easter-japanese

Yang Mulia Ānanda mendatangi Sang Bhagavā … dan berkata kepada Beliau:

“Bhante, dikatakan: ‘penjelmaan, penjelmaan.’ Dengan cara bagaimanakah, Bhante, penjelmaan itu terjadi?”

(1) “Jika, Ānanda, tidak ada kamma yang matang di alam indria, mungkinkah penjelmaan di alam-indria terlihat?”

“Tidak, Bhante.”

“Demikianlah, Ānanda, bagi makhluk-makhluk yang terhalangi oleh ketidak-tahuan dan terbelenggu oleh ketagihan, maka kamma adalah lahannya, kesadaran adalah benihnya, dan ketagihan adalah kelembaban bagi kehendak dan aspirasi1 mereka untuk tumbuh di alam rendah. Dengan cara inilah terjadi produksi penjelmaan baru di masa depan.

(2) “Jika, Ānanda, tidak ada kamma yang matang di alam berbentuk, mungkinkah penjelmaan di alam berbentuk terlihat?”

“Tidak, Bhante.”

“Demikianlah, Ānanda, bagi makhluk-makhluk yang terhalangi oleh ketidak-tahuan dan terbelenggu oleh ketagihan, maka kamma adalah lahannya, kesadaran adalah benihnya, dan ketagihan adalah kelembaban bagi kehendak dan aspirasi mereka untuk tumbuh di alam menengah. Dengan cara inilah terjadi produksi penjelmaan baru di masa depan.

(3) “Jika, Ānanda, tidak ada kamma yang matang di alam tanpa bentuk, mungkinkah penjelmaan di alam tanpa bentuk terlihat?”

“Tidak, Bhante.”

“Demikianlah, Ānanda, bagi makhluk-makhluk yang terhalangi oleh ketidak-tahuan dan terbelenggu oleh ketagihan, maka kamma adalah lahannya, kesadaran adalah benihnya, dan ketagihan adalah kelembaban bagi kehendak dan aspirasi mereka untuk tumbuh di alam tinggi. Dengan cara inilah terjadi produksi penjelmaan baru di masa depan.

“Dengan cara inilah, Ānanda, terjadi penjelmaan.” [225]


Catatan Kaki
  1. Cetanā patiṭṭhitā patthanā patiṭṭhitā. Mp: “Kehendak kamma dan aspirasi kamma.” ↩︎