A ii 115
Gajah Jantan Besar
Di terjemahkan dari pāḷi oleh
Bhikkhu Bodhi
ShortUrl:
“Para bhikkhu, dengan memiliki empat faktor seekor gajah jantan besar kerajaan adalah layak menjadi milik seorang raja, perlengkapan seorang raja, dan dianggap sebagai satu faktor kerajaan. Apakah empat ini? Di sini, seekor gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang mendengarkan, yang menghancurkan, yang dengan sabar menahankan, dan yang bepergian.
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang mendengarkan? Di sini, tugas apapun yang diberikan oleh pelatih gajah kepadanya, apakah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak, gajah jantan besar kerajaan itu mendengarkannya, memperhatikannya, mengarahkan seluruh pikirannya, dan menyimaknya. Dengan cara inilah seekor gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang mendengarkan.
(2) “Dan bagaimanakah gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang menghancurkan? Di sini, ketika seekor gajah jantan besar kerajaan telah memasuki suatu pertempuran, ia menghancurkan gajah-gajah dan para penunggang gajah; ia menghancurkan kuda-kuda dan para prajurit penunggang kuda; [117]
ia menghancurkan kereta-kereta dan para kusirnya; ia menghancurkan para prajurit pejalan kaki. Dengan cara inilah seekor gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang menghancurkan.
(3) “Dan bagaimanakah gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang dengan sabar menahankan? Di sini, ketika seekor gajah jantan besar kerajaan telah memasuki suatu pertempuran, ia dengan sabar menahankan tusukan dan bacokan oleh tombak, pedang, anak panah, dan kapak; ia menahankan gelegar tambur, genderang, kulit kerang, dan gendang. Dengan cara inilah seekor gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang dengan sabar menahankan.
(4) “Dan bagaimanakah gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang bepergian? Di sini, seekor gajah jantan besar kerajaan dengan cepat pergi ke wilayah mana pun yang sang pelatih mengirimnya, apakah pernah dikunjungi sebelumnya atau tidak. Dengan cara inilah seekor gajah jantan besar kerajaan adalah gajah yang bepergian.
“Dengan memiliki keempat faktor ini seekor gajah jantan besar kerajaan adalah layak menjadi milik seorang raja, perlengkapan seorang raja, dan dianggap sebagai satu faktor kerajaan.
“Demikian pula, para bhikkhu, dengan memiliki empat kualitas seorang bhikkhu adalah layak menerima pemberian, layak menerima keramahan, layak menerima persembahan, layak menerima penghormatan, lahan jasa yang tiada taranya di dunia. Apakah empat ini? Di sini, seorang bhikkhu adalah seorang yang mendengarkan, yang menghancurkan, yang dengan sabar menahankan, dan yang bepergian.
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu adalah seorang yang mendengarkan? Di sini, ketika Dhamma dan disiplin yang dinyatakan oleh Sang Tathāgata sedang diajarkan, seorang bhikkhu mendengarkannya, memperhatikannya, mengarahkan seluruh pikirannya, dan menyimaknya. Dengan cara inilah seorang bhikkhu adalah seorang yang mendengarkan.
(2) “Dan bagaimanakah seorang bhikkhu adalah seorang yang menghancurkan? Di sini, seorang bhikkhu tidak membiarkan suatu pikiran indriawi yang muncul, melainkan meninggalkannya, menghalaunya, menghentikannya, dan melenyapkannya. Ia tidak membiarkan suatu pikiran berniat buruk yang muncul … suatu pikiran mencelakai yang muncul … kondisi-kondisi buruk yang tidak bermanfaat apa pun yang muncul dari waktu ke waktu, melainkan meninggalkannya, menghalaunya, menghentikannya, dan melenyapkannya. Dengan cara inilah seorang bhikkhu adalah seorang yang menghancurkan.
(3) “Dan bagaimanakah seorang bhikkhu adalah seorang yang dengan sabar menahankan? Di sini, seorang bhikkhu dengan sabar menahankan dingin dan panas; lapar dan haus; kontak dengan lalat, nyamuk, angin, panas matahari, dan ular-ular; ucapan-ucapan yang kasar dan menghina; [118]
ia mampu menahankan perasaan jasmani yang muncul yang menyakitkan, menyiksa, tajam, menusuk, mengerikan, tidak menyenangkan, melemahkan vitalitas seseorang. Dengan cara inilah seorang bhikkhu adalah seorang yang dengan sabar menahankan.
(4) “Dan bagaimanakah seorang bhikkhu adalah seorang yang bepergian? Di sini, seorang bhikkhu dengan cepat pergi ke wilayah di mana ia belum pernah mengunjunginya sebelumnya dalam waktu yang panjang ini, yaitu, untuk menenangkan segala aktivitas, melepaskan segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna. Dengan cara inilah seorang bhikkhu adalah seorang yang bepergian.
“Dengan memiliki keempat kualitas ini seorang bhikkhu adalah layak menerima pemberian … lahan jasa yang tiada taranya di dunia.”