easter-japanese

Brahmana Jāṇussoṇī mendatangi Sang Bhagavā … dan berkata kepada Beliau:

“Guru Gotama, siapa pun yang melakukan pengorbanan, persembahan makanan sebagai peringatan, suatu persembahan makanan, atau sesuatu yang akan diberikan harus memberikan pemberian itu kepada para brahmana yang adalah pemilik tiga pengetahuan.”1

[Sang Bhagavā berkata:] “Tetapi bagaimanakah, brahmana, para brahmana menggambarkan seorang brahmana yang adalah pemilik tiga pengetahuan?”

“Di sini, Guru Gotama, seorang brahmana terlahir baik pada kedua pihak ibunya dan ayahnya … [seperti dalam 3:58] … dan [mahir] dalam tanda-tanda manusia luar biasa. Adalah dalam cara ini para brahmana itu menggambarkan seorang brahmana yang adalah seorang pemilik tiga pengetahuan.”

“Brahmana, seorang pemilik tiga pengetahuan dalam disiplin Yang Mulia sangat berbeda dengan seorang brahmana yang adalah seorang pemilik tiga pengetahuan seperti yang digambarkan oleh para brahmana.”

“Tetapi dalam cara bagaimanakah, Guru Gotama, seorang pemilik tiga pengetahuan dalam disiplin Yang Mulia? Baik sekali jika Guru Gotama sudi mengajarkan Dhamma kepadaku yang menjelaskan bagaimana seseorang adalah seorang pemilik tiga pengetahuan dalam disiplin Yang Mulia.”

“Baiklah, Brahmana, dengarkan dan perhatikanlah. Aku akan berbicara.”

“Baik, Tuan,” Brahmana Jāṇussoṇī menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Di sini, Brahmana, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria … [seluruhnya seperti dalam 3:58 hingga:] [167] … Ini adalah pengetahuan sejati ke tiga yang dicapai olehnya. Ketidak-tahuan disingkirkan, pengetahuan sejati muncul; kegelapan disingkirkan, cahaya muncul, seperti yang terjadi ketika seseorang berdiam dengan penuh kewaspadaan, tekun, dan bersungguh-sungguh.

“Seseorang yang sempurna dalam moralitas dan pelaksanaan, yang bersungguh-sungguh dan tenang, yang pikirannya telah dikuasai, terpusat dan terkonsentrasi baik;

“Seorang yang mengetahui kehidupan-kehidupan lampaunya, yang melihat alam surga dan alam sengsara, dan telah mencapai hancurnya kelahiran adalah seorang bijaksana yang sempurna dalam pengetahuan langsung. [168]

“Melalui ketiga jenis pengetahuan ini seseorang menjadi seorang brahmana dengan tiga pengetahuan. Aku menyebutnya seorang pemilik tiga pengetahuan, bukan orang lain yang mengucapkan mantra-mantra.

“Dengan cara inilah, Brahmana, bahwa seseorang adalah pemilik tiga pengetahuan dalam disiplin Yang Mulia.”

“Guru Gotama, seorang pemilik tiga pengetahuan dalam disiplin Yang Mulia sangat berbeda dengan seorang pemilik tiga pengetahuan menurut para brahmana. Dan seorang pemilik tiga pengetahuan menurut para brahmana tidak bernilai seperenambelas bagian dari pemilik tiga pengetahuan dalam disiplin Yang Mulia.

“Bagus sekali, Guru Gotama! … Sudilah Guru Gotama menganggapku sebagai seorang umat awam yang telah berlindung sejak hari ini hingga seumur hidup.”


Catatan Kaki
  1. Mp: Yañña adalah “sesuatu untuk diberikan” (deyyadhamma; walaupun ini telah tercakup oleh poin ke empat); saddha (Skt śrāddha), “makanan untuk mengenang yang mati” (matakabhattaṃ); thālipāka, “makanan untuk diberikan kepada orang-orang baik” (varapurisānaṃ dātabbayuttaṃ bhattaṃ, tetapi menurut SED sv sthālī, sthālīpāka secara lebih spesifik adalah sepiring bubur barley atau nasi yang dimasak dengan susu yang dipersembahkan sebagai suatu persembahan); dan deyyadhamma, “apa pun lainnya yang dapat diberikan.” ↩︎