yang cepat; (3) praktik yang menyenangkan dengan pengetahuan langsung yang lambat; dan (4) praktik yang menyenangkan dengan pengetahuan langsung yang cepat. Dengan cara praktik yang manakah pikiranmu terbebaskan dari noda-noda melalui ketidak-melekatan?” [155]

“Di antara keempat cara praktik ini, Teman Sāriputta, adalah melalui cara yang menyakitkan dengan pengetahuan langsung yang cepat maka pikiranku terbebaskan dari noda-noda melalui ketidak-melekatan.”1


Catatan Kaki
  1. Mp mengatakan bahwa bagi Moggallāna, ketiga jalan pertama dicapai melalui cara yang menyenangkan dan pengetahuan langsung yang lambat, tetapi jalan Kearahattaan dicapai melalui praktik yang menyenangkan dan pengetahuan langsung yang cepat. Dalam 7:61 terlihat bahwa Moggallāna sering bersusah-payah melawan kantuk dalam praktiknya untuk mencapai Kearahattaan. Ia sering mengalami kemunduran dan membutuhkan bantuan Sang Buddha untuk maju lebih jauh, seperti ditunjukkan dalam SN 40:1-9, IV 262-69. ↩︎