easter-japanese

1

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu: “Para bhikkhu!”

“Yang Mulia,” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Para bhikkhu, jadilah pelaksana perilaku bermoral dan pelaksana Pātimokkha. Berdiamlah dengan terkendali oleh Pātimokkha, memiliki perilaku dan tempat kunjungan yang baik, melihat bahaya dalam pelanggaran-pelanggaran kecil. Setelah menerimanya, berlatihlah di dalam aturan-aturan latihan.

(1) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku menyenangkan dan disukai oleh teman-temanku para bhikkhu, dihormati dan dihargai oleh mereka,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral, menekuni ketenangan pikiran internal, tidak mengabaikan jhāna-jhāna, memiliki pandangan terang, dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(2) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku memperoleh jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(3) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga pelayanan dari mereka yang memberikan kepadaku jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit dapat berbuah dan bermanfaat besar bagi mereka,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(4) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: [132] ‘Ketika sanak saudara dan anggota keluargaku, setelah meninggal dunia, mengingatku dengan penuh keyakinan dalam pikiran mereka, semoga hal ini berbuah dan bermanfaat besar bagi mereka,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(5) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku puas dengan segala jenis jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(6) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku dapat dengan sabar menahankan dingin dan panas; lapar dan haus; kontak dengan lalat, nyamuk, angin, panas matahari, dan ular; dan gaya bicara yang kasar dan menyinggung. Semoga aku mampu menahankan perasaan jasmani yang telah muncul yang menyakitkan, mencelakai, tajam, menusuk, menyiksa, melemahkan vitalitas seseorang,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(7) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku menjadi seorang yang menaklukkan ketidak-puasan dan kesenangan, dan semoga ketidak-puasan dan kesenangan tidak menaklukkan aku. Semoga aku mengatasi ketidak-puasan dan kesenangan kapan pun munculnya,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(8) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku menjadi seorang yang menaklukkan ketakutan dan kegentaran, dan semoga ketakutan dan kegentaran tidak menaklukkan aku. Semoga aku mengatasi ketakutan dan kegentaran kapan pun munculnya,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(9) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku memperoleh sesuai kehendak, tanpa kesulitan atau kesusahan, keempat jhāna yang merupakan pikiran yang lebih tinggi dan keberdiaman yang nyaman dalam kehidupan ini,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral … dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

(10) “Jika seorang bhikkhu mengharapkan: ‘Semoga aku, dengan hancurnya noda-noda, merealisasikan untuk diriku sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, [133] dan setelah memasukinya, aku berdiam di dalamnya,’ biarlah ia memenuhi perilaku bermoral, menekuni ketenangan pikiran internal, tidak mengabaikan jhāna-jhāna, memiliki pandangan terang, dan mendatangi gubuk-gubuk kosong.

“Ketika dikatakan: ‘Para bhikkhu, jadilah pelaksana perilaku bermoral dan pelaksana Pātimokkha. Berdiamlah dengan terkendali oleh Pātimokkha, memiliki perilaku dan tempat kunjungan yang baik, melihat bahaya dalam pelanggaran-pelanggaran kecil. Setelah menerimanya, berlatihlah di dalam aturan-aturan latihan,’ adalah karena ini maka hal itu dikatakan.”


Catatan Kaki
  1. Ini adalah versi ringkas dari MN 6, I 33-36. MN memasukkan bagian tentang tiga tingkat realisasi yang lebih rendah dan lima pengetahuan langsung duniawi tetapi tidak memasukkan §§5-6 dari sutta ini. ↩︎